NovelToon NovelToon
Istri Penyembuh Luka

Istri Penyembuh Luka

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:9.8k
Nilai: 5
Nama Author: Yunis WM

Novel ini adalah sekuel dari Novel pertama ku yang berjudul Suami Penyembuh Luka.

Dimas yang akhirnya merelakan wanita yang sangat di cintainya menerima tawaran Ibunya untuk menikah lagi dengan wanita yang sudah di pilihkan untuknya.

Adalah Kasih Permata, seorang gadis yang ceria yang sedikit centil. Kasih yang awalnya menolak pun akhirnya menerima tawaran untuk menikah dengan laki-laki yang sejak awal sudah menyatakan tidak akan pernah memberikan dirinya pada Kasih.

Mampukah Kasih membalut luka yang masih basah di hati Dimas. bagaimana Kasih melindungi keluarga kecilnya saat keluarga mantan Istri Dimas ingin membalas dendam pada Dimas.

Bagaimana juga jika mantan istri Dimas kembali datang dan mengusik rumah tangganya?

Apakah ketulusan Kasih bisa menggerakkan hati Dimas dan membuka hatinya menerima kehadiran Kasih...?

Happy reading ❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yunis WM, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

Kasih dan Aurel sampai di sekolah saat bel masuk barusan terdengar. Aurel berjalan cepat memasuki kelasnya setelah berpamitan pada Kasih. Kasih memandangi punggung Aurel sambil tersenyum. Dia merasa sangat senang sampai-sampai dia tidak mendengar Lucas yang memanggilnya sejak tadi.

“Sepertinya kau bahagia sekali, ada apa? Apa kau boleh tahu?” sepertii biasa, Lucas selalu merasa sudah sangat akrab dengan Kasih. Wanita itu hanya meliriknya lalu memberi senyum yang manis padanya.

Jantung Lucas berdegup cepat melihat senyum Kasih. Rasanya dia benar-benar jatuh cinta pada Kasih sejak pandangan pertama. Tapi sayang seribu sayang, wanita itu adalah istri orang hingga Lucas hanya bisa berteman dengannya.

“Kau tidak mau cerita?” tanya Lucas ikut merasakan kebahagian Kasih melalui senyum yang wanita itu bagikan dengannya.

Kasih menggeleng, masih dengan senyum yang hangat di bibirnya.

“Baiklah, tidak apa-apa kalau tidak mau cerita. Tapi bisakah kau mentraktirku segelas kopi sebagai gantinya?” Kasih memasang wajah imutnya sambil berpura-pura berfikir membuat jantung Lucas semakin berdegup kencang.

“Boleh,” ujarnya kemudian.

“Tapi apa aku akan kembali ke sekolah sambil jalan kaki?” tanya Kasih mengingat sebelumnya Lucas meninggalkannya hingga dia harus berjalan kaki. Sebenarnya Kasih hanya bercanda dan tidak mempermasalahkan dia harus jalan kaki karena jaraknya memang tidak terlalu jauh, tapi Lucas sepertinya merasa sangat bersalah.

“Maafkan aku, aku benar-benar ada urusan yang mendesak hari itu. Aku janji aku tidak akan lagi membuatmu jalan kaki.” Kasih tertawa melihat ekspresi wajah Lucas yang benar-benar merasa bersalah.

“Aku hanya bercanda.” Ujaranya lalu mengajak Lucas ke cafe.

Sementara itu ada dua pasang mata yang menatap interaksi Kasih dan Lucas dari. Dimas yang merasa khawatir ingin memastikan Aurel sudah sampai di sekolah dengan selamat malah melihat istrinya yang tadi di rumah menatapnya dengan segenap kemarahan yang ada di dalam dirinya malah sedang bercanda dan tertawa dengan laki-laki lain.

Pemandangan yang semakin membuatnya terbakar amarah. Harlan yang ada di sampingnya juga ikut menyaksikan langsung. Laki-laki yang hanya selalu dia lihat lewat foto yang di kirimkan padanya sekarang dia melihatnya secara langsung.

Dimas segera pergi begitu Kasih dan Lucas berjalan ke arah mereka.

“Apa anda mau saya menyelidiki laki-laki yang bersama Ibuk Kasih?” tanya Harlan. Dimas yang di tanya hanya diam saja. Pandangan datarnya entah terarah kemana. Harlan lalu kembali fokus pada jalanan di depannya karena sepertinya Dimas sedang berada di dunia yang berbeda dengannya.

“Beritahu orang yang menjaga Aurel untuk memberi kabar setiap satu jam, aku tidak mau dia lalai menjaga Aurel.” Perintah Dimas kemudian.

“Baik, Pak.”

Lucas kembali melajukan mobilnya begitu menurunkan Kasih di sekolah. Sekilas Kasih kembali melihat oma di seberang jalan. Kasih menghela nafas, dia merasa kasihan melihat wanita itu setiap hari datang ke sekolah untuk menemui cucunya. Tapi Kasih tidak ingin melakukan sesuatu yang akan membuat Dimas murka meski dia sangat ingin mempertemukan Aurel dengan omanya walau hanya sebentar saja.

Siang yang cukup terik saat jam pulang sekolah, Kasih mengajak Aurel dan Leon makan ice cream di kedai ice crem di sekitar sekolah sekalian menunggu Lucas yang katanya akan segera datang menjemput Leon.

Benar saja, ice cream mereka belum habis, Lucas sudah membunyikan klakson mobilnya. Dia tidak turun dari mobil dan hanya membuka kaca jendela melambaikan tangannya pada Kasih dan Aurel.

“Sepertinya Tante cukup dekat dengan Daddynya Leon,” ujar Aurel yang di luar dugaan Kasih.

“Kenapa kamu bilang begitu?” tanya Kasih. Kenapa Aurel sampai bilang seperti itu padanya.

Aurel menghela nafas, “Orang buta saja bisa lihat.” Uajrnya. Kasih hanya memanyunkan bibirnya. Aurel benar-benar sudah mengubah sikap padanya. Dia jadi lebih banyak bicara sekarang.

“Kamu tenang saja, Tante hanya akan menjadi Ibu kamu. Walaupun papa kamu saaangggat menjengkelkan, tapi Tante tidak akan pernah berhenti jadi Ibu kamu.” Kasih memperlihatkan senyum lebar pada Aurel. Gadis kecil itu hanya membuang nafas saja melihat Kasih. Padahal dalam hatinya, dia begitu senang mendengar apa yang Kasih katakan.

Mereka lalu pulang setelang menghabiskan semangkuk besar ice cream.

Kasih berdiri lama di depan pintu kamar, enggan sekali rasanya berada di ruangan yang sama bersama Dimas setiap malam. Tapi tidur di kamar yang terpisah pun akan membuat hubungan mereka semakin jauh. Dengan terpaksa Kasih masuk ke dalam kamar itu.

Saat Dimas pulang, dia langsung mencari Bik Nurmi.

“Ada apa, Pak?” tanya Bik Nurmi.

“Dimana Kasih?” tanyanya.

“Ibuk Kasih ada di kamar Mbak Aurel.” Jawab Bik Nurmi. Kasih memang sering berada di kamar Aurel.

“Panggilkan dia, bilang padanya aku ingin bicara.”

Bik Nurmi langsung memanggil Kasih di kamar Aurel. Kasih yang mendengar Dimas memanggilnya tentu sudah merasa kalau Dimas mungkin akan minta maaf atas kejadian tadi pagi di mana dia sudah bersikap kasar pada istrinya.

“Tante keluar dulu, kamu selesaikan pr nya. Jangan baca komik kalau tidak selesai.” Pesan Kasih sebelum pergi.

“Pak Dimas dimana?”

“Di ruang kerja, Buk.” kasih lalu menemui Dimas di ruang kerjanya.

Kasih masuk saat mendengar sahutan Dimas dari dalam.

“Kak Dimas memanggilku?” tanya Kasih. Dia sepertinya sudah melupakan kejadian tadi pagi dan siap menerima maaf dari suaminya jika saja dia meminta maaf padanya.

“Bukankah aku sudah memperingatkanmu untuk tidak mempermalukan aku?” wajah Kasih langsung berubah. Sepertinya bukan permintaan maaf yang akan dia dengar dari Dimas.

“Apa maksud Kak Dimas?” Dimas memperlihatkan foto-foto dirinya dan Lucas selama di sekolah beberapa hari ini. Kasih melihat foto itu dan mengerutkan keningnya, dari mana Dimas bisa mendapatkan foto-foto ini? Apa ada seseorang yang mengawasinya? Tapi untuk apa?

“Dia Pak Lucas, Papanya teman Aurel. Kak Dimas tidak pernah bertanya padaku bagaimana perkembangan Aurel di sekolah kan? Sekarang dia sudah punya teman, dia juga jadi banyak bicara dan…”

“Aku bukan bertanya tentang Aurel, Aku hanya memperingatkanmu untuk menjaga sikapmu di luar sana. Aku tidak mau sampai ada orang yang mengenalimu melihatmu bersama laki-laki lain.” Kata Dimas dengan tegas.

“Memangnya kenapa, apa salahnya mengobrol. Kak Dimas takut aku selingkuh? Aku tidak akan serendah itu. Walaupun sikap Kak Dimas sangat dingin padaku, tapi aku tidak pernah berniat mencari laki-laki lain sebagai pelampiasan. Pak Lucas hanya teman saja, tidak lebih.” Terang Kasih.

“Lagi pula apa hubungannya dengan Kak Dimas kalau aku dekat dengan laki-laki lain. Toh selama ini Kak Dimas juga tidak pernah menganggap aku sebagai istri kan. Jadi Kak Dimas tidak punya hak melarang aku dekat dengan siapapun."

“Aku punya hak karena aku menikahimu dengan sah di depan banyak orang. Apa kau lupa,” Kasih yang sudah akan keluar ruang kerja Dimas berhenti. Dia berbalik menatap Dimas dengan tajam.

“Oke, kalau begitu aku akan minta cerai dari Kak Dimas. Aku tidak mau jadi istri yang harus mengikuti kemauan suami tapi tidak pernah mendapatkan hak yang layak sebagai seorang istri.”

Kasih keluar dari ruang kerja Dimas dan menutup pintu itu cukup keras. Bik Nurmi yang akan memanggil mereka untuk makan malam pun terlonjak kaget di buatnya.

“Astaga. Buk Kasih, ada apa?” Kasih sama sekali tidak menggubris Bik Nurmi. Dia berlari kecil masuk ke kamar dan mengemasi semua barang-barangnya.

1
Heri Wibowo
mudah-mudahan Dimas beneran menerima kasih
Ana
payah emang dimas 😅
Ana
😢😢😢😢
Heri Wibowo
Aurel kok panggil kasih masih Tante seharusnya Panggil Mama dong
Heri Wibowo
betul itu menunggu yang tak pasti memang tidak enak
Julia Juliawati
Mia udh bahagia ngapain jg km menyiksa diri. walo pun km nyiksa diri mia g akn kembali sm. km dimas
Queen_A
Lanjut thor
Ana
boleh dong 😁😁
Ana
ya karena dia mengingkari
Upi Raswan
Dimas menyebalkan yaa..tapi aku gak bisa benci sama Dimas karena yg dilakukannnya untuk menebis kesalahannya pada Mia,,ayolah dimas Mia sudah bahagia..maafkan dirimu sendiri dan mulailah dengan cinta yang baru
Heri Wibowo
apa janjimu kepada Mia sebuah keharusan, tentu tidak kan dimas.
💐🌸evalidya ❀∂я 🤶🌸💐
harus buka hati dong dr mulai sekarang
hidup mesti berlanjut
tidak baik sendiri
dan menyiksa diri....
v3r4
Bagus ceritanya👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
Heri Wibowo
Wah sudah ada tanda-tanda nih sama Dimas
Heri Wibowo
Sudahlah Lukas nggak usah ikut campur itu istri orang
Ana
cieeee yang udah mulai cemburu 😁😁
merry jen
cemburuu liat binii dipegang cwo lainn ,,hdp tuu berjlnn dimass jgnn terpatok sm msa lluu muu klo kmu gk bss SM Nia beratii Mia bukn jdohmuu ,,hrgaii yg ad ddpn mata gilirnn hilngg brr kebakar jenggot kmuu mskk mau kehilangan lgg
💐🌸evalidya ❀∂я 🤶🌸💐
biarkan dimas cemburu sama lucas
biarkan saja....
merry jen
Lucas dh kyk emk. emk rempongg 🤣🤣🤣🤣
Queen_A
Lumayan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!