800 setelah perang nuklir dahsyat yang melibatkan Amerika Serikat, Rusia, dan Tiongkok, dunia telah berubah menjadi bayangan suram dari masa lalunya. Peradaban runtuh, teknologi menjadi mitos yang terlupakan, dan umat manusia kembali ke era primitif di mana kekerasan dan kelangkaan menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Di tengah reruntuhan ini, legenda tentang The Mockingbird menyebar seperti bisikan di antara para penyintas. Simbol harapan ini diyakini menyimpan rahasia untuk membangun kembali dunia, namun tak seorang pun tahu apakah legenda itu nyata. Athena, seorang wanita muda yang keras hati dan yatim piatu, menemukan dirinya berada di tengah takdir besar ini. Membawa warisan rahasia dari dunia lama yang tersimpan dalam dirinya, Athena memulai perjalanan berbahaya untuk mengungkap kebenaran di balik simbol legendaris itu.
Dalam perjalanan ini, Athena bergabung dengan kelompok pejuang yang memiliki latar belakang & keyakinan berbeda, menghadapi ancaman mematikan dari sisa-s
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Doni arda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8: Api Perlawanan yang Mulai Berkobar
Malam itu, Athena berdiri di depan pintu kayu yang rapuh. Varek, pria tua yang telah menunjukkan padanya kengerian penindasan di Hakar, mengetuk pintu itu dengan pola tertentu. Ketukan itu seperti sandi, dan beberapa detik kemudian, pintu terbuka.
Di dalam, ruangan remang-remang itu penuh dengan orang-orang yang duduk di lingkaran. Wajah mereka dipenuhi tekad, meskipun garis-garis kelelahan terlihat jelas. Mereka adalah para pemberontak, satu-satunya harapan bagi penduduk Hakar dan kota-kota kecil lainnya yang telah lama hidup di bawah cengkeraman Militer Timur.
"Ini dia, wanita yang kuceritakan," kata Varek memperkenalkan Athena. "Dia tahu lebih banyak tentang dunia di luar sana daripada kita. Dan dia punya rencana."
Athena melangkah maju, semua mata tertuju padanya. Ia merasa gugup, tetapi juga sadar bahwa mereka membutuhkan harapan, dan mungkin ia bisa menjadi jawaban yang mereka cari.
---
Athena memulai pembicaraannya dengan menggambarkan apa yang ia lihat di perjalanan, termasuk kota-kota kecil lainnya yang menderita di bawah cengkeraman Militer Timur.
"Kalian tidak sendiri," katanya. "Ini bukan hanya tentang Hakar. Kota-kota lain juga dijarah. Penduduknya diperbudak, anak-anak dipaksa bekerja, dan siapa pun yang mencoba melawan dihancurkan. Tapi ini bukan akhir dari segalanya."
Seorang pria besar dengan lengan penuh bekas luka berdiri. "Mudah bagimu untuk berbicara," katanya dengan nada mencemooh. "Kau baru saja datang ke sini. Kau tidak tahu betapa sulitnya melawan mereka. Mereka punya senjata, pasukan, dan bahkan dukungan dari Atlantis. Apa yang kita punya? Batu dan kayu?"
Athena menatapnya dengan tenang. "Kita punya sesuatu yang lebih kuat dari senjata mereka: alasan untuk berjuang. Mereka mungkin punya teknologi, tapi mereka tidak punya jiwa. Mereka tidak tahu apa itu kebebasan, karena mereka sendiri adalah budak dari kekuasaan mereka."
Ruangan itu menjadi sunyi. Kata-kata Athena mulai menggugah sesuatu dalam diri mereka—kemarahan yang telah lama terpendam, yang selama ini mereka pendam karena takut akan konsekuensi.
---
Setelah pertemuan selesai, Athena dan beberapa pemimpin pemberontak lainnya, termasuk Varek, mulai merancang rencana. Mereka tahu bahwa melawan Militer Timur secara langsung adalah bunuh diri, tetapi ada cara lain untuk melawan: memutus aliran sumber daya yang dikirim ke Atlantis.
"Kita tahu rute yang mereka gunakan untuk mengangkut logam dan kayu," kata seorang wanita muda bernama Sila, salah satu pemimpin pemberontak yang terkenal karena keberaniannya. "Jika kita bisa menyerang konvoi itu, kita bisa memperlambat mereka. Setidaknya untuk sementara."
Athena mengangguk. "Bukan hanya memperlambat. Kita harus menunjukkan pada mereka bahwa kita tidak akan tunduk lagi. Kita harus membuat mereka takut."
"Dan bagaimana kau berencana melakukan itu?" tanya pria besar tadi, yang akhirnya memperkenalkan dirinya sebagai Karos.
"Aku pernah mendengar tentang gudang penyimpanan mereka di dekat sini," jawab Athena. "Kita bisa menyerang tempat itu. Bakar persediaan mereka. Itu akan memberi pesan yang jelas."
---
Keesokan malam, Athena memimpin sekelompok kecil pemberontak menuju gudang penyimpanan yang terletak di pinggiran Hakar. Gudang itu dijaga ketat oleh pasukan Militer Timur, tetapi pemberontak telah mempelajari pola patroli mereka. Dengan hati-hati, mereka mendekati gudang itu, menggunakan bayangan malam untuk menyembunyikan gerakan mereka.
Athena merangkak mendekati salah satu penjaga dan melumpuhkannya dengan pukulan cepat ke belakang kepala. Dengan sinyal dari tangannya, yang lain mengikuti, melumpuhkan penjaga satu per satu tanpa suara.
Begitu mereka masuk ke dalam gudang, mereka melihat tumpukan besar logam, kayu, dan barang-barang lain yang telah dikumpulkan dengan paksa dari penduduk kota.
"Ini dia," bisik Sila. "Semua hasil jerih payah kita, diserahkan kepada mereka tanpa imbalan."
"Dan sekarang, kita ambil kembali," jawab Athena sambil menyulut obor.
Mereka menyalakan api di setiap sudut gudang, memastikan semuanya akan habis terbakar. Alarm mulai berbunyi, tetapi api sudah terlalu besar untuk dihentikan. Athena dan kelompoknya berhasil melarikan diri sebelum pasukan penjaga menyadari apa yang terjadi.
---
Keesokan paginya, kota Hakar gempar. Penduduk mendengar tentang serangan itu, dan untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, mereka merasa ada harapan. Militer Timur terlihat panik, mencoba menyelidiki siapa yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Athena berjalan di antara kerumunan, mendengar bisik-bisik tentang keberanian para pemberontak. Namun, ia tahu bahwa ini baru permulaan. Serangan kecil seperti ini tidak akan cukup untuk menjatuhkan Militer Timur, apalagi Atlantis.
Di sisi lain, pasukan Militer Timur mulai meningkatkan tekanan. Mereka mengumpulkan penduduk di alun-alun kota, mengancam akan menghukum siapa pun yang terlibat dalam serangan tersebut.
"Jika kalian tidak menyerahkan para pelakunya," teriak seorang perwira, "kami akan mengambil lima orang dari kalian setiap hari sebagai hukuman."
Penduduk menjadi gelisah, tetapi Athena tahu bahwa ketakutan ini tidak boleh menghentikan perlawanan mereka.
---
Athena kembali berkumpul dengan para pemberontak malam itu. "Mereka marah," kata Karos. "Dan mereka akan membalas dendam."
"Itu yang kita inginkan," jawab Athena. "Jika mereka marah, itu berarti mereka takut. Kita harus terus menekan mereka, membuat mereka kehilangan kendali."
Varek mengangguk. "Tapi kita juga harus berhati-hati. Kita tidak bisa mengorbankan penduduk begitu saja."
Athena memandang mereka semua. "Ini bukan hanya tentang menyerang. Ini tentang memberi harapan. Jika kita bisa menunjukkan pada mereka bahwa perlawanan itu mungkin, mereka akan bangkit sendiri. Dan saat itu terjadi, Militer Timur dan Atlantis tidak akan bisa menghentikan kita."
Dengan rencana baru di benaknya, Athena bersiap untuk langkah berikutnya dalam perjuangan yang semakin besar.
---
Athena menyadari bahwa perjuangannya melawan Militer Timur dan Atlantis tidak akan mudah. Namun, serangan ke gudang penyimpanan telah menyalakan api perlawanan di hati penduduk Hakar. Kini, ia harus memastikan bahwa api itu tidak padam, bahkan saat ancaman dari musuh semakin besar.
---