Pembalasan Danastri
*
*
BRUK! DAGH!
"Ah! Ssshh, sakit, sakit sakit." Pekik Danastri yang baru saja terguling dari atas ranjang dan dahinya terantuk ranjang.
"Pakai bajumu! Ambil cek nya, dan jangan cari aku lagi!" Desis seorang laki-laki dengan raut dingin menatap Danastri yang belum sadar sepenuhnya.
Sesaat sebelum laki-laki tersebut meninggalkan Danastri, ia akhirnya sadar dan menatap sekeliling dengan heran. Punggung laki-laki yang baru saja bicara padanya juga tidak luput dari pandangan matanya.
Tapi dia tidak mempedulikan kepergiannya. Yang ia pedulikan adalah, "Bukankah aku jatuh di dorong dari tebing?" Bisiknya tertahan, dengan keadaan dahi uang sudah memar dan ketidak percayaan, ia akhirnya berdiri dan duduk di atas kasur.
Wajah melongo Danastri benar-benar tidak dapat dikondisikan. "Bukan mimpi, kan? Sial, apa-apaan ini?!" Tanya Danastri pada dirinya sendiri, hampir menangis.
Tapi rasa sakit dan kebenciannya masih jelas terasa, ketakutannya apalagi, benar-benar bisa membuatnya pingsan saat itu juga.
Danastri akhirnya berbalik, menatap nakas dan menatap kalender duduk yang ada disana. "2000?!" Pekik Danastri. "Tidak mungkin, aku? Ini nyata, kan?!" Pekiknya lagi dengan air mata merembes keluar.
Danastri menangis detik itu juga.
Sampai ia puas menangis, dan berdiri dengan penuh ketegasan. Menyadari kenyataan tersebut, ia dengan mata yang penuh tekad dan kedua tangan yang dikepalkan, "Aku akan memulai semuanya lagi! Sanungga, lihat dan tunggu saja!" Desis Danastri penuh kebencian.
Sanungga, orang yang mendorongnya jatuh dari tebing setelah ia diajak berlibur ke salah satu kawasan wisata yang terkenal pada tahun itu. Tapi kemudian Sanungga berpura-pura kelelahan, pusing dan jatuh yang dengan sengaja mendorongkan tubuhnya pada tubuh Danastri hingga ia juga jatuh dan bergelantungan di tebing.
Danastri masih berpikir positif sesaat sebelum Sanungga akhirnya menginjak tangan Danastri yang berpegangan pada ujung tanah yang dijadikan pijakan, akhirnya Danastri menyadari wajah asli Sanungga. Terlebih, ia dengan jelas melihat senyum liciknya. Membuat Danastri marah dan tidak rela.
Akhirnya ia jatuh, dan merasakan sakit yang teramat, tapi begitu bangun, ia terbangun di kamar hotel yang jelas-jelas bukan kamar biasa. Lebih ke kamar vip jika melihat dekor dan luasnya ruangan tersebut.
Danastri ingat, ia memang pernah mengalami hal ini sebelumnya, tetapi ia jelas-jelas bangun sendirian di kamar ini di masa lalu. Tapi baru saja, siapa laki-laki itu tadi?
"AH! AKU TELANJANG!" Teriaknya histeris. Dengan cepat masuk ke dalam selimut dengan wajah panik. "Bukankah laki-laki tadi melihatnya begini juga?!" Lanjutnya tambah frustasi. Ia kemudian mengingat perkataan laki-laki tersebut yang semakin membuatnya berteriak kesal dan frustasi.
Apa-apaan? Dia dijadikan wanita bayaran olehnya? Maksudnya dirinya habis dipakai olehnya?! Bukan begitu?! Pikir Danastri, nelangsa sendiri.
Tapi kemudian ia melihat cek di atas meja di kamar hotel, dekat dengan kalender yang dilihatnya sebelumnya. Melihat angka dan nol di atasnya, matanya jelas membulat sempurna. "50 juta!" Pekiknya lagi, dengan refleks membuka selimut dan mengambil cek tersebut.
"Baiklah, setidaknya ada hal baik." Ucap Danastri, meski kesal, ia tetap akan menggunakan uang tersebut sebagai modal awal bagi kesuksesan dirinya. Tentu saja ia akan membuka bisnis untuk menghidupi diri dan membawa orang tuanya ke kota juga.
Tapi sebelum itu, pertama-tama Danastri bangkit dan mencari pakaian miliknya yang berserakan dilantai, kemudian memakainya. Setelahnya ia duduk dan dengan tekad ia mengatakan. "Balas dendam akan tetap berlangsung, meski aku mulai berbisnis, Sanungga!" Desis Danastri dengan mata memerah.
Ia berjanji, akan membalas rasa sakitnya di masa lalu berkali-kali lipat, pada dirinya sendiri.
"Pukul 10 pagi. Yah, waktu yang tepat." Ucapnya seraya berdiri dan meninggalkan hotel dengan tas berisi cek 50 jutanya, meski sedikit kesulitan berjalan karena rasa sakit di area sensitifnya.
Waktu yang tepat, karena Sanungga sedang mencari dirinya yang hilang kurun waktu tersebut. Dimana Sanungga dan Kartika istri pertamanya akan membawa Danastri ke rumah sakit untuk pemeriksaan rahim.
Benar, ini adalah awal mula ia dipermainkan dikehidupan sebelumnya.
Sudah 6 bulan sejak ia datang ke kota bersama Sanungga yang berpura-pura melamarnya menjadi istri dengan sikap baik. Selama 6 bulan pula, Sanungga tidak pernah menyentuh Danastri dengan berbagai alasan sibuk dan sakit.
Kemudian Danastri dibawa ke rumah sakit olehnya, dan disini Danastri mulai mengenal Kartika. Awal mula jerit kesakitan karena ditipu muncul kepermukaan. Tapi kemudian rasa sakitnya jelas menjadi lebih, dan lebih sakit ketika Danastri tahu jika Sanungga tidak pernah menyentuhnya karena ia hanya akan dijadikan sebagai rahim pengganti.
Benar-benar hanya rahim pengganti. Karena calon bakal bayi yang dikandungnya berasal dari sel telur dan sel sperma milik Kartika dan Sanungga. Danastri benar-benar dijadikan wadah saja, karena Kartika tidak bisa hamil.
Bukannya tidak bisa, tetapi rahimnya lemah, setiap kali hamil ia selalu mengalami keguguran. Alhasil, temannya menyarankan metode fertilisasi in-vitro lewat orang lain. Dan dengan kejamnya, Danastri lah yang ditipu dan menjadi wadah tersebut.
Di masa lalu, proses ini berhasil dan Danastri hamil anak kembar. Membuat pasangan Sanungga dan Kartika memperlakukan Danastri bagai harta berharga yang harus dilayani dan diperlakukan dengan baik.
Danastri terlena oleh kebaikan keduanya, dia perlahan menerima takdir dan ikhlas dengan jalan hidupnya, tapi siapa sangka, setelah anak kembarnya lahir, satu tahun kemudian ia mulai disinisi oleh Kartika, perilaku Sanungga juga mulai berubah-ubah, sampai akhirnya ia diajak berlibur ke tempat wisata lokal yang disetujui Danastri tanpa pikir panjang.
Ia hanya berpikir ini merupakan cara permintaan maaf Sanungga padanya karena bersikap buruk akhir-akhir ini, tidak tahu jika akhirnya ia akan dijahati dan dibunuh, didorong jatuh dari tebing.
"Danastri! Sayang, kau dari mana saja? Aku mencarimu sejak pagi. Apa kau baik-baik saja? Apa yang terjadi kemarin setelah kita pulang dari perjamuan?" Tanya Sanungga dengan panik, menyambut Danastri yang baru saja sampai ke rumah keduanya sejak datang ke kota.
Danastri mencibir dalam hati, dengan sinis mengatai dan memaki Sanungga disana, bahkan memujinya jika aktingnya benar-benar buruk, kenapa ia bisa tertipu dulu?
"Aku keluar membeli sayur, rencananya mau membuat sup pengar agar kau merasa baikan setelah mabuk berat semalam." Ucap Danastri seraya tersenyum dan menunjukkan belanjaan pada Sanungga.
Benar, ia kembali, hanya untuk berganti baju dan mengambil tanda pengenal Sanungga. Ia membutuhkannya untuk mencairkan uang dari cek.
Pada tahun ini, bank tidak gampang percaya pada nasabah. Jadi, Danastri mau tidak mau menyusun rencana ini. Akan mengambil uang dengan berpura-pura sebagai pegawai dari Sanungga Maskeiru, direktur pimpinan perusahaan Maskeiru.
*
*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Mella Dewiswita Diningrat
aq masih bingung dgan awal cerita ini, katanya bereinkarnasi tpi kok ahhh gimna ya pusing aq😇
2024-11-20
0
Ruby
yg ngasih cek org lain kan? knp hrs pake nm sanungga, klo brupa cek itu udah bs lsg di cairkan krna ada tnda tgn dan nm si pemberi cek.
2024-10-15
0
Ajusani Dei Yanti
aku mampir lagi nih thorrrr kuh semangat berkarya
2024-06-26
1