Jika benar yang dikatakan jodoh adalah cermin diri, bolehkah aku meminta mendapatkan jodoh yang lebih dari diriku?, karena aku adalah insan yang fakir ilmu,aku ingin mendapatkan seorang imam yang bisa menuntunku sampai ke surga Nya nanti.
pernikahan selalu di ibaratkan sebuah kapal, keselamatan penumpangnya di gantungkan pada Nahkoda nya, mampukah Nahkoda nya membawa kapalnya selamat hingga ke dermaga yang di tuju?.
Lalu bagaimana jadinya jika sebuah pernikahan yang terjadi karena sebuah keterpaksaan karena sebuah permintaan? apakah pernikahan itu akan bertahan? sedangkan yang berada di dalam nya tak saling kenal?.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arisha Langsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27
" Al kamu kok ga pernah ajakin Kiara main ke sini lagi? Bagaimana kabarnya?" mama Atika bertanya saat mereka makan malam.
" Al sibuk ma, keadaan dia baik kok, malahan kemarin dia ikutan acara sosial yang kampus adakan" jawab Al santai seraya terus menyuapkan makanan ke mulutnya.
" Tumben mama nanyain gadis lain ke Al ? Selain Melly ?" tanya papa Abraham Alexander.
" Ke inget aja pa, anaknya itu loh, cantik banget ,adem gitu liat wajahnya, apalagi prilaku nya itu lembut dan sopan banget, kangenin, ngeliat wajahnya itu ga bosan-bosan, andai dia mau tinggal di sini bareng kita,pasti bakalan seru banget " ucap mama Atika.
" Minta aja Al yang bujuk" jawab papa Abraham santai.
Al terdiam menatap kedua orang tuanya" Aku pa?" tanya nya" kok jadi aku?" tanya nya lagi seraya tangan nya menunjuk ke arah dirinya sendiri.
" Lah terus siapa lagi? Kamu bilang pesan terakhir almarhum Abang nya itu nitipin dia ke kamu kan?,dan juga kalian pasti sering ketemu,satu kampus juga" jawab papa Abraham, menjelaskan alasan beliau menunjuk sang putra.
" Papa kamu bener Al,itu amanah loh,secara tidak langsung dia itu menjadi tanggung jawab kamu,jadi kamu harus benar-benar menjalankan amanah itu" tambah mama Atika setuju dengan pendapat suaminya.
" Ya udah kalau gitu aku bawa aja dia pulang ke mansion ini sebagai istri" jawab Al santai.
Membuat mata mama Atika melotot sempurna, sedangkan papa Abraham terlihat santai-santai saja, bahkan pria paruh baya itu terlihat tidak berniat membantah, walaupun tidak mengatakan setuju dengan ucapan sang putra.
" Gila kamu, Melly mau kamu taruh di mana?ingat tahun depan kalian akan bertunangan,Apa kamu lupa dengan jasa papa nya? Mama ngak mau sampai mereka menganggap dan mengatakan putra mama laki-laki yang tidak tau terimakasih" protes mama Atika.
" Ma...untuk berterimakasih atau membalas Budi baik seseorang itu gak harus menuruti kemauan mereka,selama ini apa yang tidak kita turuti kemauan mereka? Aku tau papa selalu menerima tawaran kerjasama dengan perusahaan mereka itu karena balas Budi" jawab Al.
" Papa sama mama rela melakukan apapun demi kamu sayang,mama ga bisa bayangin seandainya saat itu ga ada om Wira,mama pasti akan kehilangan kamu" ucap mama Atika sendu.
" Ma...itu semua kehendak Tuhan yang masih memberikan kesempatan hidup untuk aku, seandainya ga ada om Wira pun, mungkin akan ada orang lain yang menjadi penyelamat ku saat itu " jawab Al sedikit membantah prinsip sang mama.
" Al bener ma,papa juga berfikiran seperti itu,papa menerima tawaran mereka untuk menjodohkan putra kita dan putri mereka itu karena mengira Al dan Melly akan sangat cocok,tak ada salahnya kan kalau kita mencoba" ucap papa Abraham tenang.
Mama Atika menghela nafas berat, pendapat kedua pria beda generasi di depannya itu benar dan memang tidak salah,tapi wanita paruh baya itu paling malas berhadapan dengan mulut tanpa filter mama nya Melly.
" Pikirkan baik-baik,mama ga mau kamu menyesal akhirnya hanya karena kehadiran orang baru, ingat kita tidak kenal seluk beluk keluarga almarhum sahabat kamu itu,dan juga kita ga tau apa yang ada dalam pikiran mereka,mama ga mau orang memanfaatkan kamu" ucap mama Atika menasehati.
" Yang mama kamu katakan benar Al,kamu harus hati-hati,tidak sedikit di luaran sana orang yang ingin memanfaatkan nama besar keluarga kita,papa ga mau kamu salah mengambil keputusan dan berakhir seperti sepupu kamu, yang mempercayai pria yang ternyata tidak bertanggung jawab dan berakhir terkurung di rumah sakit" ucap papa Abraham.
" Papa mama tenang aja,aku ga sebodoh itu,jika hanya karena kecantikan itu ga akan bisa buat aku bertekuk lutut pada perempuan, siapapun itu" jawab Al dengan sangat yakin dan percaya diri.
" Papa mama perlu bukti atas ucapan kamu itu" papa Abraham berbicara serius.
Sedangkan mama Atika hanya diam,wanita paruh baya cantik itu tengah membayangkan wajah cantik Kiara, apakah benar putranya tidak akan tertarik pada wanita secantik dan se anggun itu? Terlebih beliau sudah sedikit tau bahwa Kiara adalah gadis yang sangat pintar dan cerdas.
' Tante... bilang ke Al, hati-hati dengan orang baru dan asing,dia memang terlihat sangat baik,tapi kita tidak tau apa yang ada dalam hatinya,dia itu pintar, kasihan Al kalau hanya akan di manfaatkan oleh nya hanya karena almarhum Abang nya sahabat Al dan yang lainnya, Melly beneran sayang Al , Melly ga tega kalau lihat nanti nya Al akan hancur karena perempuan itu, Melly ga pa pa kalau Al ga milih Melly, asalkan Al bahagia '
Ucapan Melly saat pertemuan mereka di sebuah cafe membuat pikiran mama Atika sedikit terusik dengan kehadiran Kiara di antara anak nya dan Melly, walaupun Melly bukan tipe menantu idaman beliau tapi beliau kenal dekat dengan kedua orang tuanya.
Untuk itu mama Atika memiliki rencana agar Kiara tinggal di mansion mereka,itu agar beliau bisa mengawasi kedekatan antara Al dan Kiara,dengan begitu beliau tau apakah mereka sering bersama.
" Mama kok bengong dari tadi, sampai-sampai makanan nya di anggurin gitu,cuma di aduk-aduk aja" tegur papa Abraham.
" Eh..ngak ko pa,cuma kepikiran aja dengan rencana pertunangan Al dan Melly,mau pakai konsep apa" alasan mama Atika.
" Masih tahun depan ma" ucap papa Abraham.
" Kenapa harus secepat itu sih ma? aku belum siap" jawab Al dingin.
" Apa yang buat kamu merasa belum siap? Mama lihat hubungan kalian semakin dekat,dan Melly juga sudah siap,kalian cuma tunangan aja dulu,ga langsung nikah " jawab mama Atika santai.
" Tapi aku ga mau terikat dengan hubungan seperti itu ma,aku ingin memantapkan hati ku,aku ingin menikah sekali seumur hidupku " jawab Al tegas,ia memang pria yang tidak suka mengambil keputusan tanpa mempertimbangkan dengan matang.
" Apa yang buat kamu ragu dengan hati kamu? dimana kurang nya Melly, walaupun dia wanita manja tapi dia mandiri, walaupun dia masih berpakaian seksi tapi dia masih memiliki sikap yang baik dan penyayang juga" ucap mama Atika menasehati sang putra.
Al tak menjawab, ia justru meletakkan sendok makan nya dan meminum air putih " Aku sudah selesai,maaf aku duluan" ucap Al dingin seraya bangkit dari duduknya dan melangkah meninggalkan meja makan.
" Anak itu" geram mama Atika seraya menatap kepergian sang putra.
" Udah deh sayang...kamu ga harus terus maksa putra kita seperti itu, biarkan dia berfikir matang-matang, yang akan menjalani rumah tangga nya itu kedepannya adalah dirinya,kita memang menginginkan yang terbaik untuk putra kita,tapi mungkin hatinya lebih tau wanita mana dan seperti apa yang ia inginkan bersanding dengan dirinya"
" Kita cukup pantau wanita seperti apa yang menjadi pilihan nya,jika tidak baik maka tugas kita untuk menjauhkan mereka dan mengingatkan putra kita bahwa wanita itu tidak baik untuk nya" papa Abraham mencoba memberikan pengertian pada sang istri.
" Terserah deh,pusing mama mikirin anak papa itu,ga pernah kelihatan tertarik pada wanita,entah wanita seperti apa yang dia sukai" ucap mama Atika geram.
" Mana mungkin anak kita ga suka sama lawan jenis, mungkin cuma belum ketemu yang sesuai kriteria nya aja,atau mungkin dia belum menyadari perasaannya pada seorang wanita" jawab papa Abraham santai.
Pria paruh baya itu merasa bahwa putranya sedang menginginkan seseorang,dan perkiraan papa Abraham sedikit menuju pada Kiara, sebagai sesama pria papa Abraham bisa melihat perbedaan tatapan sang putra saat menatap Kiara dan saat menatap Melly.
Walaupun saat Al menatap Kiara menunjukkan seakan dirinya tak menyukai perempuan itu,tapi dari yang papa Abraham lihat tatapan Al begitu dalam saat menatap Kiara.
Berbeda dengan saat menatap dan berbicara dengan Melly, tatapan Al biasa saja, layaknya menatap teman-teman nya,atau sama seperti saat ia menatap sepupu-sepupu nya.
Dan firasat papa Abraham mengatakan bahwa Kiara gadis baik-baik,dan dari tatapan nya Kiara menunjukkan seakan gadis cantik itu merasa takut pada Al, tatapan nya menunjukkan seakan mereka memiliki hubungan yang rumit.
Namun papa Abraham tidak ingin berfikir terlalu jauh tentang semua itu,biarlah itu urusan para anak muda, sebagai orang tua beliau hanya ingin mengawasi saja,selama tidak jauh melenceng dari aturan yang beliau buat,maka beliau akan menjadi penonton.