Novel ini mengisahkan perjalanan cinta yang penuh dinamika, yang diselimuti perselisihan dan kompromi, hingga akhirnya menemukan makna sesungguhnya tentang saling melengkapi.
Diantara lika-liku pekerjaan, mimpi, dan ego masing-masing, mereka harus belajar mengesampingkan perbedaan demi cinta yang semakin kuat. Namun, mampukah mereka bertahan ketika kenyataan menuntut mereka memilih antara ambisi atau cinta?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arin Ariana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Langkah Menuju Komitmen
Meskipun jarak masih menjadi tantangan yang terus menguji hubungan mereka, Ariana dan Alfatra kini merasa lebih siap untuk mengambil langkah besar berikutnya. Setiap percakapan yang mereka lakukan, setiap momen yang mereka habiskan bersama, semakin menguatkan rasa percaya dan cinta mereka. Namun, meskipun mereka merasa dekat, ada satu hal yang masih harus mereka bicarakan secara serius—komitmen jangka panjang mereka.
Setelah beberapa bulan menjalani hubungan jarak jauh, akhirnya mereka memutuskan untuk bertemu di kota tempat Alfatra bekerja. Ini adalah pertemuan yang telah lama mereka nantikan, namun kali ini terasa berbeda. Keduanya tahu bahwa ini bukan sekadar pertemuan biasa; ini adalah langkah penting menuju masa depan yang lebih baik.
Pada malam pertama mereka bersama, setelah makan malam yang intim, Ariana dan Alfatra duduk berdua di balkon, menikmati pemandangan kota yang gemerlap di bawah mereka. Ada keheningan yang nyaman di antara mereka, tapi juga ketegangan yang tak terbantahkan, karena mereka tahu pembicaraan besar itu sudah dekat.
"Ari," mulai Alfatra dengan suara lembut, menatap ke luar jendela, "kita sudah melewati banyak hal, dan aku merasa kita semakin dekat. Tapi aku juga tahu bahwa kita harus membuat keputusan besar tentang masa depan kita."
Ariana mengangguk perlahan, merasa berat di dadanya. "Aku tahu, Alfa. Kita sudah lama bersama, dan aku merasa kita sudah siap untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius. Tapi aku ingin tahu apakah kita sudah siap untuk menghadapi semua itu, baik dalam hubungan maupun kehidupan."
Alfatra menatap Ariana, mengerti kecemasan yang tersembunyi di dalam kata-katanya. "Aku juga merasa demikian. Kita sudah banyak berubah, dan kita telah belajar banyak tentang satu sama lain. Tapi pernikahan, itu bukan hanya tentang cinta, kan? Itu tentang kesiapan kita untuk saling mendukung dalam segala hal."
"Aku ingin kita membuat keputusan ini dengan hati-hati, Alfa," kata Ariana, matanya penuh ketulusan. "Aku ingin memastikan bahwa kita siap bukan hanya secara emosional, tetapi juga praktis. Apakah kita bisa menghadapinya dalam segala aspek kehidupan?"
Percakapan malam itu membawa mereka pada pemahaman yang lebih dalam tentang satu sama lain. Mereka mulai berbicara tentang ketakutan dan keraguan masing-masing. Alfatra mengungkapkan rasa takutnya tentang menjalani pernikahan sambil menghadapi tuntutan pekerjaan yang terus berkembang, sementara Ariana berbicara tentang ketidakpastian terkait karirnya dan bagaimana itu bisa memengaruhi pernikahan mereka.
"Aku ingin sekali menikah denganmu, Ari," kata Alfatra dengan serius. "Tapi aku juga khawatir jika aku tidak bisa memberi perhatian penuh kepadamu karena pekerjaan. Kita tahu bahwa kehidupan kita sangat dinamis, dan kita tidak selalu bisa merencanakan segalanya."
Ariana menggenggam tangan Alfatra. "Aku juga ingin kita menikah, Alfa. Aku ingin kita bersama, tapi aku takut jika aku tidak bisa seimbang antara pekerjaan dan peran sebagai istri. Aku tidak ingin hubungan kita hanya berjalan dengan satu arah."
Mereka berdua menyadari bahwa pernikahan bukanlah langkah yang mudah, tetapi mereka juga tahu bahwa mereka sudah siap untuk menghadapi segala tantangan bersama. Setelah berbicara tentang kekhawatiran mereka, mereka sepakat untuk melangkah maju dengan hati-hati dan penuh keyakinan.
Hari-hari berlalu dengan penuh pemikiran mendalam, dan setelah beberapa percakapan panjang, mereka akhirnya membuat keputusan untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius. Alfatra memutuskan untuk meminta Ariana menikah dengannya. Meskipun mereka belum sepenuhnya yakin tentang semua hal yang akan datang, mereka tahu bahwa bersama, mereka bisa menghadapinya.
Pada malam yang penuh cahaya bintang, ketika mereka duduk di taman kota tempat mereka pertama kali bertemu, Alfatra memegang tangan Ariana dan berkata, "Ari, aku tahu kita telah melewati banyak hal bersama. Aku ingin melanjutkan perjalanan ini bersamamu. Aku ingin membangun kehidupan bersama, tidak hanya dalam suka, tetapi juga dalam duka. Maukah kamu menikah denganku?"
Ariana menatap mata Alfatra, merasakan ketulusan dalam setiap kata yang diucapkan. "Aku cinta padamu, Alfa. Aku siap untuk itu. Kita mungkin tidak punya semua jawaban, tapi aku percaya kita bisa menemukan jalan kita bersama."
Ariana mengangguk, matanya penuh dengan air mata kebahagiaan. "Ya, aku akan menikah denganmu, Alfa."
Setelah keputusan besar itu diambil, Ariana dan Alfatra mulai merencanakan masa depan mereka dengan lebih serius. Mereka mengatur segala hal mulai dari pernikahan hingga rencana keuangan bersama. Mereka sadar bahwa perjalanan mereka baru saja dimulai, dan banyak tantangan yang akan datang, tetapi mereka siap menghadapinya.
Mereka berdua mulai merencanakan kehidupan yang lebih seimbang, di mana mereka bisa mendukung satu sama lain dalam karir, kehidupan pribadi, dan tentu saja, pernikahan. Mereka berkomitmen untuk berkomunikasi lebih baik dan memastikan bahwa hubungan mereka tetap menjadi prioritas utama, meskipun kesibukan pekerjaan akan terus datang.
.........
Apakah mereka akan berhasil menghadapi semua tantangan baru dalam kehidupan pernikahan? Bagaimana mereka akan mengatasi perubahan besar ini dalam hidup mereka?
......~