Genies mulai bermunculan dari dimensi lain, masing-masing mencari partner manusia mereka di seluruh dunia. Dalam pencarian mereka, genies yang beraneka ragam dengan kekuatan luar biasa mulai berpencar, setiap satu memiliki kekuatan unik. Di tengah kekacauan itu, sebuah genie dengan aura hitam pekat muncul tiba-tiba, jatuh di kamar seorang anak berkacamata yang dikenal aktif berolahraga. Pertemuan yang tak terduga ini akan mengubah hidup mereka berdua selamanya, membawa mereka ke dalam petualangan penuh misteri dan kekuatan yang tak terbayangkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ramos Mujitno Supratman, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Beni nakal sekali
Setelah beberapa saat menjelajahi hutan dan berbincang-bincang, suasana menjadi semakin penuh semangat. Beni, yang selalu suka tantangan, tiba-tiba menatap Mira dengan senyum nakal.
“Hey, Mira! Sepertinya kamu sudah mendapatkan genie baru yang keren. Bagaimana kalau kita adu genie sekarang?” Beni menantang.
“Duel? Sekarang?” Mira terkejut, tetapi semangatnya mulai tumbuh. “Kau yakin, Beni? Ranjha dan aku baru saja terikat!”
“Ya, justru itu! Ini adalah kesempatan bagus untuk melihat seberapa kuat genie baru kamu!” Beni menjawab, penuh semangat. “Aku ingin tahu apakah Ranjha bisa mengalahkan genie-ku, Kairo!”
“Aku rasa itu ide yang bagus! Kami bisa belajar banyak dari duel ini,” Raka menambahkan, bersemangat untuk menyaksikan pertarungan.
Aira mengangguk. “Mari kita lakukan! Ini akan jadi seru.”
Mira menatap Ranjha, dan genie harimau itu mengangguk. “Kami siap, Mira. Kita akan menunjukkan kekuatan kita!”
“Baiklah, Beni! Tantangan diterima!” Mira berkata, bersemangat. “Ayo kita buktikan siapa yang lebih kuat!”
Mereka semua bergerak menuju area yang lebih terbuka di hutan, memastikan tidak ada yang terhalang saat pertarungan dimulai. Beni berdiri berhadapan dengan Mira, sementara Ranjha dan Kairo bersiap di samping mereka.
“Siap, Kairo?” Beni bertanya pada genie-nya.
“Siap, Beni! Kita akan menunjukkan kekuatan kita!” Kairo, genie berwujud ular berbisa, menjawab dengan suara serak.
“Baik, kita mulai!” Raka berseru, memberikan sinyal untuk memulai pertarungan.
Beni melancarkan serangan pertama. “Kairo, gunakan Serangan Racun!”
Kairo menyemburkan asap hijau yang berbahaya ke arah Ranjha. “Hati-hati, Mira!” Ranjha memperingatkan, merasakan energi racun itu mendekat.
“Ranjha, cepat! Lindungi diri kita dengan kekuatan alam!” Mira memerintahkan.
Ranjha melompat tinggi, menciptakan perisai energi dari bulunya yang mengkilap. Serangan racun Kairo terhalang oleh perisai itu, tetapi asap racun masih menyebar di sekeliling mereka, menciptakan suasana tegang.
“Bagus, Mira! Sekarang serang balik!” Raka memberi semangat.
“Baik!” Mira menjawab. “Ranjha, serang dengan Guntur Harimau!”
Ranjha mengeluarkan raungan keras dan melompat ke arah Kairo, melepaskan energi berkilau yang menyerupai petir. “Guntur Harimau, datanglah!”
Serangan itu mengenai Kairo dan membuatnya terhuyung. Beni terkejut. “Wah, itu kuat sekali!”
Kairo, meskipun terhuyung, segera bangkit. “Kita belum selesai! Kairo, gunakan Serangan Berputar!”
Kairo melilitkan tubuhnya dan mengeluarkan serangan berputar yang kuat, berusaha menangkis serangan Ranjha.
Mira tidak mau kalah. “Ranjha, gunakan Kecepatan Harimau!”
Ranjha berlari dengan kecepatan luar biasa, menghindari serangan Kairo sambil bergerak cepat untuk membalas. Dalam sekejap, Ranjha meluncurkan serangan energi yang sangat cepat ke arah Kairo.
Serangan itu berhasil, dan Kairo terhantam kembali. “Kita harus lebih kuat, Kairo!” Beni berteriak.
Mira dan Ranjha merasa semangat mereka meningkat saat melihat Kairo terhantam. “Kita bisa melakukannya!” Mira memberi semangat pada Ranjha.
Pertarungan berlangsung dengan seru, masing-masing genie menunjukkan kekuatan terbaik mereka. Raka dan Aira bersorak, memberi dukungan untuk teman-teman mereka.
Setelah beberapa putaran serangan yang mengesankan, keduanya berhenti sejenak, terengah-engah. “Wow, ini sangat menegangkan!” Beni berkata.
“Ya, Ranjha dan aku belajar banyak dari pertarungan ini,” Mira menjawab, merasakan rasa percaya diri yang tumbuh.
Akhirnya, Beni mengangguk. “Kita semua hebat! Ini bukan hanya tentang siapa yang menang, tapi bagaimana kita bisa belajar dari satu sama lain.”
Mira tersenyum, merasa bangga dengan Ranjha dan diri sendiri. “Setuju! Terima kasih untuk tantangan ini, Beni. Ini sangat menyenangkan!”
Semua orang setuju dan merasa semakin dekat satu sama lain setelah pertarungan seru itu. Mereka melanjutkan petualangan mereka di hutan, siap untuk menghadapi lebih banyak tantangan dan menemukan lebih banyak keajaiban bersama.
