Dia bukannya tidak sayang sama suaminya lagi, tapi sudah muak karena merasa dipermainkan selama ini. Apalagi, dia divonis menderita penyakit mematikan hingga enggan hidup lagi. Dia bukan hanya cemburu tapi sakit hatinya lebih perih karena tuduhan keji pada ayahnya sendiri. Akhirnya, dia hanya bisa berkata pada suaminya itu "Jangan melarangku untuk bercerai darimu!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Geisya Tin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Keesokan harinya, Shima dijemput oleh Candra dan langsung membawanya ke bandara. Kedatangan rombongan mobil mewah, yang mampu bermanuver di jalan pegunungan, menyita perhatian banyak orang.
“Shima, kamu yakin dengan semua orang ini, mereka gak akan melukai kita?” tanya Nadisa.
“Gak! Kan, ada Candra!”
Awalnya juga Nadisa menolak, akan tetapi dia terpaksa mengikuti keinginan Shima. Sahabatnya itu percaya dengan Deril dan apa yang dilakukan pria itu padanya.
Dia sendiri yang meminta Deril menciptakan kehebohan di desa.
Shima tadinya mengira Deril akan datang dengan mobil yang biasa dipakainya sehari-hari. Lingkungan di sana memang pedesaan, tapi, bukan berarti jalanan yang mereka lalui itu jelek. Jadi, mobil apa pun tidak masalah.
Ternyata yang datang menjemput bukan hanya Deril atau Candra, itu seperti satu peleton pasukan khusus, yang menjaga bos dari serangan berbahaya.
Deril selalu berlebihan kalau soal Shima sejak dari dulu.
“Enak, kan? Kita pulang gratis, naik jet pribadi lagi,” kata Shima sambil menepuk bahu Nadisa dan menenangkannya.
Nadisa mengangguk, dia hanya tidak terbiasa saja dengan perlakuan seperti itu, seolah dirinya putri raja.
“Kenapa kamu memintanya menjemput? Apa kamu mau rujuk?” katanya.
Mereka masih dalam perjalanan, bukan hanya Shima yang terkejut dengan pertanyaan Nadisa, tapi Candra juga. Sampai-samoai pria itu menoleh pada kaca kecil yang di depannya untuk melihat reaksi Shima.
“Kalau aku rujuk, terus gimana sama Karina?” jawab Shima tanpa ekspresi wajah yang berarti.
Shima berencana untuk berada di sekitar Deril bukan untuk kembali padanya, melainkan untuk, mengetahui dalang di balik kejadian yang dialami keluarganya.
Dia masih belum mengetahui kebenaran tentang ayahnya. Namun, dari sikap Deril yang mengutus anggota khusus pengamanan itu, membuatnya mengerti. Meskipun Deril mengabaikannya, tapi masih saja khawatir akan keselamatan dirinya.
Shima tidak mengatakan secara detil kepada Nadisa tentang, apa yang dituduhkan Deril selama ini kepada sang ayah. Sehingga, pria itu membiarkan Shima, susah payah sendiri dalam membiayai pengobatannya.
Sikap Deril memang membingungkan semua orang.
Setelah menyelesaikan perjalanan panjangnya hari itu, Shima kembali ke apartemen dan Nadisa kembali ke rumahnya.
“Nona, jangan dijadikan masalah, Tuan tidak ikut menjemput hari ini karena, sedang ada masalah di kantor,” kata Candra, begitu Shima turun dari mobil.
Shima mengangguk karena mengerti waktu Deril sangat berharga.
“Aku mengeti, seharusnya dia tidak perlu berlebihan seperti ini! Tapi, Pak Candra, terima kasih, ya?” kata Shima, setelah melihat mobil pengamanan, pergi menjauh satu demi satu dari hadapannya.
#####
Sementara itu, Deril tengah berada di rumah, ada ayah dan ibunya yang sengaja pulang karena undangan dari Karina.
Perempuan itu memberitahukan kepada mantan mertuanya kalau dia akan mengadakan pesta. Beberapa hari lagi, ulang tahun anak pertamanya dengan Gani Arta akan segera tiba.
Selain itu, dia ingin menyampaikan sesuatu yang dia pikir, sangat penting untuk dibahas demi masa depan cucu mereka.
Deril duduk tenang di samping Karina, ada juga ibu tirinya, sementara di hadapannya ada Leni dan Handi Pratama.
Sebenarnya Deril ingin pergi menjemput Shima pagi tadi. Namun, ada hal yang terjadi hingga, dia terpaksa membiarkan asisten pribadinya itu, pergi seorang diri. Meski begitu, dia sudah melakukan pengamanan seperlunya untuk Shima agar perempuan itu selamat sampai ke apartemennya.
Mengingat daerah yang dikunjungi sangat terpencil, Deril khawatir, jika ada hal buruk yang terjadi pada Shima di desa.
Di ruang tamu rumahnya, Erin dan Karina tampak bersedih setelah mengatakan niat mereka yang ingin mendapatkan ayah untuk Freya.
“Deril, aku harap kamu mau menikah dengan anakku! Aku pikir kamu sudah seharusnya menikah dengan Karina, toh kamu sudah bercerai dengan Shima!” kata Erin, sambil menghapus air mata di pipinya.
Erin dan Karina sengaja datang ke rumah keluarga Deril begitu mendengar kedua orang tua Gani Arta, singgah ke negaranya.
Karina memiliki keinginan dan hanya akan terwujud dengan cara membujuk mertuanya. Dia tidak khawatir soal Erin, karena ibu tirinya itu pasti akan menuruti apa pun kemauannya.
Seperti itulah Erin pada Karina, yang selalu memanjakannya sejak kecil demi mengambil hatinya. Padahal, dia memiliki anak sendiri dari pernikahannya dengan Erman yang bernama Edi. Namun, kebiasaan memanjakan Karina sudah mendarah daging baginya.
Sejak kejadian di cafe dua pekan yang lalu, Karina merasa perlu mengikat Deril dengan sebuah hubungan agar pria itu tidak kembali pada Shima.
Bukankah mengherankan kalau seorang laki-laki masih cemburu pada mantan istri.
Karina melihat dengan jelas bagaimana sikap Deril, yang tidak rela saat ada pria lain mendekati Shima.
Karina tahu Shima dan Deril sudah bercerai. Dia melihat sendiri selembar surat gugatan perceraian Shima di atas meja kerja Deril, saat dia berkunjung ke kantornya.
Namun, melihat tingkah Deril yang masih sangat posesif, membuatnya khawatir, jika Deril melupakan dirinya. Dia menggunakan Freya sebagai alasan terbesarnya.
“Deril, anak kita butuh seorang ayah, dia akan sedih kalau tumbuh besar tanpa kehadiran ayahnya! Apa permintaanku ini berlebihan? Semua demi Freya, dia anak kakakmu dan sekarang dia sudah tiada, apa kamu tega dia jadi anak yatim?” kata Karina.
“Deril, kenapa kamu gak bilang sama Ayah kalau sudah bercerai dengan Shima?” kata Handi heran pada sikap anaknya.
Bagaimana bisa Deril dengan mudah memutuskan hubungan, dengan orang yang sangat dicintainya.
“Ayah, aku hanya memberikan apa yang dia inginkan,” jawab Deril seolah tidak ada beban.
Handi tidak mengerti jalan pikiran Deril, yang masih mencintai Shima tapi, rela melepaskannya. Namun, sebagai lelaki, dia yakin kalau anaknya itu tidak melepaskan menantu begitu saja.
“Bu Erin, maaf kalau saya bertanya sebelumnya, apa pernah anak saya menjanjikan sesuatu pada Karina, sebab saya tahu, Deril ini sangat mencintai Shima,” kata Leni.
“Bu Leni, apa perlunya cinta kalau pada kenyataannya mereka sudah bercerai? Bukankah Karina dan anaknya jauh lebih membutuhkan Deril?” jawab Erin.
semoga mendapatkan lelaki sederhana walaupun tidak kayak raya tapi hidup bahagia
aku cuma bisa 1 bab sehari😭