NovelToon NovelToon
Penguasa Benua Teratai Biru

Penguasa Benua Teratai Biru

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Fantasi Timur
Popularitas:49.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yudhistira

Dunia kultivator.
Yang kuat menindas yang lemah, yang lemah menjadi abu sehingga setiap orang berusaha untuk menjadi kuat.

Di Klan Qing.
Seorang pemuda yang ternyata memiliki takdir langit terlahir dengan fisik yang lemah, sehigga menjadi bahan ejekan para murid klan lainnya. Keberadaanya yang di pandang sebelah mata tiba-tiba mengejutkan semua orang.
Bagaimana kisah perjalanan hidupnya? Simak terus ya Kak PBTB.


Karya ini hadir terinspirasi oleh author-author keren yang ada di mangatoon. Terima kasih kepada Shujinkouron. 🙏.

👉 Belum di perbaiki. 🙏

Terima kasih. 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yudhistira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11. Jenius Klan Qing

Para penonton yang tidak berasal dari klan utama tidak  memahami   adegan tersebut. Mereka semua dibuat penasaran dengan berbagai pertanyaan.

Tiba-tiba Qing Peng dan istrnya Ling Yun terbang ke arena. Mereka berdua sudah tidak dapat lagi menahan diri, terutama Qing Peng yang sangat merindukan puteranya tersebut.

Keajaiban benar - benar terjadi, putranya telah bertumbuh, dan bahkan menjadi seorang pendekar tingkat langit dalam waktu yang singkat.

Jiwanya bergetar. Tanpa dapat berkata-kata lagi langsung memeluk putra semata wayangnya tersebut dengan erat. Matanya berkaca- kaca.

"Ayah, aku sangat merindukanmu." ucap Qing Ruo pelan membuat jiwa Qing Peng bergetar hangat.

"Haha... Putraku kau sungguh luar biasa." ucapnya sambil tertawa.

Ling Yun memeluk putranya dengan perasaan penuh kasih sambil mengusap-usap kepalanya. "Ruo er." ucapnya lembut.

Walaupun kini putranya sudah menjadi pria tampan nan gagah, dengan kultivasi yang tinggi,  Ling Yun selalu menanggapnya sebagai bayi kecilnya. .

"Ayah, Ibu, aku pulang." ucap Qing Ruo dengan mata berkaca-kaca.

Sebenarnya saat memasuki arena pertempuran dirinya sudah melihat ayah dan ibunya, tetapi dirinya menahan diri untuk tidak menunjukan dirinya karena ingin terlebih dahulu membuktikan diri, bahwa dirinya bukan sampah.

Pertemuan keluarga di atas arena pertempuran itu membuat para penonton merasakan kehangatan dalam hatinya.

Akhirnya suara penonton pecah.

"Ternyata pemuda itu adalah putra Qing Peng  seorang pahlawan Klan.  Sungguh luar biasa. Buah  jatuh tidak jauh dari pohonnya." ucap para penonton senang.

"Keberadaannya akan memberi pengaruh yang luar biasa pada klan Qing kita

" ucap penonton lainnya bangga.

Diatas arena, Qing Ruo mencoba mencari wajah yang sangat dirindukannya. Tatapannya terhenti pada kursi kehormatan para murid. Tampak  gadis cantik bergaun merah dengan mata indah dan senyum manis yang selalu menghiasi bibirnya juga menatap kearah Qing Ruo.

Untuk beberapa saat,  tatapan mereka bertemu.

Tiba-tiba gadis itu menegang. Wajahnya yang cantik tiba-tiba bersemu merah. Dengan kikuk gadis itu berusaha menunjukan senyum terbaiknya. Akhirnya pria yang dirindukannya muncul.

Qing Ruo juga menatapnya dengan memberikan senyuman terbaik lalu menganggukan kepalanya.

Tindakan Qing Ruo dilihat ayah dan ibunya. "Hahah... sayang, ternyata putraku juga sangat pandai memilih." ucap Qing Peng pada istrinya.

"Ruo er, ayah tahu siapa dia, segera ayah akan  menemui orang tuanya." goda Qing Peng pada putranya.

Ucapan Qing Peng menghentikan sikap Qing Ruo pada Qing Ling. "Aku bahkan tidak tahu namanya" ucap  Qing Ruo tersenyum kecut sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. 

"Hahaha... Baiklah, pemilihan murid pelatihan klan telah berakhir." ucap tetua Qing Zhi menenangkan keributan.

"Secara resmi aku umumkan. Peringkat pertama diraih oleh Qing Ruo, peringkat kedua He Long, Peringkat ketiga tiga diraih oleh You Lin. Peringkat empat Qing Tang,  peringkat lima Ling Xin. Peringkat ke enam Hye Long. Peringkat ke tujuh Qing Qing. Peringkat ke delapan Huo An. Peringkat ke sembilan Chi An dan peringkat ke sepuluh Qing Chi."

"Sepuluh peringkat murid tingkat bumi juga naik ke atas panggung!"

"Patriark, silahkan memberi hadiah kepada para pemenang." ucap tetua agung Qing Zhi

Saat para pemenang memasuki panggung.

"Sampah klan ternyata seorang jenius." ucap Qing Ling sambil menggoda  Qing Xiao dan Qing Mo sehingga kedua pemuda tersebut menegang. Mereka ingat bagaimana dulu mereka mengganggu Qing Ruo.

"Aku harap, kalian siap menerima akibatnya!" ucap Qing Ling terus menakut-nakuti mereka sehingga membuat Qing Xiao dan kelompoknya bergidik.

Dengan takut - takut Qing Xiao dan kelompoknya  memasuki panggung.

Tetapi tidak dengan  Qing Ling, justru dirinya malu malu.

Qing Ruo menghampiri Qing Ling. Sikapnya lucu. Dirinya tidak tahu bagaimana memulai pembicaraan, hanya menatap  gadis itu dengan penuh kerinduan.

"Hmph.. Panggil aku  Ling er." ucap Qing Ling memulai pembicaraan mereka.

"Kamu juga dapat memanggilku Ruo gege." jawabnya sopan.

"Senang melihatmu kembali dan selamat atas kemenangannya." sela Qing Ling.

"Terima kasih. Kamu juga. Selamat atas kemenangannya." ucap Qing Ruo dengan senyumnya yang hangat membuat jiwa Qing Ling terus  bergetar. 

"Sebelum patriak membagikan hadiah,

Sekali lagi aku  mengingatkan kepada  ke enam murid terpilih. Satu bulan lagi kita akan bertemu di aula utama klan untuk mengikuti seleksi pemilihan murid sekte gunung emas." ucap  tetua Qing Zhi.

Setelah patriak. Selesai membagikan hadiah kepada para pemenang, para peserta dan penonton akhirnya membubarkan diri. Mereka merasa senang atas perhelatan acara tersebut.

Qing Ruo dan kedua orang tuanya juga mebubarkan diri dan  kembali ke vila bambu emas.

Sebelum berpisah,  Qing Ling dan  Qing Ruo saling bertukar giok jiwa. Kita akan segera berjumpa kembali ucapnya lalu pergi.

___

Di atas awan yang tersembunyi di langit klan Qing, seorang pria tua tersenyum bangga sambil mengelus-elus jenggot putihnya.

Tidak heran, ritual  penyatuan darah emas  dapat berjalan dengan baik. Ternyata ada darah keturunan dewa dalam tubuhnya gumam orang tua tersebut lalu menghilang.

___

Vila bambu emas.

Qing Peng, Ling Yun dan Qing Ruo Kembali ke Vila bambu emas.

"Hahaa.. Putraku luar biasa." ucap Qing Peng sambil tertawa penuh kebahagiaan.

"Ruo er, ceritakan pada ayah pertemuan apa yang kau dapat?" tanya Qing Peng pada putranya dengan antusias.

"Sayang, biarkan Ruo er beristirahat, mungkin dia sedikit lelah" ucap Ling Yun.

"Tidak  apa- apa ibu, aku tidak lelah." ucap Qing Ruo.

Qing Ruo lalu mengeluarkan lencana Phoenix emas dengan giok biru di tengahnya. "Ayah aku telah menjadi bagian dari lencana ini" ucap Qing Ruo menyerahkan pada ayahnya.

Qing Peng hanya bingung, tetapi tidak dengan isterinya.

Tubuh Ling Yun bergetar saat menatap lencana itu. Matanya memerah dan meneteskan air matanya.

Tindakannya membuat suami dan putranya panik. 

"Sayang, apa yang terjadi?" tanya Qing Peng dan Qing Ruo menjadi lebih bingung.

Ling Yun lalu memeluk putranya dengan tangisannya yang semakin keras.

"Ibu, ada apa? "

Setelah cukup lama, Ling Yun menatap putranya. "Ruo er, dari mana kamu mendapatkan lencana ini ?" tanya Ling Yun lembut dengan  mata berbinar bahagia.

"Ibu, aku mendapatkannya dari guru dan sekaligus ayah angkatku. Dia sangat baik bu. Dia sangat kuat, aku bahkan tidak tahu tingkat kultivasinya. Mungkin hanya dengan menjentikan jarinya, dia dapat menghancurkan kota perak ucap Qing Ruo."

Qing Peng hanya dibuat bingung dan penasaran.

"Ruo er, apakah kamu tahu siapa nama guru mu?" tanya Ling Yun semakin penasaran.

"Namanya Luo Feng." ucap Qing Ruo singkat.

"Dimanakan dirinya sekarang." tanya Ling Yun semakin penasaran.

"Guru saat ini, ada di dunia kecil. Dunia kecil itu ada di dalam puncak gunung petir. Selain itu, dunia kecil itu tidak dapat dimasuki oleh siapapun, karena pintu masuknya dilindungi mantra penyebaran dewa tingkat tinggi."

"Haha... tawa renyahnya memecah. Anaku, langit benar-benar memberkatimu. Sungguh pertemuan yang beruntung. Aku turut berbahagia." ucapnya senang

"Ruo er, kapan-kapan bawa gurumu kemari." ucapnya lembut.

" Baik ibu."  jawab Qing Ruo.

"Sayang, ayo tunjukan hadiahmu." ucap Ling Yun membuyarkan kebingungan Qing Peng.

"Haha... Baiklah." Qing Peng lalu mengeluarkan lencana giok berwarna biru keemasan dengan gambar awan dibagian tengahnya lalu memberikannya pada Qing Ruo.

"Ayah lencana apa ini?" 

"Ini adalah lencana pelayan dewa langit  jika dirimu sudah kuat, temukan dia di wilayah utara." ucap Qing Peng.

Qing Ruo menerima lencana itu lalu memasukannya pada cincin penyimpananya.

Mata Ling Yun terkejut melihat cincin penyimpanan putranya. "Sungguh senjata dewa." gumamnya. Selain tanpa batas, cincin itu juga dapat digunakan sebagai senjata perlindungan.

"Istriku, dari sikapmu, sepertinya kamu tahu guru putra kita?" tanya Qing Peng.

"Ya, aku tahu. Suatu saat aku akan menjelaskan siapa orang tersebut. Yang  Pasti dia adalah guru yang sangat hebat untuk putra kita dan namanya ada di dalam legenda" ucapnya bahagia.

"Sayang, karena Ruo er sudah ada, apakah kita sudah siap menjalankam ritual." tanya Qing Peng pada isterinya.

"Baiklah."  jawab Ling Yun sambil menangguk lalu mengeluarkan kotak giok hitam. Didalamnya ada sebuah benda dengan cahaya putih buram dengan aura yang sangat kuat.

"Ayah, ibu, apa itu?"

"ini adalah kristal rantai jiwa"

"Ayahmu berahun-tahun menjalankan misi klan untuk mendapatkan benda ini. Ruo er, benda ini akan membantu kami untuk menyegel  jiwa darah ilahi kami pada tubuhmu. Terutama darahku. Selain itu, benda ini akan nenguatkan keturunan darahmu. Serta dapat melindungimu  dari orang-orang yang berasal dari klan ku" ucap Ling Yun menjelaskan.

"ini tidak akan terlalu menyakitkan, karena kamu pasti sudah pernah membuat ritual pencucian darah." ucap Ling Yun.

"Bagaimana ibu tahu?"

"Karena aku tahu gurumu." jawab Ling Yun tersenyum.

"Baiklah, kita mulai."

Ling Yun mengeluarkan kristal rantai jiwa lalu membua segel tangan. Qing Peng juga membuat segel tangan. "Pagoda perisai jiwa" ucapnya bersamaan. Dua  mantra penyebaran berbeda dengan bentuk pagoda biru dan pagoda emas bersatu.

Lalu kristal rantai jiwa terbang menuju pagoda yang telah menjadi satu itu dan melilitnya. Siulan Phoenix dan raungan naga menggema halus.

"Ruo er, bersiaplah." ucap Ling Yun.

"Baik."  jawabnya dengan siap. Pagoda biru ke emasan turun dari atas dan mulai menutup tubuhnya. Secara perlahan dari kepala hingga menutupi seluruh tubuhnya.

"Argh... " Raungannya menggetarkan bangunan vila bambu. Jika tidak dilindung oleh mantra cakram langit ling dan mantra petir angin, suara raungan Qing Peng akan terdengar di seluruh kota Perak.

Secara perlahan pagoda itu menyatu dengan tubuhnya lalu menghilang. Tubuhnya dibasahi oleh keringat. Walaupun rasa sakit yang sangat ekstrim, tapi tidak seperti rasa sakit saat ritual pencucian darahnya.

Tiba- tiba

Bush... Cahaya kuat melesat ke langit.

Qing Ruo menerobos dengan melompati tiga level menjadi pendekar surga tingkat menengah.

"Hahah... Luar biasa."

"Benar-benar jenius." ucap Qing Peng bangga.

"Ruo er, pagoda itu akan menjadi bagian dari hidupmu. Dirimu dapat menggunakannya sebagai perisai, dan kualitasnya tidak kalah dengan armor jangkrik ditubuhmu itu." ucap Ling Yun tersenyum.

"Ayah, ibu, terima kasih." ucap Qing Ruo senang. "Tapi, dari mana ibu tahu ada armor di tubuhku?" Ucap Qing Ruo.

"Haha Ruo er, apakah kau dapat melihat tingkat kultivasi ibumu dan aku." tanya Qing Peng?.

Qing Peng diketahui orang sebagai pendekar tingkat surga itu karena dirinya dapat mengatur kekuatannya dilapisan tingkat surga. Tetapi tidak demikian. Dirinya sudah melampaui tingkatan itu.

Qing Ruo menggelengkan kepalanya.

"Itu karena kami sudah melampaui tingkat kultivasi yang ada di kota perak  ini. Ruo er, suatu saat, kamu akan dapat melihat tingkatannya. Teruslah berlatih dan menjadi kuat." ucap Qing Peng pada putranya.

1
Halik M
suka karakternya hu San ,tegas tanpa kompromi langsung main sikat
Astuti tutik2022
Sdah tak terhitung aku baca ini berapa kali dari awal novel ini ada di tahun 2020
Halik M
cari solusi,tapi crot ..crot dulu
Agunk Putra
woke
Agunk Putra
lumayan masih panjang ya
Zali
berbulan bulan yaa
Halik M
baca lagi yang ke 2 kalinya,mudah²an sampai ke judul sang penguasa
Pierany Prahasiwie
level dewa pun masih merinding?? dasar otor babi
om jun
jarah lg
om jun
hajar
Wastam Wastam
lanjut
om jun
enam lima empat tiga dua
Long Tiānshàng
ini sbenernya alur cerita lumayan bagus, tapi MC sama keluarganya dibikin terlalu lebay dan arogan. dikit2 bunuh
Pierany Prahasiwie
matikan bini nya..rasakan sepinya hidup kultivator babi
om jun
oke
om jun
ok
Ari Anggara
Luar biasa
Pierany Prahasiwie
mmg.ayahnya bodoh dan tolol
Pierany Prahasiwie
jijik
Pierany Prahasiwie
eleeeehh..tertekan

balik menekann..sampah betul
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!