Lima puluh ribu tahun yang lalu terjadi perang besar yang melibatkan semua aliran seni beladiri di Medan Perang Asyura.
Dewi Pedang Yuanxin, yang berhasil menjadi peri pedang terkuat juga harus gugur di dalam medan tempur. Namun sebelum kematiannya, dia melepaskan jiwanya untuk berkelana mencari pewaris agar aliran pedang yang sebenarnya tidak menghilang dari dunia ini.
Lima puluh ribu tahun kemudian, Juan Bai yang tidak memiliki akar spiritual dan diafragma bertemu dengan wanita cantik di dalam mimpinya.
"Apakah kamu ingin berkultivasi pedang?"
"Yah, Aku ingin membalas dendam orang yang telah membantai keluargaku, dan menjadi orang kuat yang tak terkalahkan!"
Lalu, bagaimana kisah Juan Bai selanjutnya?
Simak terus ceritanya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jazzy bold, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 Membunuh Dengan Mudah
Tiga hari berlalu tanpa di sadari, kini Juan Bai tidak lagi menusukan pedang ke tubuhnya, tapi mulai bermeditasi mengendalikan energi di tubuhnya.
Hanya dalam waktu tiga hari, Juan Bai telah Menerobos ke tingkat menengah alam Pemahaman.
Meskipun ini terlihat mudah, namun dia sudah menghabiskan sekitar 200 pedang yang di berikan oleh keluarga Qin.
Juan Bai terus mengamati pedang berwarna biru di tubuhnya, kini pedang itu nampak semakin membesar. Energi pedang yang di pancarkan juga sangat tajam.
Beberapa saat kemudian Juan Bai selesai bermeditasi, namun dia tidak membuka mata. Dia mengingat kembali momen saat bertarung dengan penjaga kota dan Lason terakhir kali.
"Nampaknya aku masih sangat lemah. Bukan hanya kalah dalam jumlah energi, tapi juga kecepatan sangat lambat!" Juan Bai bergumam kecil.
Meskipun selama ini Juan Bai terlihat unggul ketika bertarung, itu karena dia bisa menggerakkan pedang dengan mudah, namun untuk jurus dia benar-benar tidak punya jurus yang bagus.
Satu-satunya jurus yang dia punya adalah Teknik Pedang Spiritual. Jika itu di gunakan untuk melawan musuh yang mudah masih tidak masalah, tapi ketika melawan musuh kuat, maka itu sama saja mencari mati.
Setelah berfikir sejenak, Juan Bai berjalan ke hutan belakang kediaman keluarga Qin. Dia berniat ingin melatih Teknik Pedang Spiritual sampai ke tingkat maksimal disini.
"Satu bulan lagi akan ada pertandingan Qinglong, lalu bulan berikutnya akan ada perekrutan murid Sekte Pedang Kabut. Sepertinya jika aku ingin menjadi murid Sekte, aku harus berusaha keras." Juan Bai nampak berfikir dengan keras.
Jika dia bisa menjadi murid Sekte, maka tidak akan ada yang berani meremehkan dia. Dia juga bisa kembali ke kota Shushan dan membangun ulang kediaman keluarga Bai tanpa harus takut.
Mengeluarkan pedang di tangannya, Juan Bai terus menerus menebas ke arah pohon besi yang berjarak sepuluh meter darinya.
Pohon besi terkenal sangat keras dan besar, bahkan ini jauh lebih keras dari baja, namun Juan Bai terus menerus menebas. Ini hanya tebasan biasa, tanpa menggunakan energi di tubuh.
Ding! Ding! Ding!
Suara benturan logam terus terdengar sepanjang hari, pada malam harinya Juan Bai beristirahat untuk makan, kemudian dia lanjut berlatih lagi.
Pada hari ke lima, Juan Bai berhenti berlatih karena Yun Xiao datang mencarinya.
Juan Bai menyimpan pedangnya lalu menghampiri Yun Xiao, "Nona Xiao, ada apa mencariku?"
"Apakah kamu masih mengingat orang yang bernama Helius?" Yun Xiao bertanya dengan suara kecil pada Juan Bai.
"Apakah anak dari keluarga Chang?" Juan menatap Yun Xiao untuk memastikan.
"Benar!" Angguk Yun Xiao, "Dia saat ini berada di aula keluarga kami."
Mendengar hal ini, Juan Bai mengangguk. Dia kira-kira bisa menebak apa yang akan di lakukan oleh mereka semua, "Ayo temui mereka."
Juan Bai melambaikan tangannya, lalu mengganti bajunya kemudian mengikuti Yun Xiao berjalan ke aula kediaman keluarga Qin.
Di dalam aula terdapat beberapa orang, ada yang duduk di sebelah kiri, ada juga yang duduk di sebelah kanan.
Di sebelah kiri Juan Bai melihat ada Qin Hao dan beberapa orang tua lain, sementara di sebelah kanan juga ada dua orang tua dan sisanya adalah anak-anak muda yang energik. Namun dari tatapan mata dan ekspresi wajah, mereka semua nampak sangat sombong dan arogan.
"Ayah, aku merasa tidak terima. Yun Xiao adalah istriku, tapi tanpa sepengetahuan kita dia berselingkuh dengan pria lain, ini sama saja sedang menampar keluarga kita."
Yang berbicara adalah seorang pemuda yang sangat tampan, rambutnya kuning dan hidung sedikit mancung. Dia tengah berbicara pada pria berusia 40 tahun yang terlihat seperti seorang bule.
Badan pria itu sangat besar, selain itu dia juga memiliki mata hijau, dan hidung yang mancung.
Pria itu menatap Helius dengan senyum penuh percaya diri, "Nak, kamu tenang saja. Jika hari ini keluarga Qin tidak memberikan penjelasan, maka ayah akan menghancurkan keluarga kecil ini."
Qin Hao dan beberapa orang lainnya nampak mengerutkan alisnya.
Masalah kali ini memang adalah kesalahan mereka, namun jika mengancam ingin menghapus keluarga Qin, maka itu adalah mimpi di siang bolong. Bahkan orang gila saja tidak berani mengatakan itu.
Tapi meskipun merasa sedikit tidak senang, semua orang keluarga Qin hanya bisa menghela nafas sabar dan tidak ada yang berbicara.
Juan Bai masuk ke dalam aula dan bertanya dengan ekspresi datar, "Senior, apakah ada hal penting kenapa memanggilku?"
Qin Hao menghela nafas tak berdaya lalu berkata, "Bukan aku yang mencarimu, tapi orang-orang ini."
Qin Hao menunjuk ke arah orang-orang keluarga Chang yang ada di depannya.
Helius Chang melihat ke arah Juan Bai dengan mata menyipit, "Apakah kamu yang menjadi tunangan Yun Xiao?"
"Apa hubungannya denganmu?" Juan Bai menjawab dengan nada dingin.
Dia paling tidak menyukai orang-orang seperti Helius Chang ini.
Api amarah Helius Chang berkibar, "Kamu cari mati!"
Dia melihat beberapa anak muda di sampingnya lalu berkata, "Bunuh dia."
Anak muda yang mendapat perintah dari Helius Chang juga tidak menolak, salah satu dari mereka langsung menyerang Juan Bai dengan sebuah tinjuan.
Anak ini juga seorang yang berada di alam Pemahaman tingkat dasar, dia menyerang dengan kekuatan mutlak ingin membunuh Juan Bai.
Namun Juan Bai hanya menutup mata tanpa melakukan gerakan apapun.
Saat tinjuan anak itu hanya berjarak beberapa inci dari tubuhnya, Juan Bai membuka mata dan terlihat sehelai benang kecil terbang ke arah leher orang itu dengan kecepatan kilat. Tanpa orang itu sadar kepalanya sudah putus.
"Kamu.." Orang itu memegangi lehernya dengan ekspresi ngeri di wajahnya.
Bahkan orang-orang yang berada di dalam aula sebagian orang masih tidak mengerti apa yang terjadi, namun Qin Hao dan beberapa orang tua lain bisa melihat apa yang terjadi.
Setelah tiga tarikan nafas, kepala orang yang menyerang Juan Bai jatuh ke lantai dan darah menyembur seperti keran bocor.
"Ini.. Bagaimana bisa!" Helius Chang tidak bisa mempercayai matanya.
. . .