Pernikahan Arika dan Arian adalah pernikahan yang di idam-idamkan sebagian pasangan.
Arika begitu diratukan oleh suaminya, begitupun dengan Arian mendapatkan seorang istri seperti Arika yang mengurusnya begitu baik.
Namun, apakah pernikahan mereka akan bertahan saat sahabat Arika masuk ke tengah-tengah pernikahan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon skyl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
~Part 30 ~Arian vs Raiden~
"Kita emang udah enggak bisa sama, mas. Ayo tanda tangani dan hidup bahagia dengan keluarga kita masing-masing, mas. A-ku udah punya anak dengan suami aku yang sekarang." Arika sangat berat mengatakannya tapi dia harus.
"Anak?" tanya Arian.
"Kami sudah mempunyai anak, mas. Ayo berpisah, mas."
"Anak kalian?"
Arika mengangguk dia mengenggam tangan Raiden sangat erat.
"Mari bertanda tangan, pak," ucap Raiden dengan nada tenang.
Namun, Arian tidak peduli dengan Raiden. Ia menatap Arika dengan wajah tak menyangka.
"Kamu bohongkan? Mas bisa tau Arika, kamu bohong. Tidak mungkin kamu nikah sama laki-laki lain, karena kamu cuma mencintai mas."
"ITU DULU MAS, DULU AKU MENCINTAIMU, TAPI MENYIA-MENYIAKANNYA" teriak Arika. "Buat apa aku mencintai lelaki sepertimu? Wanita mana mas yang rela di madu, apalagi bermadu dengan sahabatnya sendiri. Jangan sok merasa tersakiti, aku kek gini itu juga ulah kamu."
Arian terdiam. Dada Arika naik turun, hal itu membuat Raiden khawatir.
"Saya harap anda bisa datang pengadilan besok, tidak ada yang harus dipertahani. Kalian harus pisah, jika anda tidak datang besok maka saya akan membawa masalah ini kepihak berwajib, saya mempunyai banyak bukti untuk mencobloskan kalian ke dalam penjara," tekan Raiden.
Lelaki itu menarik tangan Arika keluar dari rumah mantan suaminya.
"Arika, mas tidak mau pisah!" teriak Arian. "Lepasi tangan istri gue, lo enggak berhak nuntut dia!"
"Istri? Kalian sudah berpisah talak dua, kalian bukan suami istri lagi dan dia istri saya. Saya berhak semua tentang wanita saya!" tegas Raiden dengan mata menyalanya menatap Arian.
"Saya harap kamu bisa secepatnya sadar. Anda orang terpandang, berani satu lagi anda menyetuh istri saya, dan menganggap dia masih istrimu. Maka seluruh media sosial akan tau watak aslimu dan jangan bayangkan jika dirimu jatuh miskin."
"Lihat wanita yang kau sakiti ini. Apakah dia berbicara di publik, menjelek-jelekkan mu?Mencari pembelaan dan keadilan ke publik? Tidak, dia menyembunyikan semuanya, dia rela di kejar wartawan tak ingin memberi klarifikasi. Dan itu semua dia lakukan agar nama baikmu masih bersih."
"Tanda tangani surat perceraian dan datang ke pengadilan besok, saya tunggu anda di sana. Anda tidak datang, berarti anda sudah siap mendapatkan apa yang saya ucapkan tadi."
Setelah berbicara panjang lebar, Raiden menuntut Arika masuk ke dalam mobil.
Arian terdiam. Melihat mobil yang di tumpangi Arika sudah menjauh dari perkiraan rumahnya.
"Arghhh..." Arian berteriak mengacak-acak rambutnya.
Raiden menghentikan mobilnya. Ia membawa Arika ke dalam pelukannya.
"Menangislah, jangan ditahan. Aku enggak suka kamu menahan tangismu, memendangnya sendiri. Ada aku Arika, calon suami kamu, yang selalu akan ada buat kamu dari sekarang hingga hari esok dan seterusnya."
"A-ku enggak kuat, mas."
"Kamu enggak bisa di bagian mana, Arika? Apakah kamu masih berharap sama lelaki bejat itu?"
Arika buru-buru menggeleng.
"Aku takut nanti mas Arian tahu kalau Arvi dan Shaka anaknya. Aku enggak mau dia tau, mas. Aku enggak mau mereka tau ayah kandung mereka, dan mas Arian tau mereka berdua anaknya."
"Tidak akan, Arian tidak akan tau jika mereka anaknya. Arvi dan Shaka anak kita, Arika. Kita yang membesarkannya."
Arika mengangguk, dia memeluk tubuh Raiden. Mencari kenyamanan di pelukan lelaki itu.
"Makasih, mas."
"Makasih buat apa, sayang?"
"Kamu mau nerima status aku yang mempunyai anak."
Raiden tersenyum, ia memegang kedua pipi kekasihnya itu.
"Aku mencintaimu saat Arvi dan Shaka masih bayi, dan aku mencintaimu karena mereka. Andai bukan karena mereka, kita tidak akan pernah bertemu. Aku tidak akan mengatahui ada wanita sebaik dan semulia ibu dari anak-anak aku. Aku mencintai mereka berdua sama rata denganmu dan mama."
"Aaa, soswit." Arika tertawa dan mengunyel pipi kekasihnya itu. "Emang boleh sebucin ini padahal umur udah tua."
"Mana ada tua, kita masih 35 tahun. Itu enggak tua, buktinya kita masih kek anak abg. Kita di samping Arvi dan Shaka pun, enggak bakal ketahuan kita orang tuanya."
"Dih narsis." Arika mencibik membuat Raiden tertawa.
Raiden kembali menyalahkan mobilnya dan melajukannya.
Arika tersenyum menatap Raiden yang fokus menyetir.
"Perfect, hidungnya, bibirnya, matanya dan kulitnya. Astaga bagaimana nanti sempurnanya anakku." Arika membayangkan jika memiliki anak bersama dengan Raiden, Arian yang jauh di belakang Raiden pun masih memiliki bibit unggul seperti Arvi dan Shaka, tapi bagaimana jika Raiden? Enggak bisa dibayangkan.
Raiden menoleh, Arika tidak sadar jika kini lelaki yang sedang dia pandang juga tengah menatapnya.
"Aku tau sayang, kalau calon suamimu ini ganteng. Kamu pasti mikir gimana anak kita nanti."
Arika terkejut, langsung membalikan wajahnya karena malu.
"Kenapa dia tau?"
jangan sampe ya ansk2 Arka jatuh cinta ke ank Ema, kr mereka satunya cuma beda ibu/Cry//Cry/
hari ini juga dobel up, ya.
Arian memang oon dan tak punya hati
rasain, siapa anak yang dilahirkan Ema bukan anakmu. Ema dan Arian makin bagai neraka rumah tanggamu, ternyata Arika memiliki anak, tuduhan ibumu dan a jika dia mandul tak terbukti bahkan menganding anakmu Arian, selamat menikmati penderitaan yang kai ciptakan sendiri bersams Ema Arian.