Dave Grohl Mahardika pria berusia 28 tahun yang merupakan mafia yah terkenal kejam dan pembawaan yang sangat dingin.Tak ada wanita yang bisa menaklukkan kulkas dua pintu itu.
Hingga suatu hari kejadian tak terduga membuatnya harus menikahi seorang gadis.Prinsip menikah setelah adiknya menikah itu hancur sudah.
Bagaimana rumah tangganya?, apakah akan ada cinta atau justru berpisah?.Yuk simak kisahnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Novi Zoviza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pernikahan dilanjutkan
"A-apa?",pekik Mela.
Wanita itu terlihat pucat pasi, kenapa dia bisa memerintahkan tamu dari pemilik Mansion ini.Dia pikir Juwita adalah salah satu anak pelayan di mansion ini.
"Nona... sudah!,jangan di lanjutkan lagi!",ujar kepala pelayan meminta Juwita menghentikan pekerjaannya.
"Tapi ini--
"Saya mohon Nona,dia bisa dipecat jika Tuan tau semaunya",ujar kepala pelayan.
"Baiklah Bik",jawab Juwita.
Juwita menyingkirkan, kepala pelayan meminta pelayan yang lain untuk melanjutkan pekerjaan Juwita.
Sementara Juwita membawa nasi goreng buatannya ke meja makan dan memakannya dengan begitu lahap.Perutnya benar benar lapar sehingga ia tak mempedulikan tatapan pelayan yang menatapnya tak terbaca.
"Nona...jika anda lapar,anda bisa meminta salah satu pelayan untuk memasak.Bukan dengan memasak sendiri begini",ujar kepala pelayan.
"Bik maaf,bisa kita bicara nanti.Aku sangat lapar sekali sekarang",jawab Juwita menghentikan suapannya.
"Maafkan saya Nona",ujar kepala pelayan lalu memilih pergi dari meja makan dan memerintahkan pelayan untuk membuat makanan lainnya dengan cepat.
Juwita melongo saat ia hampir menyelesaikan makannya melihat beberapa pelayan menata makanan dihadapannya. Gadis itu mengerutkan kening melihat semua makanan yang terhidang diatas meja.
"Bik...apakah Pak Dave akan pulang?",tanya Juwita.
"Tidak Nona,Tuan sangat jarang makan di sini",jawab kepala pelayan.
"Lalu ini semua?",tanya Juwita.
"Untuk anda Nona",jawab kepala pelayan membuat Juwita terjingkat kaget.
"What?.Aku sudah kenyang Bik",ujar Juwita masih dengan keterkejutannya.Yang benar saja ia harus menghabiskan makan sebanyak ini.
"Di cicipi sedikit saja Nona",ujar kepala pelayan.
Juwita menghembuskan nafas beratnya,jika ia makan sedikit lagi bisa bisa perutnya meledak saat itu juga.Mau tak mau Juwita mengambil sedikit makanan lalu memakannya.
"Bik...maaf aku tidak bisa menghabiskannya", ucap Juwita.
"Tidak apa apa Nona nanti--
"Berikan saja pada pelayan lainnya Bik,mubazir jika dibuang",ujar Juwita berdiri dari duduknya berniat membawa piring bekasnya ke belakang.
"Nona... tinggalkan saja piring itu disana!",ujar kepala pelayan.
"Tapi Bik--
"Biar pelayan yang lain mengerjakannya nanti",ujar kepala pelayan.
"Oh baiklah Bik",jawab Juwita lalu beranjak pergi meninggalkan ruang makan itu menuju kamarnya kembali.
Ia bosan saat ini,tak ada kegiatan apapun.Biasanya jam segini ia sudah berkutat di depan komputer mengejarkan pekerjaaannya.Tentang pekerjaaannya Papanya sudah melayangkan cuti kerja untuknya pada Zaki karena hari ini sebenarnya ia akan menikah.Jadi ia tak ambil pusing jika hari ini tidak masuk kerja.
Mengingat tentang pernikahannya entah apa yang terkini dirumahnya saat ini.Orangtuanya pasti malu karena undangan yang sudah disebarkan.
Juwita memang bukan anak tunggal,ia memiliki seorang Kakak perempuan yang bekerja pada perusahaan papanya.Tapi entah kenapa Papanya malah memintanya menikah lebih dulu dan melangkahi Kakaknya.Itu karena Kakaknya belum mau menikah dan memilih mengejar karirnya.
***
Sementara itu Dave saat ini sedang berada di kantor pusat.Kedatangan pria itu membuat para pengagum pria itu heboh bukan main.Namun pria itu terlihat santai dan tak menghiraukan para wanita yang menatapnya.
Ya selain Zaki, diperusahaan ini Dave juga memiliki penggemar, apalagi Zaki sudah menikah membuat wanita yang dulu memuja pria itu beralih memuja Dave.Tapi sikapnya dan Zaki sebelas dua belas tak ada bedanya.
Dave memasuki ruangan meeting bersama sekretarisnya.Dan tak lama CEO perusahaan itu datang bersama sekretarisnya,Adi.
"Pak Dave apa kabar",sapa Adi.
"Baik...",jawab Dave menganggukkan kepalanya.
Adi tak lagi berbicara,ia tau betul jika mantan rekan kerjanya itu sangat irit berbicara.Pria yang juga tampan itu sedikit lebih humbel dari pada Dave.Namun soal wanita ia cukup sulit untuk didekati karena baginya wanita makhluk yang ribet dan harus dihindari.
Meeting berjalan lancar,tak ada permasalahan berarti.Kini di ruangan itu tinggal Dave dan Zaki juga sekretaris mereka membereskan berkas yang berserakan diatas meja.
"Dave kamu sudah menemukan titik terang keberadaan Juwita",tanya Zaki.
"Kamu kembalilah ke perusahaan lebih dulu,tolong gantikan saya untuk pertemuan kita dengan klien",ujar Dave pada sekretarisnya.
"Baik Pak",jawab sekretarisnya itu.
Adi juga melakukan hal yang sama keluar dari ruangan itu membiarkan atasannya berbicara empat mata dengan Dave.
"Bagaimana dengan kelanjutan pernikahannya Pak.",tanya Dave tanpa menjawab pertanyaan Zaki.
"Entahlah,aku malas untuk datang",jawab Zaki.
"Mungkin batal", timpal Zaki.
"Semoga",jawab Zaki.
Ting
Bunda
[Zaki... pernikahannya tetap dilanjutkan dengan Jenita sebagai penggantin penggantinya,kamu kesini kan?]
**Maaf Bunda... mungkin resepsinya saja,Zaki lagi ada meeting**.
"Pernikahan itu dilanjutkan dan Kakak Juwita yang menggantikannya",ujar Zaki.
"Soriusly?",tanya Dave.
"Ya....", angguk Zaki.
Dave mengumpati kedua orangtua Juwita dalam hatinya.Ia tak habis pikir dengan jalan pikiran kedua orangtua Juwita yang rela menukar kebahagiaan sang anak dengan kerja sama perusahaaan.
"Juwita ada di mansion saya Pak",jawab Dave.
"Dave kamu?",Zaki menatap Dave dengan raut keterkejutannya.
"Ya...",jawab Dave menceritakan pertemuannya dengan Juwita dan juga tentang Juwita pergi ke club' dengan pakaian terbuka.
"Aku sudah menduganya Dave,jika Juwita bersamamu",ujar Zaki.
"Kamu akan panik jika tau Juwita pergi dari rumahnya.Tapi saat aku meneleponmu kamu terdengar biasa saja", timpal Zaki.
"Aku hanya menolongnya karena dia sepupu anda Pak",jawab Dave.
"Hehehe... sampai kapan kamu bersikap keras kepala seperti ini Dave.Jika menyukainya aku mendukungmu",ujar Zaki.
"Tidak akan",jawab Dave yang merasa tak memiliki perasaan apapun pada Juwita.
"Jangan sampai dia pergi jauh baru kamu merasa kehilangan",ujar Zaki berdiri dari duduknya meninggalkan Dave.
Dave memang merasa tak memiliki perasaan pada Juwita.Buktinya saat mereka tak lagi satu kantor pria itu biasa saja dan tak merasa kehilangan sedikitpun.Sepupu Juwita itu memang aneh menurut Dave.
Pria itu bangkit dari duduknya lalu melangkah meninggalkan ruangan itu untuk kembali ke perusahaan.Pekerjaannya sangat banyak hari ini.Besok adiknya pulang dan ia ingin meluangkan waktu untuk sang adik jadi ia memutuskan untuk lembur malam ini agar besok bisa menikmati hari dengan Daveena.
"Pak Dave..."
Dave menghentikan langkahnya saat seseorang memanggilnya.Pria itu menatap datar wanita yang berjalan menghampirinya.
"Ada apa?",tanya Dave dengan suara beratnya.
"Oh...a-aku hanya ingin memberikan ini",ujar wanita itu sedikit gugup menyerahkan buket bunga mawar pada Dave.
Dave hanya menatapnya saja tanpa berniat untuk mengambil buket bunga itu.Wanita ini terlalu berani menurut Dave.
"Kau berikan saja pada pria lain",jawab Dave lalu melangkah meninggalkan wanita itu yang tampak kecewa.
"Tak semudah itu mendapatkannya Alin", ledek Adi yang kebetulan melihat kejadian itu.
"Huuffhh...ya aku tau",jawab Alin lalu melangkah lesu meninggalkan Adi yang menatap iba.
"Wanita yang malang",gumam Adi.
...****************...