NovelToon NovelToon
TURUN RANJANG

TURUN RANJANG

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Nikahmuda / Duda / Dikelilingi wanita cantik / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor
Popularitas:35.7k
Nilai: 5
Nama Author: Kikan Selviani Putri

Annisa memimpikan pernikahan yang bahagia bersama lelaki yang dicintainya dan mencintainya. Tetapi siapa sangka dirinya harus menikah atas permintaan sang Kakak. Menggantikan peran sang Kakak menjadi istri Damian dan putri mereka. Clara yang berumur 7 tahun.

Bagaimana nasib Annisa setelah pernikahannya dengan Damian?

Mampukah Annisa bertahan menjadi istri sekaligus ibu yang baik untuk Clara?

Temukan kisahnya hanya di sini!^^

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kikan Selviani Putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KARYAWISATA

Malamnya, Annisa tidak bisa menutupi rasa senangnya. Ia sibuk menyiapkan segala kebutuhan Clara untuk karyawisata esok hari. Mulai dari pakaian, perlengkapan pribadi, hingga camilan yang sudah mereka beli tadi siang. Tak lupa, Annisa juga menyiapkan beberapa hal yang mungkin akan mereka butuhkan selama perjalanan.

Sementara itu, Damian datang ke dapur untuk membantu, melihat Annisa yang terlihat sibuk menata tas Clara di meja.

“Masih banyak yang perlu disiapkan?” tanya Damian, menghampiri Annisa dan mengambil camilan-camilan yang belum masuk ke dalam tas.

Annisa tersenyum sekilas, merasa canggung dengan perhatian Damian yang semakin terasa tulus. “Nggak terlalu banyak, Mas. Ini cuma sisa camilan sama beberapa baju ganti. Biasanya Clara suka membawa barang-barang ekstra.”

Damian tertawa kecil mendengar penjelasan Annisa. “Mirip kamu, ya? Cermat dan detail. Tapi ini bagus, Clara pasti bakal punya semua yang dia butuhkan nanti.”

Annisa tersenyum kecil, namun raut wajahnya berubah serius. “Aku cuma pengen dia senang, Mas. Besok harus jadi momen spesial buat Clara… dan mungkin buat kita juga.”

Damian mengangguk, ekspresinya penuh tekad. “Aku mengerti, Nis. Itu juga kenapa aku mau ikut besok. Mungkin aku belum jadi ayah yang cukup baik buat Clara sejak awal, tapi aku ingin memperbaikinya. Dan aku juga ingin… mendekatkan diri sama kamu.”

Perasaan hangat menjalar di hati Annisa. Kata-kata Damian itu menyentuh hatinya. Ia tahu bahwa hubungan mereka yang awalnya hanya sebatas peran formal perlahan mulai berubah.

“Mas,” panggil Annisa pelan. “Aku juga ingin kita lebih dekat… sebagai keluarga. Terima kasih sudah memberikan kesempatan itu.”

Dalam pernikahannya yang tiba-tiba ini, Annisa tidak pernah membayangkan akan seperti sekarang. Semua doa yang selama ini ia panjatkan akhirnya terjawab.

Damian hanya mengangguk sambil tersenyum, tatapan matanya menenangkan. Mereka melanjutkan persiapan dalam keheningan yang nyaman, sama-sama memahami bahwa esok hari akan menjadi awal baru bagi hubungan mereka.

•••

Keesokan harinya, pagi-pagi sekali, Annisa dan Damian membangunkan Clara. Gadis kecil itu tampak mengantuk, namun begitu matanya terbuka dan ia menyadari hari yang dinanti sudah tiba, semangatnya langsung bangkit.

“Ayo, Clara! Kita nggak mau terlambat, kan?” Damian mengusap kepala putrinya dengan penuh kasih, senyumnya lebar melihat kegembiraan di wajah Clara.

“Iya, Dad! Aku udah siap! Tante Annisa mana? Kita berangkat sekarang?” Clara bertanya bersemangat.

Annisa muncul dari arah dapur sambil membawa bekal sarapan ringan yang bisa mereka nikmati di jalan. “Ayo, Clara. Semuanya sudah siap. Kita langsung berangkat, ya?”

Clara mengangguk antusias. Damian segera mengambil tas Clara dan beberapa barang yang lain, memastikan bahwa mereka tidak melewatkan apa pun. Sepanjang perjalanan menuju lokasi karyawisata, Clara duduk di tengah dengan wajah berbinar-binar, sementara Damian dan Annisa sesekali bertukar pandang, menikmati kebersamaan mereka yang pertama kali terasa begitu utuh.

Ketika mereka tiba di lokasi, Clara langsung melonjak kegirangan, bertemu dengan teman-temannya yang sudah berkumpul. Damian dan Annisa berdiri di belakang, mengawasi putri kecil mereka dengan perasaan bahagia.

Damian berbisik pada Annisa, “Aku belum pernah merasa seperti ini sebelumnya. Terima kasih sudah mengajakku, Nis.”

Annisa tersenyum lembut. “Aku juga merasa… berbeda, Mas. Rasanya seperti keluarga sesungguhnya.”

Damian menggenggam tangan Annisa dengan lembut, seakan menguatkan perasaan itu. Hari itu, dalam kehangatan kebersamaan mereka yang baru, Damian dan Annisa menemukan secercah harapan untuk membangun hubungan yang lebih erat. Mereka tahu, mungkin jalan ke depan tak selalu mudah, tetapi mereka berdua ingin berusaha untuk saling mendekat, demi Clara dan demi kebahagiaan mereka sendiri.

Saat mereka berjalan menyusuri area karyawisata yang ramai, Damian sesekali merasa pikirannya melayang. Melihat Clara yang begitu bahagia membuatnya teringat akan Arum, mendiang istrinya, dan bagaimana dahulu mereka pernah membayangkan masa depan Clara bersama-sama. Kenangan itu datang begitu saja, mengingatkannya pada sosok lembut Arum yang selalu memikirkan kebahagiaan Clara dengan penuh kasih sayang.

Damian melirik Annisa di sampingnya, yang sedang sibuk memastikan Clara tak jauh dari mereka. Perasaan Damian bercampur aduk. Di satu sisi, ia bersyukur Annisa hadir sebagai figur ibu bagi Clara, tetapi di sisi lain, bayangan Arum masih melekat. Kehadiran Annisa kerap membuatnya bingung, antara rasa syukur atas kesediaannya menjalani peran ini dan rasa bersalah karena masih mengingat sosok Arum dalam hati.

“Mas, kenapa diam?” tanya Annisa pelan, memecah lamunannya. Ia menatap Damian dengan cemas, khawatir ada yang mengganggu pikirannya.

Damian tersentak sedikit, lalu tersenyum kecil. “Nggak, aku cuma… melihat Clara di sini, entah kenapa teringat Arum. Terkadang aku merasa… belum bisa benar-benar melepaskannya.”

Annisa mengangguk pelan, mencoba mengerti. “Aku tahu, Mas. Mbak Arum pasti selalu ada dalam hati Mas Damian dan Clara. Aku nggak pernah ingin menggantikan posisinya… aku hanya ingin Clara merasa dicintai.”

Damian menatap Annisa, merasakan ketulusan yang terpancar dari kata-katanya. “Aku tahu, Nis. Dan aku sangat menghargai itu. Kehadiran kamu di sini sangat berarti, bukan hanya buat Clara, tapi juga… buat aku. Aku mungkin masih butuh waktu, tapi perlahan, aku ingin lebih menerima keadaan ini.”

Annisa tersenyum, meski ada sedikit keraguan yang tersisa. “Aku mengerti, Mas. Aku nggak akan buru-buru, kita jalani saja pelan-pelan.”

Clara berlari mendekati mereka, menggenggam tangan Damian dan Annisa sambil tersenyum lebar. “Dad, Tante Annisa, lihat! Aku dapat bunga ini dari temanku!” serunya riang sambil menunjukkan setangkai bunga kecil yang ia genggam.

Damian dan Annisa tertawa, perasaan canggung yang sempat ada pun sirna sejenak karena kebahagiaan Clara. Hari itu, meskipun Damian masih merasakan kehadiran Arum dalam hatinya, ia perlahan-lahan mulai merasakan kehangatan baru yang tumbuh bersama Annisa. Mereka bertiga menikmati waktu itu bersama, meski dalam hati Damian, rasa itu masih berkembang perlahan.

Setelah beberapa saat bersama Clara dan teman-temannya, Damian dan Annisa akhirnya berjalan menuju area duduk, memberikan waktu bagi Clara untuk bersosialisasi dengan teman-temannya. Mereka duduk di bangku taman, menghadap ke arah anak-anak yang bermain dan tertawa riang.

Damian menatap Clara dari kejauhan. Senyum lembut muncul di wajahnya, namun ia tak bisa sepenuhnya menyembunyikan raut pilu saat mengenang sosok Arum. Dalam bayangannya, ia bisa membayangkan Arum duduk di sampingnya, sama seperti Annisa sekarang, memperhatikan Clara dengan penuh kasih sayang.

Annisa menyadari ekspresi Damian yang sedikit berubah dan memberanikan diri bertanya, “Mas… masih teringat sama Mbak Arum, ya?”

Damian menoleh, sedikit terkejut dengan kepekaan Annisa, namun ia akhirnya mengangguk. “Kadang… ada rasa bersalah, Nis. Seolah aku belum benar-benar siap menerima kenyataan kalau dia sudah nggak ada. Aku mencoba, tapi saat seperti ini… ingatan itu muncul lagi.”

“Tapi itu sudah dua tahun, Mas.”

Annisa menatap Damian dengan penuh pengertian. “Aku mengerti, Mas. Kehilangan seseorang yang begitu berharga itu nggak mudah. Aku nggak berharap bisa menggantikan posisinya di hidup Mas atau Clara, tapi aku ingin… kita sama-sama pelan-pelan, saling mendukung untuk bisa menerima.”

Damian tersenyum kecil, kagum dengan ketulusan Annisa. “Kamu terlalu baik, Nis. Terkadang aku merasa tidak pantas menerima semua kebaikan ini… tapi aku bersyukur, kamu ada di sini, untuk Clara dan… untuk aku.”

Mereka terdiam sejenak, menikmati kebersamaan itu tanpa perlu banyak bicara. Annisa menunduk, sedikit tersenyum, perasaannya bercampur antara harapan dan kehati-hatian. Ia tahu, hubungan ini tidak bisa berjalan terlalu cepat. Ada luka di hati Damian yang membutuhkan waktu untuk sembuh, dan ia bersedia menunggu.

“Jika dua tahun saja aku sanggup. Aku akan bertahan untuk tahun-tahun berikutnya. Asal jangan terlalu lama, Mas. Lihat jugalah aku,” batin Annisa.

Tiba-tiba, Clara berlari ke arah mereka sambil tertawa lebar, mengacungkan tangan kecilnya yang menggenggam bunga lain. “Dad, Tante Annisa! Temanku kasih ini lagi! Katanya biar aku kasih ke orang yang aku sayang.”

Damian tertawa kecil, menatap Annisa yang tak bisa menyembunyikan senyumnya. Clara mendekatkan bunga itu ke arah Annisa, dan dengan polos ia berkata, “Tante Annisa, bunga ini buat Tante. Terima kasih sudah sayang sama aku.”

Annisa menerima bunga itu, matanya berkaca-kaca. “Clara, Tante juga sayang banget sama kamu,” ucapnya dengan lembut.

Damian tertegun, merasa tersentuh dengan kebahagiaan sederhana itu. Momen kecil ini membuatnya sadar, meskipun kenangan tentang Arum akan selalu ada, ia harus mulai melangkah maju. Untuk Clara, dan mungkin, untuk Annisa. Perasaan itu, meski samar, mulai tumbuh perlahan di hatinya.

“Rum, apakah sekarang waktunya aku untuk membuka hati?” tanya Damian dalam hati.

1
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
resep nasi goreng putih apa nih, spill dong?
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
masih ada kaku kaku percakapan antara annisa dan damian
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
banyak kata terima kasih dari damian
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
ples ples nya disensor teettt
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
si jenny bukan nya tobat, malah makin menjadi
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
apa teman2 annisa bodoh? masa mau terhasut jenny.
mudah banget ya jenny menyebarkan fitnahan.
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
nah kan klo diumumkan mah jd tenang, tidak ada rumor annisa bgn bgt lg
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
to the point aja nih dami, sekalian kamu kasih tau klo annisa istrimu
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
annisa tuh lugu atau apa sih? lagian salah sendiri pernikahan ditutup tutupi, jd menyebabkan orang berpikir buruk
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
cinta akan tumbuh seiring berjalan nya waktu, mknya harus sering bersama nissa dan damian tuh
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
udah izin dari arum dam, buka hatimu untuk annisa, ungkapkan perasaan mu
❀SαmαŇthα❦✟зÄ🦋⃝🐸
Hmmmm... awal bab sdh disuguhi konflik yg ckup menegangkan, adegannya kena banget dng realita yg ada di real, KDRT yg cukup menguras emosii, semangat berkaryanya Ikannnn..
BAROKAH99 HeartNet🔰π¹¹™
Rumah tangga yang tidak ada dasar cinta pasti banyak perselisihan atau perdebatan. apalagi kisah annisa yg menikah karena amanah sang kakak. otomatis sosok yang selama ini dianggap sebagai adik tidak bisa menembus pertahanan cinta kakak iparnya.

Cobaan, cacian, bahkan sakit hati membuat annisa semakin terpuruk. Dia merasa tak dianggap, yang padahal sudah memberikan yang terbaik buat anak Damian, tapi usahanya itu tidak dihargai sama sekali. Damian menganggap annisa belum pantas mengantikan sosok arum. Annisa wanita kuat dan tabah. sudah dicaci maki tetap saja berharap damian bisa menerima status sebagai istri sah

Annisa terlalu cantik, sehingga teman damian saja jatuh hati padanya. Namanya perasaan tidak bisa dipungkiri, namun masih bisa menjaga pertemanan dan bisnis agar tidak putus.

dalam diam dan tangisan, akhirnya damian sedikit ada perubahan sikap. Buah kesabaran mulai membuahkan hasil, walau harus lewat kumpul keluarga. Semoga semua dipermudah dan annisa bisa menjadi bagian hidup damian selamanya. intinya bersabar dalam tiap cobaan, semua akan ada hasilnya.
❤️⃟Wᵃf•§¢•Chiko❣ 🤎: kelihatannya menarik untuk dibaca
total 1 replies
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
kalo ingin menjelaskan rumor itu ya umumkan saja pernikahan kalian
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
damian harus cepat tau rumor yang sedang beredar, kasihan annisa digosipin terus, klo perlu umumin saja pernikahan nya
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
kau belum tau saja jen siapa annisa, klo km tau km akan malu sendiri
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
annisa ini terlalu lugu ya, coba lawan mereka yang suka nyindir2 itu nis
✨Ꮶ͢ᮉ᳟•ᾰ𝕣ຣ𝑦𝐀⃝🥀⏤͟͟͞͞🧸👻ᴸᴷ
masa gak ada yang janggal gitu yaa smaa lelucon begitu secara tiba" kalau aku sih bakal kepo 🤔
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
annisa seperti merasakan ga enakkan ya mau ini itu tuh, padahal kan ke suaminya, apa karena tadinya karena damian terlalu dingin ya!
🇵🇸Kᵝ⃟ᴸ
kedekatan annisa dan damian seperti jalan di tempat ya, coba klo skin to skin bisa lebih cepat mendekatkan mereka, misal cium tangan ketika mo kerja
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!