Di jual oleh Bapak dan di beli Dosen tampan.
Kinayu, gadis berumur 22 tahun di jadikan sebagai alat penebus hutang. Menjadi istri dari Yudha Prasetya, yang ternyata adalah seorang dosen serta anak dari pemilik kampus tempatnya menimba ilmu.
Kenyataan pahit harus kembali ia terima saat dirinya mengetahui fakta jika ia bukan yang pertama. Bahkan harus tinggal satu atap dengan istri pertama.
Bagaimana kisah rumah tangga mereka?
Apakah Kinayu kuat saat ia tau tujuan Yudha menikahinya?
Ig: weni0192
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon weni3, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Setelah membereskan urusan dengan keluarga bapak Prima, Yudha melajukan mobilnya menuju rumah mewah milik kedua orangtuanya. Rumah keluarga Bapak Damar Prasetya dan juga Ibu Arini.
Sesampainya di sana Yudha langsung mendapatkan tatapan tajam dari kedua orangtuanya. Kabar dirinya yang ingin menikahi Kinayu terdengar oleh kedua orang tuanya lewat asisten pribadi yang bernama Dion.
Yudha menyalami kedua orangtuanya, ia tetap sopan walaupun tau akan ada perdebatan.
"Kenapa harus dia Yudha?" mamah yang sudah tidak tahan ingin bertanya segera melontarkan pertanyaan pertama yang Yudha tau arah pembahasannya.
"Dia perempuan baik-baik Mah." Jawabnya datar dengan pandangan ke depan. Sedangkan Papah masih diam menyimak.
"Tapi dia bukan dari keluarga yang sama derajatnya seperti kita Yudha! apa kata keluarga Silvi nanti jika kamu memilih poligami dengan wanita yang kamu beli karena lilitan hutang orangtuanya!"
"Aku tidak perduli Mah, tujuan awalku untuk memenuhi keinginan Mamah! Aku ingin anak-anakku lahir dari wanita baik-baik. Sekalipun aku harus membeli dia dengan jumlah yang mahal!" tegas Yudha.
"Tapi tidak begitu caranya Yudha, kita orang terpandang yang di hormati. Keluarga Mamah dan Papah menikah dengan keluarga yang bibi bebet bobotnya jelas. Apa kamu tidak berfikir, seleramu turun drastis dari Silvi yang seorang model papan atas sekelas internasional turun ke anak pengusaha furniture yang banyak hutang."
"Dia hanya istri kedua dan aku menikahinya bukan karena cinta dan selera yang Mamah bilang tadi. Lagi pula percuma memiliki istri cantik seorang model tapi tak bisa memenuhi semua kebutuhanku. Bahkan selama 5 tahun menikah dia tak kunjung memberi Mamah cucu kan? dia sibuk dengan dunianya. Jika aku tak memikirkan Mamah dan Papah mungkin sejak dulu sudah aku ceraikan dia."
"Yudha!" sentak Papah.
"Ucapan Yudha benar Pah, andai Papah ada di posisi Yudha, Yudha yakin Papah akan melakukan sesuatu yang lebih dari Yudha. Mamah wanita sempurna, tapi istri yang kalian pilihkan untukku hanya sibuk mengurus dunianya tanpa tau bagaimana suaminya. Begitu Mamah menekanku untuk memberikan kalian cucu. Bagaimana bisa jika istriku jarang pulang?"
Kedua orang tua Yudha terdiam, memang benar Silvia sangat-sangat sibuk. Bahkan tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya Silvi mengakui jika dirinya tak dapat memiliki anak. Sedangkan Yudha adalah pewaris tunggal yang di tuntut kedua orangtuanya memiliki keturunan dari darah dagingnya sendiri.
"Besok aku akan menikahinya, aku tidak meminta kalian datang untuk merestui kami. Yang terpenting tujuanku menikahinya dan memberikan kalian cucu yang banyak dapat terwujud. Anak dari darah dagingku sendiri."
Yudha keluar dari rumah kedua orangtuanya, kepalanya nyeri memikirkan hidupnya yang terlalu di atur hingga ruang geraknya begitu sulit. Selama ini Yudha hanya diam menurut apa yang kedua orangtuanya perintahkan. Hingga ia muak saat dirinya yang terus di cecar dengan permintaan mamah yang menginginkan cucu. Sedangkan istrinya sibuk sendiri dan tak perduli.
Yudha sendiri tidak yakin jika Silvi benar sulit memiliki anak, tapi dia tak ingin banyak bertanya yang berujung perdebatan. Hingga kali ini Yudha berontak, Ia memutuskan mengajar di kampus milik orangtuanya dengan tujuan mencari wanita baik-baik untuk ia jadikan istri kedua.
Ternyata keberuntungan berpihak padanya, di hari pertama mengajar ia mendengar Kinayu yang membujuk Pak Wahyu untuk di beri kesempatan tetap masuk kuliah di tengah tunggakan SPP yang sudah telat 3 semester.
Meminta Dion untuk mencari tau siapa Kinayu hingga ia meminta untuk bertemu Pak prima yang kebetulan sedang mencari pinjaman uang.
Sore hari, Bapak Prima dan keluarga di kejutkan dengan beberapa orang yang datang untuk mendekor rumah mereka. Kinayu melebarkan pandangannya saat bagian depan ruangan di sulap menjadi pelaminan yang begitu Indah. Dia seakan tak percaya, pernikahan ini benar akan terjadi.
Lalu bagaimana dengan Satria...
Kinayu menangis di kamarnya, sejak tadi Satria menghubungi tetapi tak kunjung Kinayu terima. Hatinya bimbang, dia tak tega akan menyakiti pria sebaik Satria. Dua tahun berpacaran harus kandas karna hutang. Hingga panggilan ke empat kali, Kinayu memutuskan untuk mengangkatnya. Kinayu menarik nafas dalam kemudian menatap layar ponsel yang menunjukkan wajah cemas Satria.
"Ya Allah yank, kenapa nggak di angkat sich telpon aku. Aku udah hampir mau ke rumah kamu loh!"
"Maaf, aku tadi ketiduran. Ada apa?"
"Aku mau ajak kamu jalan akhir pekan, udah lama kan kita nggak jalan bareng. Gimana? mau ya?"
"Iya..." Kinayu tak dapat menolak. Padahal besok statusnya saja sudah berubah menjadi istri orang.
"Ya udah kalo gitu kamu tidur lagi ya, aku mau belajar dulu. Mimpi indah cantik...."
"Iya, kamu jangan malam-malam ya tidurnya, biar besok pagi nggak kesiangan."
"Iya sayang, bye....."
Tangis Kinayu pecah saat panggilan sudah ia matikan. "Maafin aku satria, bukan kehendaku untuk menyakiti kamu, aku mencintamu." tangis Kinayu menemani malam terakhirnya menjadi lajang.
Hingga keesokan harinya, Kinayu yang sudah bangun sejak subuh segera menyiapkan diri untuk di rias oleh pihak MUA yang sudah mendatangi kamarnya.
Duduk di depan meja rias dengan tatapan hampa. Merasakan sapuan demi sapuan dari kuas yang kini menghias wajah.
"Mbak Kinayu sudah cantik, tak perlu banyak make up sudah nampak kecantikannya. Natural sekali mbak Kinayu ini, pasti nanti Pak Yudha di buat pangling melihat kecantikan mbak."
"Makasih Tante," jawab Kinayu singkat.
Gaun pengantin sudah membalut tubuh mungilnya, serta sanggul modern dan make up yang menambah kecantikan seorang Kinayu Primaningtyas.
Hatinya berdebar saat Ibu menjemputnya karena mempelai pria sudah datang dan siap melaksanakan ijab kabul. Langkahnya membawa Kinayu turun menuju ruang tengah yang kini menjadi tempat untuknya melaksanakan prosesi sakral dengan pria yang baru ia kenal.
Di dampingi Ibu Kinayu mendekati kursi yang telah di sediakan dan duduk di sebelah Yudha yang tak sekalipun mau menatap.
"Saya terima nikah dan kawinnya Kinayu Primaningtyas binti Bapak Prima dengan mas kawin tersebut di bayar tunai."
Dengan sekali tarikan nafas, Yudha mengucapkan ijab untuk kedua kalinya. Kata sah menggema, semua saksi dan para kerabat serta tetangga yang menyaksikan ikut mendoakan agar pernikahan keduanya di lindungi hingga maut memisahkan.
Air mata Kinayu kembali menetes saat untuk pertama kali ia mencium tangan pria selain bapaknya. Hingga debaran di jantungnya begitu kencang saat benda kenyal singgah di kening begitu dalam.
Begitupun dengan Yudha, hatinya berdesir merasakan hal yang beda ketika mencium kening Kinayu. Kemudian kedua mata mereka sempat bertemu dan dengan cepat Kinayu menundukkan kepala.
Ramah tamah serta ucapan dari semua sanak saudara dan tetangga yang hadir lancar terucap. Kinayu hanya tersenyum dan mengaminkan dalam hati. Walaupun ini pernikahan yang tidak ia inginkan tapi ia bercita-cita untuk menikah sekali seumur hidup.
"Nak Yudha Bapak titip Kinayu ya, jika dia salah tolong tegur dengan baik. Bapak tau dia telah utuh menjadi milik nak Yudha, tapi bapak mohon jangan sakiti dia."
"Akan saya usahakan."
"Bu....." masih dengan gaun pengantinnya Kinayu memeluk ibunya dengan erat. Entah kapan mereka akan kembali bertemu, Ibu pun tak kuasa menahan air mata. Hingga bagus ikut memeluk keduanya.
"Hati-hati ya mbak, kalo ada apa-apa hubungi Bagus," bisik bagus di telinga Kinayu.
Yudha memboyong Kinayu untuk pulang kerumahnya. Membawa dua koper yang berisi beberapa helai pakaian karena Yudha melarangnya membawa banyak serta buku kuliah dan beberapa barang pribadi yang ia anggap penting.
Tepat pukul 8 malam mereka sampai di rumah mewah milik Yudha membuat perasaan Kinayu semakin tak karuan. Langkahnya sempat terhenti hingga suara bariton dari Yudha membuatnya kembali melangkah masuk kedalam rumah besar itu.
"Ayo cepat masuk! biarkan kopernya nanti ada yang mengurus!"
"I...iya."
Kinayu masuk ke dalam rumah, pandangan pertama jatuh pada wanita cantik yang turun dari tangga dan melangkah mendekati.
Plak
"Dasar pelakor!"
terima kasih
saat membacanya aqu 😭😭😭
karna samaa