Di balik kehidupan mereka yang penuh bahaya dan ketegangan sebagai anggota organisasi rahasia, Alya, Alyss, Akira, dan Asahi terjebak dalam hubungan rumit yang dibalut dengan rahasia masa lalu. Alya, si kembar yang pendiam namun tajam, dan Alyss, yang ceria serta spontan, tak pernah menyangka bahwa kehidupan mereka akan berubah drastis setelah bertemu Akira dan Asahi, sepupu yang memimpin di tengah kekacauan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azky Lyss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20: Acara dan Sesuatu Yang Terpendam
Hari itu adalah hari yang dinanti-nanti di kampus. Acara tahunan diadakan untuk merayakan pencapaian akademis dan kreativitas para mahasiswa. Panggung besar didirikan di halaman depan kampus, dihias dengan lampu warna-warni dan spanduk-spanduk meriah. Semua orang terlihat bersemangat, termasuk Alya dan Asahi yang ditunjuk sebagai pasangan untuk memerankan acara tersebut.
Sesi Latihan
Sebelum hari H, Alya dan Asahi menjalani sesi latihan di ruang serbaguna kampus. Suasana di dalam ruangan dipenuhi tawa dan kegembiraan saat mereka berlatih. Beberapa teman sekelas lainnya juga membantu, berkontribusi dengan ide-ide kreatif untuk sketsa yang akan mereka tampilkan.
“Baiklah, kita ulang lagi dari awal! Ingat, timing adalah segalanya,” kata Alya, berusaha mengingatkan semua orang akan pentingnya latihan.
Asahi mengangguk sambil tersenyum. “Oke, kali ini aku akan mengingat dialogku dengan lebih baik!” dia bersikeras, dan semua orang tertawa.
Mereka mulai berlatih dengan berbagai sketsa lucu yang menggambarkan situasi sehari-hari di kampus, menyoroti keunikan mahasiswa. Alya dan Asahi tampil sebagai pasangan yang saling menggoda, dengan komedi situasional yang membuat semua orang tertawa terbahak-bahak.
“Jadi, Asahi, apa pendapatmu tentang rencana masa depan kita?” tanya Alya dengan nada serius, membuat penonton tertawa.
“Rencanaku? Hmm, mungkin menjadi pembawa acara sepanjang hidupku… dan tentu saja, mencuri hati seorang gadis!” jawab Asahi dengan senyum nakal.
“Gadis mana yang beruntung itu?” Alya bertanya, pura-pura serius, meski senyumnya tidak bisa disembunyikan.
Setelah beberapa kali latihan, mereka merasa semakin percaya diri. Momen-momen canggung mulai hilang, dan mereka bisa saling berinteraksi dengan lebih alami. Tidak hanya sekadar latihan, tetapi mereka juga menikmati waktu bersama, berbagi tawa dan kisah.
“Jadi, kita sudah siap untuk hari esok?” tanya Alya saat sesi latihan berakhir.
“Siap! Tapi aku berharap bisa melakukannya dengan baik,” jawab Asahi, menatap Alya dengan semangat.
“Jangan khawatir, kita akan bersenang-senang!” Alya menjawab, merasakan kedekatan yang semakin tumbuh di antara mereka.
Acara Kampus
Hari acara tiba, dan Alya dan Asahi berdiri di panggung, merasakan ketegangan yang meliputi udara. Sorakan dan tepuk tangan terdengar menggelegar.
“Selamat datang di acara tahunan kita! Kami adalah Alya dan Asahi, dan kami sangat senang bisa menjadi pembawa acara malam ini!” seru Alya, berusaha mengendalikan rasa gugupnya.
Asahi melanjutkan, “Kami memiliki banyak pertunjukan menarik untuk kalian! Mari kita mulai dengan penampilan pertama!”
Suasana semakin hidup saat semua orang bersiap untuk menyaksikan penampilan. Alya dan Asahi berusaha untuk tetap fokus, meskipun di dalam hati mereka berdua, perasaan yang lebih dalam mulai tumbuh satu sama lain. Alya merasa cemas, tetapi senyum Asahi memberikan ketenangan.
Setelah beberapa penampilan, saatnya untuk Alya dan Asahi mempersembahkan acara spesial: sebuah pertunjukan sketsa yang telah mereka siapkan. Meskipun dengan sedikit rasa canggung, mereka mulai berakting dan saling menggoda dengan penuh percaya diri.
Alya merasakan ketegangan yang menghilang saat mereka bersama. Mereka berbagi glances penuh pengertian dan semangat satu sama lain. Saat pertunjukan berlangsung, mereka berdua tidak bisa menahan tawa ketika melihat reaksi teman-teman mereka di depan panggung.
Setelah penampilan mereka selesai, semua orang merayakannya dengan antusias. Alya dan Asahi berdiri di panggung, merasakan kehangatan dari sorakan teman-teman mereka.
“Kerja bagus! Kalian luar biasa!” seru Alyss yang berdiri di kerumunan, memberi jempol kepada mereka.
Ketika acara berlangsung, Alya berusaha menahan perasaan cemburu yang menggelayuti hatinya. Dia melihat Asahi bercanda dengan teman-teman, tersenyum dan tertawa. Alya bertekad untuk menyampaikan perasaannya pada momen yang tepat.
Setelah acara selesai, saat malam semakin larut dan suasana semakin ceria, mereka semua berkumpul di sekitar api unggun yang dinyalakan di tengah taman kampus. Alya dan Asahi duduk bersebelahan, berbagi cerita dan tawa.
“Terima kasih untuk malam ini, Asahi. Aku senang bisa berbagi momen ini bersamamu,” kata Alya dengan tulus.
“Aku juga, Alya. Kalian semua luar biasa. Rasanya seperti kita satu tim,” jawab Asahi sambil menatapnya dengan hangat.
Saat mereka saling menatap, momen itu terasa begitu spesial. Di antara tawa dan keramaian, Alya merasa ada peluang untuk mengungkapkan perasaannya. “Asahi, aku…,” dia mulai, tetapi suara ramai dari teman-teman membuatnya ragu.
“Ayo kita ambil makanan ringan!” seru Alyss yang mendekati mereka, menarik Alya dari momen itu.
Meskipun Alya merasa kecewa, dia tahu bahwa ada saatnya untuk mengungkapkan perasaannya. Mereka semua duduk bersama, menikmati makanan dan bercanda. Saat itulah, Alya melihat Akira dan Alyss saling bertukar pandang, sebuah kedekatan yang membuatnya merasa cemburu lagi.
Namun, saat itu juga, Asahi menoleh kepada Alya. “Hey, mari kita buat kenangan baru malam ini!” serunya, dan Alya merasa semangatnya kembali.
Dengan canda tawa dan kebersamaan, malam itu diakhiri dengan rasa harapan baru. Meskipun perasaan mereka tersembunyi, cinta dan persahabatan di antara mereka semakin menguat. Saat perayaan berlanjut, Alya berjanji pada dirinya sendiri untuk mencari waktu dan tempat yang tepat untuk mengungkapkan perasaannya kepada Asahi.