Sahabatku Ambang Pernikahanku

Sahabatku Ambang Pernikahanku

~Part 1 ~Cicit untuk Oma~

Cahaya matahari menyinari dunia. Suasana hangat di pagi hari. Apalagi melihat sepasang suami istri yang saling melengkapi.

"Mas nanti siang nanti makan bareng, ya," ucap Arika seraya memasangkan dasi di leher suaminya.

"Emang kamu gada pemotretan sebentar, sayang?" tanya Arian.

"Enggak mas, lagi free hehe."

Arian tersenyum dan mencium pucuk kepala istrinya. Arika pun memejamkan matanya menikmati sentuhan sang suami.

"Baiklah, kita makan siang bareng nanti. Sebentar mas jemput."

"Tidak, aku yang mau ke kantor mas aja. Kita makan barengnya di sana."

"Loh? Mas kira kita mau makan siang di luar."

"Enggak deh mas, maunya di kantor kamu aja. Aku tau menjelang siang kamu ada meeting, jadi aku akan nunggu kamu di ruangan kamu aja, selesaikan meeting kamu jangan di tunda."

Tak hentinya Arian tersenyum, istrinya memang selalu pengertian.

"Pengertian banget sih istrinya, mas."

Arika mencium punggung tangan suaminya. Arian pun berangkat ke kantor, dan Arika siap-siap untuk ke pemotretannya.

...----------------...

Sesuai rencananya tadi bersama sang suami. Arika ke kantor suaminya.

Semua karyawan menyapanya dengan ramah, dan Arika membalasnya dengan senyuman.

"Pak Arian masih meeting, bu."

"Saya tau, saya akan menunggu ruangannya."

"Baik bu."

Dengan anggun Arika masuk ke dalam ruangan suaminya sambil menenteng paperbag.

Sambil menunggu suaminya, Arika menyiapkan makanan ke atas meja.

Tiba-tiba saja sebuah tangan melingkar di pinggangnya membuat wanita itu sedikit tersentak.

"Mas!" Arika tersenyum saat mengatahui itu suaminya, hampir saja jantungnya copot.

"Maaf."

Arika cemberut. Ia menyuruh Arian duduk di sofa, Arian pun hanya menurut.

Arian menarik tubuh Arika untuk duduk di atas pangkuannya sehingga membuat Arika jadi malu.

"Kok merah pipinya?"

"Gak, mana ada!"

"Itu merah?"

"Apasih mas gak jelas."

Arian terkekeh berhasil membuat istrinya kesal.

"Suapin, ya?"

Arika mengangguk dan mengambil seporsi bekal yang dia bawa dari rumah. Walaupun ia juga tengah bekerja sebagai model, tetapi Arika mengurus rumah tangganya sendiri. Memasak makanan untuk suaminya.

"Masakan kamu, sayang? Selalu enak."

"Iyakah? Padahal tadi aku buru-buru buatnya."

"Masakan selalu enak mau buru-buru atau enggak kalau kamu yang buat tetap perfect."

Arika memukul lengan suaminya. "Dasar gombal."

"Gak gombal sayang, emang fakta kok." Arian kembali membuka mulutnya saat Arika ingin menyuapinya.

Mereka makan siang, dengan diiringi canda tawa ringan.

"Sebentar malam, mama nyuruh kita ke rumah utama sayang."

Arika yang tadi antusias seketika terdiam mendengar ucapan suaminya.

"Kok kelihatan gak senang? Kenapa sayang? Apa ada masalah?"

Arika menggeleng dan tersenyum, ia sengaja mengecup bibir Arian agar sang suami tidak berpikir lebih jauh.

"Aku takut mas, sudah dua tahun lebih kita menikah tapi kita belum di titipin anak sama Allah. Aku takut mama, papa, oma, kecewa sama aku."

Arian menghela napas, ia mengapit kedua pipi istrinya menggunakan tangannya.

"Mereka akan mengerti, lagian kita juga sudah berusaha. dua tahun, tiga tahun, aku tidak peduli sayang. Kita menikah karena kita saling mencintai buka karena sekedar ingin memiliki keturunan."

"Aku mengerti mas, kamu memang berkata seperti itu. Namun, tidak dengan keluarga kamu yang pengen punya cucu, cicit. Kamu anak tunggal, hanya kamu yang bisa memberi mereka keturunan."

"Mas lagi malas membahas hal ini, Arika." Arian malah mengalihkan pembicaraan, sebab merasa tak nyaman.

"Maaf, kita akan ke rumah utama sebentar." Arika memeluk suaminya.

Mereka berpelukan, saling memberi ketenangan. Arika mencari keyakinan di pelukan suaminya, sementara Arian berusaha untuk mengyakinkan istrinya bahwa setiap pernikahan bukan hanya sekedar memiliki anak.

Malam hari pun tiba. Arika menghembuskan napas pelan, berusaha untuk menguatkan dirinya. Ia harus kuat mental untuk menerima ucapan keluarga suaminya nanti.

Pintu kamar mandi terbuka, memperlihatkan Arian yang baru saja usai mandi. Lelaki itu tersenyum ke arahnya.

"Cepatan mas, lama banget aku udah selesai nih."

"Sabar sayangku."

...****************...

Mereka melangkah masuk ke dalam rumah yang bernuasa mewah tersebut. Arika mengenggam dengan erat tangan suaminya.

Di ruang tengah, dua wanita paruh baya tersenyum melihat kedatangan mereka.

Mama Arian langsung memeluk menantunya begitu pun dengan sang oma.

"Mama kangen banget sama kamu, sayang. Kata Arian kamu sibuk pemotretan makanya gak sempat datang ke mari."

Arika menatap suaminya, kapan dirinya sesibuk itu? Padahal suaminya tidak pernah mengatakan jika mereka ingin berkunjung ke sana. Ia pikir baru kali ini mereka di panggil.

"Maaf ya mama, oma."

"Enggak apa-apa sayang, is okay oma mengerti."

Mereka begitu terlalu fokus kepada Arika sehingga tidak mengingat Arian juga ada.

"Kalian ini tidak melihatku?"

Mama Alea dan Oma Gema menepuk jidat. Arian cemberut merasa di abaikan.

"Kami lupa, gausah ngambek."

Mereka semua terkekeh. Setelah ayah Arian datang mereka menikmati makan malam bersama.

"Bagaimana hubungan kalian, baikkan?"

Arika dan Arian saling memandang dan perlahan mengangguk pelan.

"Kapan oma mendapatkan cicit? Apakah Arika sudah mengandung?"

Mereka berdua terdiam membuat suasana di ruang makan itu hening.

"Oma Arika seorang model, biarkan dia menikmati masa mudanya terlebih dahulu. Umurnya masih dua puluh tahun." Mama Alea berkata seperti itu karena merasa perkataan mertuanya membuat sang menantu tak nyaman.

"Alea! Arika sudah menjadi seorang istri, itu konsekuensi yang dia dapatkan jika sudah menikah!" sengit oma.

Mereka di sana semua terdiam, Arika mulai merasa tak nyaman dan meremas dengan kuat dress yang dia gunakan.

"Jangan bilang kamu memang sengaja menunda kehamilan kamu?"

Arika menggeleng keras, ia tidak pernah menunda mempunyai momongan.

"Tidak oma... Hanya saja belum wak-"

"Ck alasan." Oma Gema berdiri dan berlalu pergi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!