Nessa tidak menyangka akan terseret ke masa lalu. Dimana kerajaan-kerajaan berdiri dengan raja yang memiliki istri lebih dari satu.
Di kehidupan ini, Nessa justru menjadi seorang selir di dalam istana yang penuh intrik.
"Aku tidak pernah menjadi yang kedua ataupun kesekian kalinya. Aku akan menaiki tahta dan menjadi satu-satunya di istana ini!"
Yuk ikuti perjalanan Nessa menjadi ratu, serta terkuaknya asal usul sang mommy.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gagal
Xiu memberikan salam hormat melihat kedatangan sang raja. "Mari Yang mulia, silakan duduk." Jelas Xiu.
"Iya, tapi kau sedang apa? Kenapa kediaman mu terlihat sunyi sekali?" Tanya Ming Tian.
"Aku sedang meminta Ning mengoleskan minyak di punggung ku, karena itu aku meminta pelayan yang lain beristirahat." Jelas Xiu.
"Salam juga untuk selir Wu. Aku tidak menyangka, kediaman ku akan mendapatkan kunjungan seperti ini." Jelasnya lagi.
"Iya, selir Wu ingin kesini, dan dia memberikan hadiah untuk mu."
"Selir Wu!" Panggil sang raja membuat selir Wu tersadar dan mengangguk serta dengan senyumnya yang terpaksa.
"Pelayan!" Ucapnya yang membuat sebuah pakaian indah itu di tangan sang pelayan.
"Indah sekali, dan aku tidak menyangka akan mendapat hadiah seperti ini."
"Tidak masalah, lagipula aku masih memiliki banyak pakaian indah. Tidak ada salahnya memberikan satu bukan?"
"Aku tersanjung mendengar kerendahan hati selir Wu. Terimakasih."
"Oh ya, ngomong-ngomong dimana pelayan mu selir Xiu? Bukankah dia seharusnya menemani mu?" Tampaknya, selir Wu masih belum puas dan yakin bahwa laporan yang ia terima itu tidak salah.
Xiu menanggapi dengan tersenyum kecil. "Pelayan ku, selalu bersama ku selir Wu. Dimana pun aku berada, dia juga berada di sana." Jelas Xiu.
"Ya, semua selir juga begitu. Tapi kau disini selir Xiu, lalu dimana pelayan mu? Karena hadiah ini akan lebih baik langsung diserahkan padanya." Jelas selir Wu.
"Selir Wu benar, dimana pelayan mu selir Xiu?" Ujar raja.
"Dia ada Yang mulia. Ning!" Terlihat dari pemandian, Ning muncul dengan nampan di tangannya. Gadis itu juga terlihat berkeringat.
"Nona, hamba sudah menyiapkan.... Salam Yang mulia, salam selir Wu." Ujar Ning ketika matanya melihat kehadiran sang raja dengan salah satu selir.
"Kau darimana?"
"Ya, dan kenapa kau baru muncul. Bukankah seharusnya kau menemani selir Xiu? Kau juga...." Selir Wu mengamati Ning dari atas sampai bawah.
"Kau terlihat berkeringat dan juga pakaian mu terlihat kotor. Kau darimana? Apakah kau keluar istana?" Jelas selir Wu terang-terangan membuat Tian ikut mengamati pelayan selir nya itu.
"Jawablah, selir Wu bertanya padamu." Ujar Tian pada Ning.
"Hamba baru saja menyiapkan air hangat untuk Nona. Air hangat di dalam guci tinggal sedikit, jadi hamba merebus nya dulu. Karena itu setelah membaluri nona dengan minyak. Hamba mengerjakannya, dan karena itu hamba tidak ada di sekitar Nona." Jelas Ning dengan tenang.
"Bekerja di perapian tentu membuat Ning berkeringat selir Wu, meksipun angin sejuk berhembus di musim ini. Tapi panasnya api tidak berkurang karena itu, justru berhembus lebih kencang. Yang mulia, tubuhku terasa penat setelah kejadian itu. Aku meminta Ning untuk menyiapkan air hangat untuk mandi ku. Karena, melihat bagaimana keadaan di dalam Harem. Aku tidak mungkin meminta bantuan pelayan lain." Jelas Xiu memperkuat pernyataan Ning.
"Baiklah, senang mendengarnya. Karena raja tidak suka jika ada yang keluar dari istana tanpa izinnya. Benar kan Raja?" Tian mengangguk.
"Tapi tidak ada selir yang melakukan nya." Jelas Tian.
"Selir Xiu, gunakanlah pakaian ini ketika acara penobatan permaisuri nanti." Jelas selir Wu dengan bangga.
Xiu tidak menanggapinya selain dengan senyuman. "Baiklah, kalau begitu aku pergi dulu. Semoga lekas sembuh, dan untuk makanan dan juga pengobatan mu akan aku atur." Jelas raja yang membuat selir Wu menahan amarahnya.
"Terimakasih Yang mulia."
"Ayo selir Wu, kita kembali."
"Baik raja." Ujarnya sambil mendekap lengan raja dan tersenyum manis menatap Xiu.
'Meskipun aku gagal, tapi aku tetap menang karena menjadi selir di hati raja. Sampai kapanpun kau tidak akan bisa selir Xiu. Kau tidak akan bisa menjadi permaisuri bahkan selir agung sekalipun.'
Setelah kepergian raja dan juga selir Wu, Ning tampak mengambil napas sebanyak-banyak nya.
"Nona, untung saja...."
"Sstsst, jangan lupa. Tutup pintu Ning, karena istana ini memiliki dinding yang bertelinga." Ujar Xiu yang menutup pintu dengan rapat. Dan ia duduk sambil mengingat kejadian sebelumnya.
Bersambung.......
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiah nya ya terimakasih banyak.