Kinara yang baru menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi luar negeri segera pulang ke kampung halamannya untuk segera bertemu dengan kakak kandungnya yang sejak lama tinggal bersama sang nenek.
Namun hal tak terduga terjadi, kakaknya yang ditemukan tak bernyawa di belakang sekolah, menimbulkan berbagai spekulasi.
Mampukah Kinara menyibak rahasia kematian sang kakak ?.
Yuk baca cerita lengkapnya disini, dan jangan lupa like serta dukungannya agar Kinara bisa menyibak rahasia kematian sang kakak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qiana Lail, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 29. Kotak Kayu
Kinara berjalan meninggalkan ruang bawah tanah dengan langkah pelan. Setelah beberapa langkah ia berbalik dan kembali ke ruangan yang gelap gulita itu.
"Buat penerangan di ruangan ini. Aku ingin mencari sesuatu !." perintah Kinara.
Dengan cepat anggota Dom Anggels mencari kabel dan yang lainnya untuk membuat penerangan seperti yang diperintahkan oleh Kinara.
Sementara Kinara sendiri memeriksa ruangan itu dengan menggunakan ponselnya. Ia mengamati setiap sudut ruangan baik di dinding atau dilantai. Berharap bisa menemukan sesuatu atau petunjuk keberadaan uncle Bram.
Tak butuh waktu lama, ruangan yang awalnya gelap gulita itu kini menjadi terang benderang. Ruangan yang kosong tanpa ada barang-barang bahkan sebuah tikar lusuh pun tidak ia temukan di tempat itu.
"Nona, bagaimana dengan mayat wakil pemimpin Naga Hitam ?." tanya salah satu anggota Dom Anggels.
"Gantung mayatnya di depan mansion Abimanya !. Dan kirim seluruh mayat-mayat anggota Naga Hitam itu tepat dibawah jenazah sang pemimpin mereka."
"Mereka semua harus melihat bagaimana kondisi anggota Naga Hitam, yang berani mengusik orang terdekat ku !." ucap Kinara dengan tangan yang terkepal kuat.
Setelah mendapatkan perintah anggota tersebut langsung menjalankan perintah dari Kinara.
"Nona bagaimana dengan markas ini ?." tanya yang lainnya.
"Setelah aku memeriksa markas ini, segera ledakkan agar tidak ada lagi Naga Hitam di kota J ini." jawab Kinara.
Setelah mengatakan hal itu, Kinara kembali memeriksa setiap dinding dan juga lantai dipenjara bawah Tanah itu.
Kinara menghentikan gerakannya saat ia mendengar sebuah suara dibawah kakinya. Ia memeriksa lantai yang ia injak dengan cara mengetuknya dengan kakinya.
Terdengar sebuah suara seperti ada ruang yang lain di dalam penjara bawah Tanah itu. Dengan seksama Kinara kembali memeriksa dan dengan pisau kecil yang ia selipkan di sepatunya ia mencoba mencongkel lantai itu.
Setelah sedikit usaha akhirnya lantai itu terbuka. Ada sebuah kotak kayu kecil yang tersimpan disana.
Kinara mengambil kotak kayu itu dan membersihkannya dari debu dan kotoran. Segera ia membuka kotak kayu yang tidak dikunci itu.
Ada sebuah batu giok berwarna biru dan juga sebuah kunci serta sebuah kertas yang terlipat rapi.
Kinara membuka kertas yang terlipat itu dan membaca tulisan yang ditulis sangat rapi di kertas itu.
"Untuk Kinan dan Kinara anakku."
Nak saat kau membaca tulisan ini, berarti papi sudah tidak ada lagi di dunia ini. Tapi papi berharap kau tumbuh menjadi gadis yang cantik dan baik hati, dan papi berharap kau menikmati kehidupan ini dengan bahagia.
Maafkan Papi karena tidak bisa menemani tumbuh kembang kalian. Tapi papi pastikan apapun yang seharusnya menjadi milik kalian, selamanya akan menjadi milik kalian.
Nak, perempuan yang selama ini kalian anggap sebagai ibu kandung kalian, sebenarnya ia bukan momy kalian.
Ia adalah wanita iblis yang telah memisahkan kalian dengan momy dan papy. Nak jika kau punya kesempatan datanglah ke kota N, disana ada keluarga momy kalian.
Bawalah batu giok ini serta kunci yang momy kalian simpan sebagai tanda bahwa kalian adalah anak kandungnya.
Nak, hiduplah dengan bahagia. Walaupun kami tidak bisa menemani kalian hingga kalian dewasa.
Jika ada seseorang yang mempunyai wajah yang sangat mirip dengan papi dan mungkin saat ini kau anggap sebagai papi, dia bukanlah papi tapi seseorang yang menginginkan harta dan kekuasaan Abimanya.
Jangan percaya kepada siapapun yang wajahnya mirip dengan papi dan Mommy.
Sayangnya tulisan itu terputus, hanya ada sebuah garis yang panjang. Tanpa ada nama penulis atau pesan yang lainnya.
Kinara menghela nafas panjang, setelah itu ia bangkit dari duduknya sambil menyimpan batu giok dan juga kunci yang ada didalam kotak kayu itu.
"Jika ini tulisan papy, lalu siapa pria yang aku anggap sebagai papa di mansion Abimanya ?. Dan siapa orang yang dikurung di dalam penjara ini ?." batin Kinara.
Setelah memastikan tidak ada sesuatu apapun lagi. Kinara berjalan keluar dan memeriksa ruangan yang lainnya.
Selain harta benda dan juga senjata api, tidak ada lagi sesuatu yang bisa menjadi petunjuk keberadaan Bram.
"Nona, kita sudah siap untuk meledakkan markas ini." ucap seseorang yang ia perintahkan sebelumnya.
"Tunggu aku ingin melihat rekaman cctv yang ada didalam markas ini." ucap Kinara.
Dengan sigap seseorang memberikan sebuah laptopnya kepada Kinara. Dan dengan gerakan yang sangat lincah jari-jari Kinara langsung berselancar diatas keyboard.
Setelah beberapa saat ia menekan tombol enter dan menunggu video yang terjadi sebelum markas Naga Hitam diserang oleh anggota Dom Anggels yang dipimpin oleh Jay.
Terlihat aktivitas anggota Naga Hitam. Ada yang sedang bermain kartu, ada juga yang sedang bermain perempuan. Tapi ada pula yang giat berlatih disalah satu ruang khusus untuk latihan.
Beberapa detik berikutnya, terlihat Bram yang berjalan dengan kedua tangannya yang diborgol di belakang.
Terlihat kakinya yang mengeluarkan cairan berwarna merah. Dengan wajah yang sudah penuh dengan luka lebam.
Sudut mulutnya mengeluarkan cairan merah dengan bibirnya yang pecah. Tak cukup sampai disitu, seseorang lelaki dengan kepala botak mencambuk tubuh Bram layaknya seekor kerbau yang tak mau membajak sawah.
Dengan sebuah tembakan dikedua kaki, Bram dipaksa untuk berlutut di hadapan seorang pria yang memakai sebuah topeng.
Terlihat pria itu menampar wajah Bram menggunakan sebuah balok kayu. Membuat Bram memuntahkan cairan merah kental.
Tak puas sampai di situ, salah seorang dari mereka menyiram tubuh Bram yang sudah babak belur dengan sebuah cairan.
Tubuh Bram menggelepar seperti cacing yang kepanasan. Setelah itu, ada seseorang yang membisikkan sesuatu kepada pria bertopeng itu.
Pria bertopeng itu memicingkan matanya dan dengan paksa melepas jam tangan yang Bram kenakan. Setelah itu tangan Bram di injak hingga Jari-jarinya berwarna merah.
Pria bertopeng itu meminta seseorang untuk melemparkan jam tangan milik Bram kesebuah ruangan. Dimana ruangan itu adalah penjara bawah Tanah.
Setelah itu ia memerintahkan anak buahnya untuk membawa Bram keluar dari Markas menggunakan sebuah mobil Jeep hitam. Pria bertopeng itu kemudian mengikutinya dengan menggunakan mobil yang lainnya.
Tangan Kinara mengepal erat, matanya memicing menatap setiap wajah-wajah yang dengan sadis menyiksa Bram.
"Segera ledakkan gedung ini, pastikan tidak ada satu jengkal pun bangunan yang masih terlihat."
"Dan segera cari pria yang ada didalam video itu, tangkap semua keluarganya dan sita semua aset yang ia miliki." ucap Kinara sambil menyerahkan laptop yang ada ditangannya.
Dengan langkah lebar Kinara berjalan menuju motor kesayangannya dan tak butuh waktu lama, bangunan megah yang ada dibelakangnya meledak.
Api dan asap hitam membumbung tinggi menutup langit yang berwarna cerah. Debu-debu berterbangan menggiring kepergian Kinara yang sedang dipenuhi oleh api dendam.