Karena suatu kejadian yang tidak terduga, Carlina harus melahirkan anak kembar yang super jenius.
Carlina sendiri tidak tahu, siapa ayah dari anaknya tersebut. Namun kemunculan dua anak kembar tersebut membuat Arthur harus menyelidiki kejadian 8 tahun lalu itu.
Akankah semuanya terungkap? Apa sebenarnya hubungan mereka?
Penasaran? baca yuk!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 28
"Jika tidak ada keperluan lagi, silahkan keluar. Aku juga ada urusan penting yang harus diselesaikan," ucap Arthur.
Arthur memerintahkan Arya untuk mengantar tamunya secara baik-baik hingga ke parkiran. Sebelum Arya mengantarkan tamunya, Arthur berpesan jika dia ada urusan.
"Aku akan pulang, dan dokumen ini aku bawa pulang, jika ada berkas lain yang penting, kirim lewat email saja," ucap Arthur.
Arya hanya menghela nafas. "Kemana tuan yang gila kerja? Sekarang malah dibawa pulang. Tapi syukurlah, setidaknya tidak dilimpahkan ke aku," batin Arya.
"Tuan Arthur, bisakah di pertimbangkan lagi? Kasihanilah putri saya, Tuan," ucap Doni memohon.
Arya tidak bisa menarik tamunya, biar bagaimanapun ia harus punya kesopanan. Jadi Arya memintanya untuk keluar dengan cara baik-baik.
"Maaf Tuan Doni, sewaktu Salsa menjebak ku, aku masih bisa bertoleransi. Tapi semakin dibiarkan, kelakuan nya semakin menjadi. menculik istriku adalah tindakan kriminal."
"Tuan Doni, silahkan," ucap Arya sesopan mungkin. Namun tidak digubris sedikitpun oleh Doni.
Arya yang sudah hilang kesabaran pun menelpon sekuriti untuk mengusirnya. Dengan cara baik-baik tidak di endahkan, terpaksa Arya dengan cara paksa.
"Bawa dia keluar!" perintah Arya.
"Baik Tuan," jawab kedua sekuriti serentak.
Arya asisten pribadi Arthur, tentu saja perintahnya juga berlaku. Dan dia juga di hormati oleh karyawan.
"Lanjutkan pekerjaan mu, aku ingin pulang," kata Arthur.
Arthur tiba dilantai bawah dan melihat Doni masih ingin masuk. Salah satu sekuriti pun dipukul oleh Doni.
Tentu saja sekuriti itu membalas, sehingga Doni babak belur di mukanya. Karena pukulan dari sekuriti.
"Tuan!" sekuriti berhenti dan menunduk hormat.
"Teruskan!" perintah Arthur.
"Tidak ada tempat lagi, tuan. Semua sudah bonyok," batin sekuriti itu.
Doni pulang dengan perasaan marah, dia datang untuk memohon agar putrinya di bebaskan. Namun dapat pukulan dari sekuriti.
"Halo Lida, bantu Om mencari informasi istri dan anak Arthur," ucap Doni melalui telepon.
"Maaf Om, aku baru saja dipecat oleh Arthur, dan sekarang tidak punya pekerjaan, jadi ...."
"Aku mengerti, jika ada informasi, kirim ke Om nanti aku transfer," ucap Doni memotong pembicaraan Lida.
Kemudian sambungan telepon pun terputus. Doni tersenyum saat melihat pesan masuk, kiriman foto Carla dan Carlos yang sempat ia ambil sewaktu Arthur memperkenalkan mereka.
"Jadi ini anakmu, jangan salahkan aku jika anakmu harus aku jadikan tebusan," gumam Doni.
Kemudian ia segera pergi dari gedung tersebut. Doni akan mencari waktu yang tepat untuk menangkap dan menculik anak Arthur.
Kemudian akan ia tukar dengan kebebasan putrinya. Doni sudah membayangkan rencananya pasti berhasil.
Hanya menangkap dua anak kecil, apa susahnya. Begitulah pemikirannya. Doni tidak tahu jika mereka adalah anak kucing yang lucu dan imut.
Namun bisa berubah menjadi anak singa yang juga bisa menerkam mangsanya jika sudah di usik.
Sementara Arthur sudah tiba dirumah, ia memarkirkan mobilnya dengan sembarangan. Ia langsung masuk kedalam rumah.
Saat masuk kedalam kamar, Arthur tidak mendapati siapa-siapa. Kemudian ia keluar dan mencari keberadaan istrinya.
Ternyata Carlina sedang berada di dapur memasak. Arthur yang berjalan tidak menimbulkan suara pun menghampiri istrinya.
"Aaaakh!" Carlina memekik saat Arthur tiba-tiba mengangkat tubuhnya.
"Lepas, suamiku. Aku lagi sedang masak," ucap Carlina.
Arthur mematikan kompor dan meminta pelayan untuk menggantikan nya. Carlina meronta-ronta digendongan Arthur.
Para pelayan tertawa cekikikan saat melihat kemesraan tuan dan nyonya nya itu.
"Hubby, lepas," kata Carlina. Namun ia tetap melingkarkan tangannya di leher Arthur, karena takut jatuh.
"Siapa tadi yang menggoda, hmmm?" tanya Arthur.
"Tidak! Aku tidak menggoda, aku hanya bosan sendiri di rumah, tidak bisa kemana-mana," jawab Carlina.
Arthur membawa Carlina kedalam kamar, dengan perlahan ia meletakkan Carlina seperti barang yang takut pecah.
"Mengapa mengirim foto seperti itu, hmmm? Sengaja menggodaku?" tanya Arthur.
"Aku pikir suamiku tidak tergoda, makanya aku ...."
Arthur segera mencium Carlina, dan Carlina membalasnya. Arthur yang memang sudah tidak tahan pun segera menyergap Carlina.
Carlina hanya pasrah, akhirnya apa yang seharusnya terjadi pun terjadi. Arthur berbaring disamping Carlina dengan keringat yang membasahi tubuhnya.
"Anak kita!" Carlina segera bangun dan berlari ke kamar mandi. Arthur juga baru sadar jika ia harus menjemput kedua anaknya.
"Sayang, buka pintunya," pinta Arthur.
Carlina membuka pintu kamar mandi sedikit, dan menjulurkan kepalanya keluar. Arthur segera mendorong pintu tersebut.
Karena itu juga ingin mandi, dan setelah itu ia akan menjemput kedua anaknya. Arthur dan Carlina pun sudah selesai mandi.
Dan bersiap-siap untuk menjemput Carla dan Carlos. Carlina juga ikut, tadinya bila suaminya tidak sempat. Maka dia yang akan menjemput kedua anaknya.
Tiba di sekolah, ternyata para murid sudah pulang. Carla dan Carlos masih menunggu di pos satpam.
Keduanya sibuk makan cemilan yang di beli oleh pak satpam menggunakan uang Carlos.
"Maaf sayang, papa dan mama terlambat," ucap Arthur.
Carla dan Carlos tidak menoleh, malah asyik memakan cemilan. Arthur mencoba berbicara, namun tidak ada respon dari keduanya.
"Mereka lagi ngambek, memang seperti itu, tapi tidak lama mereka akan kembali seperti semula," bisik Carlina.
Arthur baru tau. "Persis seperti diriku, memang duplikat ku," batin Arthur.
Arthur juga sering begitu semasa kecilnya. Jika dia ngambek, maka akan diam. Siapapun yang mengajaknya bicara pasti tidak di gubris.
Namun tidak lama, paling beberapa jam saja akan hilang ngambeknya. Ternyata itu menurun kepada kedua anaknya.
"Sayang, yuk pulang!" Ajak Carlina.
Keduanya tidak menoleh sama sekali, masih sedang makan cemilan. Pak satpam memintanya untuk pulang pun tidak di gubris.
Arthur garuk-garuk kepala, ia teringat saat papa dan mamanya membujuknya, sungguh persis seperti ini.
"Aku seperti dejavu, mungkin begitulah aku dulu," batin Arthur.
Carla dan Carlos berjalan kearah mobil. Carlina dan Arthur pun mengikutinya. Arthur benar-benar tidak tahu cara membujuk anaknya itu.
"Pa, ada yang mengawasi kita," ucap Carlos.
"Mana? Tidak ada?" tanya Arthur.
"Sudah pergi deh kayanya," jawab Carlos.
"Maafkan papa dan mama ya," ucap Arthur. Namun keduanya kembali terdiam.
Hingga tiba di rumah, merekapun masih diam. Carla dan Carlos langsung masuk setelah dibukakan pintu oleh pelayan.
Pelayan merasa terharu, karena Carla dan Carlos mencium tangan pelayan tersebut. Dulu ia pernah bekerja di rumah orang kaya juga, tapi anak majikannya tidak seperti ini.
Itu sebabnya pelayan merasa terharu. Diperlakukan sangat baik, dan tidak dipandang rendah meskipun hanya seorang pelayan.
"Sayang, sudah dong. Jangan ngambek lagi," bujuk Arthur.
Arthur merangkul putranya, kemudian mencium pipinya. Namun Carlos tidak bereaksi apa-apa.
Carlina tertawa melihat cara suaminya membujuk Carlos. Entahlah, ia merasa lucu saat melihatnya.
Hidup itu selalu seimbang kiri dan kanan 😂😂
Apa jobdesk recesionis yaa? Satpam perusahaan? Ini perusahaan recehan ato gedean?
Kalo perusahaan gede, karyawan jiasa aja ga bisa asal masuk ke ruangan pimpinan..
Aahhgg ini kan dunia unreal, anything can happend right? 😂😂😂
🙏🏼🙏🏼
Semangay bosque 👌🏻
.