seorang gadis penyendiri sedang nongkrong di game MMORPG, namun ia tertidur di dalam game itu, dan terbangun di dunia yang berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon king in yellow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
pemburuan
beberapa minggu telah berlalu, dan jumlah orang yang hilang makin bertambah. Karena itu bangak orang mengisolasi diri di rumah. Sasha berjalan di jalanan kota yang biasanya ramai, sekarang sepi. Hanya ada para petualang, dan ksatria yang berpatroli. Sasha berhenti di sebuah toko roti. Sama seperti di luar keadaan kota begitu sepi.
"permisi" saut Sasha.
Seorang wanita datang dari belakang dapur menuju meja kasir. "ah... Akhirnya ada pelanggan... Apa yang ingin kamu beli gadis muda ?"
"aku mau roti asam... Memangnya sesepi itu yah nek..."
Sang nenek mengambil sebuah roti dan membungkusnya. "iya... Begitulah... Karena banyaknya orang hilang akhir akhir ini... Jadi tidak ada yang berani keluar... Aku dengar bahkan para pedagang pergi lebih awal karena tidak ada yang mau beli..."
(separah itu yah... Mereka ngapain sih... Katanya serahkan semuanya kepada para penyihir putih dari sancthum. Banyak omong doang perubahan tidak ada...)
Nenek itu menghela nafas dalam dalam. Lalu memberikan rotinya kepada Sasha. "itu akan menjadi 20 perak..."
Sasha memberikan uang pas dan langsung saja pergi. Ia memasukan bungkus roti itu ke pocket dimensionnya dan melihat jalanan kosong itu. Rasanya dia ada di kota mati walau begitu penjual di pasar masih aktif menunggu ada yang membeli sayur mayur dan dagangan mereka.
Namun mata Sasha terkunci kepada seorang pria tinggi besar. pakaiannya terlihat biasa saja namun ia menarik seekor keledai yang menarik sebuah gerobak besar. isinya penuh dengan bahan makanan dan lainnya. Ia berjalan melalui pasar dan membeli sebuah barang dengan angka yang banyak.
Sasha terlihat curiga dengan pria itu, dia pun mengikutinya dari belakang. Dan semakin lama ia mengikutinya, semakin banyak barang yang ia tumpuk. Namun kelihatanya pria itu menyadari keberadaan Sasha.
Ia berhenti dan menoleh ke belakang. "hey ! Siapa kau, dan kenapa kau mengikutiku ?!" suaranya keras dan kasar, Sangat mengintimidasi.
Sasha menghentikan langkahnya, dengan jarak antara mereka yang cukup jauh. Dia terlihat tidak terintimidasi sama sekali. "entahlah... Aku hanya penasaran.... Kenapa kamu membeli banyak bahan makanan"
"bukan urusanmu, aku hanya mengumpulkan supply untuk perjalanan jauhku"
"seberapa jauh ?"
"s-sejauh... Pokoknya jauh, sudah jangan ganggu aku !"
"kamu akan berkelana dengan seekor keledai ? Bagaimana kamu bisa membeli semua bahan makanan itu tapi tidak bisa membeli seekor kuda ? Di sisi lain... Supply mu itu terlalu banyak untuk satu orang"
Wajah pria itu terlihat marah. "dengar yah, lajang ! Ini bukan urusanmu, pergi sana sebelum aku kehilangan kesabaranku !"
Tiba tiba saja Sasha berubah menjadi kabut merah dan dengan cepat melesat ke arah pria itu. Dia kembali bermanifestasi di hadapannya. Wajahnya dekat dengsn pria itu menatap kedua matanya dari dekat dengan mata merahnya.
Matanya menyala lebih merah dari biasanya. "lihat mataku... Apa yang kamu lihat"
Pria itu terkejut namun tidak bisa breaksi dengan cepat. Namun ia melihat ke dalam mata Sasha. "A-aku melihat..." mata pria itu kemudian terkejam dan tubuhnya membeku.
Sasha mengambil beberapa langkah mundur. Lalu pria itu membuka kedua matanya. Pupil matanya menyala merah. "saya melihat kendali penuh atas tubuh dan pikiranku..." suaranya menjadi tenang, ramah dan lebih sopan, dengan senyuman kecil.
Sasha mengangguk tersenyum kecil "naah... Gitu kan enak... Tidak teriak-teriak... Tidak kasar... Jadi, kenapa kamu membeli bahan makanan sebanyak ini ?"
"oh... Ini untuk kawan-kawanku di hutan, nona... Supply makanan kami habis jadi saya ke sini untuk membeli"
"kawan kawanmu ? Kenapa mereka ada di hutan ?"
"mereka bersembunyi dari penyihir putih nona... Mereka memburu kami"
Mata Sasha melebar dan tersenyum. (kena kamu) pikirnya sambil tertawa kecil. "oh... Kalian member Black serpent ?"
"begitulah nona... Kami sedang mengumpulkan jiwa di kota ini..."
"jiwa ? Untuk apa ?"
"saya tidak tahu... Hanya tuan Henrich yang tahu... Kami hanya mengikuti perintah..."
"oh.. Begitu... Lalu bagaimana para penyihir putih tidak tahu menahu soal keberadaan kalian ? Aku dengar mereka sangat jeli loh..."
"karena hutan itu di miliki oleh seorang bangsawan. Saya tidak tahu namanya namun karena itu para penyihir putih tidak tahu menahu keberadaan kami. Karena bangsawan itu melindungi kami..."
Alis Sasha hendak mengerut sekejab namun ia menunjukannya wajah ramahnya dengan senyuman manisnya. "oh wow... Kalian hebat sekali... Boleh aku bertemu dengan kawan kawanmu ?"
"hm ? Kenapa ?"
"oh ayolah ! Aku pikir kalian orang-orang keren..." kemudian Sasha merangkul pria itu. "kita ini kan teman... Iya gak ?"
Pria itu mengangguk. "oh iya... Kamu benar kita berteman... Kalau begitu ayo" Sasha melepas rangkulannya dan berjalan di sisinya.
Mereka berjalan melalui gerbang kota. Mereka di tahan. Lalu penjaga gerbang itu menghampiri pria itu. "hm ? Ada apa dengan matamu ?"
"aku rasa ia hanya kurang tidur" saut Sasha dari belakang pria itu.
"dan siapa gadis ini ?"
Pria itu kemudian memberikan pria itu kantong penuh koin emas. "dia temanku... Lakukan saja tugasmu"
Penjaga gerbang itu mengangguk dan mundur sebelum menyembunyikan kantong emas yang di berikan kepadanya. "kalian boleh lewat..."
Mereka pun berjalan keluar kota. Sasha menengok kebelakang sebelum kembali ke pria itu. "apa dia member Black serpent ?"
"tidak, kami menyuap mereka nona, tapi jangan khawatir. "pria itu berbisik kepada Sasha. "koin emas itu sebenarnya di beri racun. Dan kalau di tertidur itu akan aktif dan dia akan mati" pria itu kembali berjalan.
"kenapa ? Bukankah dia sudah membantu kalian ?"
"benar... Namun dia bukan bagian dari kita... Dia bukan teman kami..."
Sasha mengangguk angguk. Lalu ia merapal sesuatu "luga fiend", Mereka kemudian berbelok dari jalan setapak besar menuju sebuah hutan. Ketika mereka sudah cukup dalam tiba tiba saja dua orang muncul turun dari atas pohon.
"akhirnya kamu kembali... Cepat bawa ke markas, banyak yang sudah lapar..." mereka kemudian melihat Sasha yang ada di sebelah pria itu. "s-siapa wanita ini ? Kenapa kau membawa orang luar ? Kau tahu kau akan kena masala- ack !"
Tiba tiba saja kedua orang itu tercekik dan tubuh mereka terangkat sebelum suara tulang leher mereka yang remuk terdengar. Tubuh mereka langsung tubuh mereka lemas dan jatuh.
Pria itu melihat ke arah Sasha dengan bingung. "apa anda yang melakukan ini ? Kenapa ?" tanyanya dengan bingung. Mata merah menyalanya mulai berkedap kedip.
"jangan khawatir... Kita masih teman..." Sasha dengan kata-kata yang meyakinkan.
Tiba tiba saja kepala pria itu menghilang dengan bekas potongan kasar. Kemudian mahkluk humanoid tinggi kurus dengan mulut penuh darah muncul. Kedua matanya hitam dan seluruh tubuhnya putih layaknya salju. Proposi tubuhnya aneh dengan kedua tangan yang besar, kaki kurus tubuh kurus dan kepala yang besar.
"kerja bagus luga... Tetap menghilang dan lindungi aku..."
Luga menghilang tubuhnya berkamuflase dengan sekitarnya. Sasha kemudian meregangkan tubuhnya. "mau tidak mau aku harus melakukan ini... Aku tidak tahu kenapa, padahal hidupku tidak terganggu loh... Tapi entah kenapa... Ini rasanya hal benar, untuk di lakukan..." pikirnya sambil menunduk.
Ia kemudian menghela nafasnya. "gate" tiba tiba dari tanah muncul sebuah gerbang besar. Ukuranya nyaris sebesar gerbang benteng kota. Warnanya merah dengan simbol simbol aneh dari emas. Gerbang itu kemudian terbuka dari dalamnya keluar seorang ksatria yang terbakar api menunggangi tengkorak kudanya. Armornya hitam obsidian dengan halbert. Dari cela helmnya terlihat kedua mata merah menyala.
Dia duduk tegak di atas kuda gagahnya. Ia kemudian melihat ke bawah ke arah Sasha. "aku yang memanggilmu, cari setiap orang dengan pakaian seperti mereka ini" sambil menunjuk ke arah para mayat.
"tapi jangan bunuh pimpinan mereka, mereka... Aku tidak tahu seperti apa mereka... Tapi aku yakin bahkan dirimu bisa mengatakan siapa pemimpin dan siapa bawahannya. Setelah semua selesai panggil aku... Dengan berteriak sekeras mungkin"
Ksatria api terbakar itu mengangguk. Kemudian ia mengangkat pedangnya dan berlari dengan kudanya maju membakar dedaunan hijau dan pohon yang ia lewati. Tiba tiba dari gerbang yang sama pasukan tengkorak terbakar dengan kuda mereka mengikutinya. Mereka tidak menggu akan armor sama sekali hanya tengkorak terbakar dengan kuda tengkorak juga.
Sasha bersandar kepada gerbang itu. "baiklah... Sekarang aku tinggal menunggu..."
Luga tiba tiba saja menunjukkan dirinya dan menurunkan kepalanya setara dengan sasha. Melihat ke arah Sasha dengan wajah tidak setuju.
Sasha melihat ke arah Luga dengan wajah kesal. "apa ? Aku ini seorang summoner, memang dari sananya aku menggunakan summonan ku untuk menyerang..."
Luga mengeluarkan suara 'Huff' sebelum kembali menghilang. "apa itu ?! Jangan beri atitut itu kepadaku, hey... Muncul kembali ke sini. Aku merawatmu dari kecil ! Secara teknis aku ini ibumu, muncul kembali sekarang !" Sasha dengan kesal.
Luga kemudian menunjukkan dirinya lagi. Sasha menunjuk ke arah tanah. "sekarang duduk ! Kamu ini..."
Luga pun duduk di tanah walau begitu itu tidak membuatnya tidak tinggi. Ia menghela nafas selagi Sasha menegurnya.