"Jadilah istri untuk ayahku dan ibu untuk ku Citra"
satu kalimat yang mengejutkan terlontar dari bibir sahabat Citra yaitu Bella.
Citra Anindita (18th) seorang gadis cantik yang tinggal di panti asuhan sejak bayi. mempunyai kepribadian yang baik dan penyayang membuat semua orang begitu nyaman berada di dekatnya.
Bella Yuna Smith (18th) sahabat sekaligus teman sebangku Citra di sekolah menengah atas. begitu menyayangi Citra dan tak pernah membedakan status mereka meskipun Citra tinggal di panti asuhan sejak kecil dan dia seorang nona muda di keluarga Smith.
bagaimana kah cara Bella meyakinkan citra agar Citra mau menerima perjodohan ini, yukk ikutin terus ceritanya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nadya Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 26
Pagi ini wajah Citra nampak berseri daripada sebelumnya, mendengar bahwa Marcello sedang dalam perjalanan pulang membuat hati Citra yang rasanya hampa kini malah berbunga bunga.
"duh, ini dada kenapa sih bisa deg deg an kayak gini, padahal kemarin kemarin enggak deh " ucap Citra pelan sembari mondar mandir di dalam kamarnya.
tok tok tok
"mom ayo keluar, daddy udah sampai rumah " teriak Bella dari luar.
ceklek
"beneran udah sampai rumah? " tanya Citra
"iya, ayo makanya buruan kebawah " ajak Bella.
Citra menuruni anak tangga bersama Bella dengan perasaan campur aduk, rindu tentu yang paling mendasari perasaan Citra kali ini.
"dad " panggil mereka berdua.
kemudian mereka menyalami tangan Marcello.
"udah selesai semua dad urusannya? " Citra memberanikan diri untuk bertanya kepada Marcello.
"sudah, makanya daddy bisa pulang lebih cepat" jawab Marcello.
"istirahatlah, pasti daddy capek " ucap Citra.
Marcello yang mendapat perhatian dari Citra dadanya terasa berdegup kencang. tak lupa ia pandangi wajah Citra yang tampak berbeda dari terakhir ia melihatnya, kini wajahnya dan tubuhnya bertambah bersih dan semakin cantik.
'cantik' gumam Marcello dalam hati.
Seharian ini Citra dan Bella berada di rumah, karena memang tak ada kelas jadi mereka tak ke kampus.
mereka menghabiskan waktunya berada di dapur untuk membuat kue dan camilan lainnya. pemandangan itupun tak luput dari penglihatan Marcello yang kebetulan memang sedang berada di rumah.
kini Marcello sadar bawasanya pilihan putri nya memang yang terbaik, bukan hanya terbaik untuk Bella tetapi juga untuknya.
namun Marcello tak ingin terburu buru, ia mencoba untuk bersikap biasa saja agar Citra bisa selalu nyaman berada di dekat nya. Marcello takut jika perasaan yang kini mulai tumbuh membuat Citra terganggu, terlebih takut jika Citra malu memiliki suami yang jauh lebih tua darinya.
*****
Clara sedang mondar mandir di kamarnya, beberapa hari ini ia memang selalu memantau gerak gerik penghuni mansion Marcello. terlebih ia melihat ada Citra juga yang tinggal di rumah besar itu. kekalutan nya kian membuncah ketika Bella memanggil Citra dengan sebutan 'mommy' apakah kini ia kalah selangkah lagi, pikirnya.
"apakah gadis itu istri Marcello "
"tapi mana mungkin juga istrinya seumuran dengan anaknya"
"tapi anaknya memanggil gadis itu dengan panggilan mommy "
"dan juga, gadis itu tinggal satu rumah dengan Marcello "
"tapi kalau benar mereka suami istri, kenapa tidak ada berita tentang pernikahan mereka? ". ucap clara bermonolog sendiri
aaakkhhh
"kalau benar mereka telah menikah, aku sendiri yang akan menghancurkan nya" ucap Clara dengan bibir tersenyum miring.
kini Clara sedang memikirkan bagaimana caranya agar ia bisa mendapatkan Marcello dan menjadi wanita satu satunya untuk Marcello.
"aku harus bisa menjebak Marcello agar bisa tidur dengan ku, dengan begitu marcello akan menikahi ku " kata Clara kemudian tertawa keras.
*****
Marcello, Citra dan Bella kini sedang berada di ruang makan.
"dad hari ini kita bareng daddy ya berangkat kuliahnya " ucap Bella setelah menelan makanannya.
"biasanya juga sama pak ujang, tumbenan ingin bareng daddy " tanya Marcello heran
"ya sekali kali dad, berangkat kuliah bareng daddy, "
"baiklah ." ujar Marcello kemudian.
kini mereka berada di dalam mobil dengan Citra yang duduk di belakang bersama Marcello dan Bella duduk di samping kemudi bersama Yoga, asisten daddynya. memang inilah yang di rencanakan Bella, ia ingin Citra dan daddy nya bisa berdekatan sehingga lebih cepat membuat mereka jatuh cinta, pikir Bella.
Tak berselang lama mereka pun sampai di kampus, Citra dan Bella segera keluar dari mobil disusul dengan Marcello yang ikut turun.
"kita masuk dulu dad" pamit Bella kemudian mencium punggung tangan Marcello begitu pula dengan Citra, namun ketika Citra ingin melepaskan tangannya dari Marcello, Marcello segera menariknya lagi kemudian mencium kening Citra,
"jaga diri baik baik, oke" pesan Marcello kepada Citra.
Citra pun hanya mengangguk kemudian berjalan menghampiri Bella dengan wajah yang bersemu merah.
pemandangan itupun di saksikan juga oleh Rangga yang kebetulan juga baru sampai di kampus.
'apakah Citra dan Bella bersaudara? tetapi kenapa tidak ada kemiripan sama sekali diantara mereka?" gumam Rangga dalam hati.
kalo rangga orang baik beneran boleh tuh sama bella aja...