seorang gadis cantik bernama Jenna putri Maxim. ia handal dalam segala bidang baik dalam bidang hacker, beladiri, dan menembak serta pintar dalam akedemik apapun, namun semenjak snang ibu menghilang karena sebuah tragedi yang di lakukan oleh adik dari ayahnya membuat Sang gadis nekad membentuk sebuah kelompok mafia untuk mencari keberadaan Sang ibu.
apakah ia mampu bertemu kembali dengan Sang ibu kembali? apakah ia mampu ceria kembali setelah kembali Sang ibu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dian Septi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sahabat baru
Seusai pulang sekolah tepat nya di parkiran, Jenna yang sedang mengambil motornya yang ada di parkiran tetapi melihat Mila yang akan pulang dengan ojek, sehingga dengan langkah cepat ia mengejar langkah kaki sahabat barunya itu.
" Mila.. " Panggil Jenna dari belakang.
Mendengar namanya terpanggil, Mila langsung menghentikan langkah kakinya dan menoleh ke belakang.
" Iya Jenna.. " Sahutnya
" Lo mau pulang kan? " Tanya Jenna.
" Iya.. "
" Ya sudah bareng gue aja. " Tawar Jenna tulus.
" Nggak usah Jen, Aku bisa kok pulang naik ojek. " Tolak Mila merasa sungkan dengan tawaran Jenna.
" Lo lupa kalau gue ini sahabat Lo? " Bantah Jenna yang tidak suka mendapatkan penolakan dari Mila.
" Ya nggak lah! He.. He.. " Seru Mila sambil terkekeh.
" Ya sudah, nunggu apa lagi. Ayo pulang bareng gue.." Ujar Jenna sambil menarik tangan Mila menuju motornya yang masih terparkir.
Singkat cerita Jenna dan Mila sudah sampai di depan rumah Mila yang terlihat kecil dan terpencil.
" Ini rumah Lo? " Tanya Jenna seraya melirik setiap sudut rumah Milla yang sangat jauh dari kata sederhana.
" Iya Jenna.. Maaf ya rumahnya nggak sesuai dengan ekspetasi Lo. " Jawab Mila terdengar pasrah dan malu dengan keadaan bentuk rumahnya.
" Lo tinggal dengan siapa? " Selidik Jenna.
" Gue sebatang kara Jenna, kedua orang tua gue sudah nggak ada, ya begini deh gue hidup sendiri. Dulu gue ada punya tante sih.. Cuman sejak dia menikah, suaminya nggak suka sama dia karena dia anggap gue beban makanya gue di usir makanya gue kembali kesini rumah orang tua gue lagi. " Ujar Mila apa adanya.
" Eh.. Lo mau nggak masuk ke rumah gue yang super kerdil ini. " Tawar Mila.
" Yuk.. " Sahut Jenna penuh antusias bahkan lebih dulu ingin masuk ke dalam namun langkahnya terhenti ketika pintu rumahnya masih terkunci.
Mila yang melihat tingkah sahabat barunya menjadi melongo, ia tak habis pikir baru kali ini ada temannya yang sudi masuk ke rumahnya itu bahkan lebih semangat darinya.
" Cepat donk! Bukain.. " Teriak Jenna yang merasa tak sabaran.
" He.. he... Iya iya.. " Sahut Mila merasa senang atas sikap Jenna.
Ceklek
Mereka berdua masuk ke dalam, dengan santainya Jenna langsung menghempaskan tubuhnya ke sofa tanpa di tawari oleh Mila terlebih dahulu.
Mila merasa senang dengan sikap Jenna yang tulus berteman dengannya.
" Terus biaya sehari-hari Lo gimana? " Selidik Jenna penasaran.
" Gue biasanya kerja part time di cafe sampe malam gitu. " Jawab Mila enteng.
" Mending Lo berhenti deh kerja. " Ujar Jenna santai.
" Hah? Berhenti? " Ucap Mila syok atas permintaan Sahabat barunya itu.
" Terus kalau gue berhenti gue makan apa donk kalau nggak kerja. " Bantah Mila.
" Lo kerja sama gue sekalian deh Lo tinggal disana, kebetulan gue lagi cari asisten buat bisnis gue. " Jawab Jenna santai.
" Maksud Lo gimana nih, gue nggak paham? " Tanya Mila merasa bingung.
" Begini gue punya perusahaan J. A groups nah Gue belum ada tuh punya asisten, maka nya gimana kalau Lo aja jadi asisten gue. " Ucap Jenna seraya menarik kan kedua alis matanya sambil naik turun.
Yang di ceritakan Jenna mengenai perusahaan J. A group hanya sebuah perusahaan cabang saja. Karena Jenna merupakan pemilik perusahaan Global raksasa yang paling besar di kancah negara. Ia terpaksa berbohong sama Milla ingin menguji kesetiaan Milla terlebih dulu.
" Hah??? Jadi Lo pemilik perusahaan terkenal itu? Wow hebat! Satu kehormatan buat gue jadi sahabat lo Jen. " Puji Mila merasa bangga.
" Lebay Lo! Jadi gimana Lo mau kan jadi Asisten gue ini? " Tawar Jenna mengintimidasi sahabat barunya.
" Hmm gimana ya? Tapi gue nggak ada pengalaman buat jadi asisten gitu. " Jawab Mila Jujur.
" Hadeh... Itu mah gampang! Lo bisa gue ajarin deh, lo cuman ngatur jadwal gue apa saja terus cari tahu info investor pokoknya masih banyak deh, nanti gue ajarin Lo. Yang penting Lo mau nggak? " Seru Jenna sedikit memaksa.
" Oke.. " Jawab Mila mengangguk kepala.
" Ya sudah ayo siap - siap kita pergi. " Ujar Jenna.
" Sekarang? " Tanya Mila sedikit melongo atas sikap Jenna langsung sat set.
" Iya donk! "
" Kemana? " Tanya Mila.
" Karena Lo sudah setuju jadi asisten gue, maka hari ini Lo nggak akan tinggal di sini lagi. " Ucap Jenna santai.
" Terus gue tinggal dimana? " Tanya Mila penasaran.
" Mulai sekarang gue mau Lo tinggal di apartemen yang ada di samping apartemen gue, itu bakalan jadi milik lo sekalian rumah baru untuk Lo juga." Jelas Jenna.
" Se- serius Lo Jen. " Tanya Mila masih kurang percaya.
"Hmm"
Jenna sengaja membuat Mila menjadi asisten nya karena ia merasa kasihan dengan nasib buruk Mila. Karena ia sudah tahu latar belakang Mila maka ia tak pikir panjang lagi untuk mengajak sahabat baru untuk bergabung dengan perusahaan nya.
***
Di apartemen baru
" Nah.. Ini Tempat tinggal Lo yang baru oke. " Ujar Jenna.
Mila melihat seluruh ruangan apartemen, sampai pelupuk matanya sudah berlinang air mata.
" Mil... Lo kenapa? Lo tersinggung dengan ucapan gue? " Tanya Jenna yang melihat mata Mila seperti ingin menangis.
Karena tidak tahan akhirnya, Mila langsung menangis sejadi - jadinya. Membuat Jenna panik seketika.
"Hiks.. Hiks.... "
"Eh.. Eh.. Lo kenapa? Perasaan gue nggak ada ya.. Jahatin lo deh. " Tanya Jenna merasa konyol pada Sahabat barunya itu.
" Hiks.. Hiks.. Gue senang Jen, gue nggak nyangka bisa dapatin tempat tinggal sebagus ini. " Ujar Mila jujur.
" Hah? " Jenna tak habis pikir dengan sikap sahabat barunya itu.
" Jadi Lo nangis nggak jelas gini karena lo dapat tempat tinggal baru lo ini? " Tanya Jenna sampai ia jengah langsung di angguki oleh Mila.
" Nah sekarang sekarang Lo sudah ada tempat tinggal, besok lo pergi ke sekolah bawa motor gue yang satu nya lagi, biar Lo bisa kemana-mana dengan motor itu. Tapi apa lo bisa bawa motor kan? " Tanya Jenna serius.
" Ya bisa, kan gue sering antar delivery cafe. "
" Oke nih kuncinya. Mulai sekarang motor dan apartemen ini milik lo. " Jenna menyerah kan kunci motor miliknya untuk Milla.
****
Sesuai dengan apa yang di bicarakan waktu itu sang Daddy mengajak calon istrinya ke rumah beserta anak dari calon istrinya untuk berkenalan dengan Jenna dan Lili.
" Lili.. Jenna.. Silakan kenalanan sama calon mama kalian. " Ujar Maxim memberi perintah untuk anak-anak nya.
Dengan merasa enggan dan terpaksa Jenna dan Lili mengulurkan tangannya untuk berkenalan dengan calon ibu tirinya itu.
" Lili tante.. " Ucap Lili mengukurkan tangan dengan terpaksa karena ia tidak ikhlas jika posisi sang ibu di gantikan dengan wanita lain.
" Jenna.. " Ucap Jenna dingin dan cuek.
" Perkenalkan saya melati, semoga kalian bisa menerima tante menjadi ibu kalian ya. " Jawab Melati seraya membalas uluran tangan kedua anak Maxim.
" Nah kenalin juga ya ini, Nadira anak tante satu - satunya. Semoga nanti kalian saling menyayangi karena nanti kalian akan menjadi saudara. " Ucap Melati sambil mengenalkan putri satu - satunya kepada Jenna dan Lili.
" Hallo aku Nadira.. Semoga kalian mau menerima aku jadi saudara kalian. " Ucap Nadira dengan rasa percaya diri mengulur kan tangannya untuk berkenalan dengan Jenna dan Lili.
Dengan enggan Lili mengulurkan tangannya untuk membalas tangan Nadira.
" Lili"
Namun tidak dengan Jenna hanya menjawab saja tanpa mau membalas uluran tangan Nadira.
" Jenna" Setelah itu ia langsung berlalu dari hadapan mereka.
"Sial.. Beraninya dia nolak gue! Awas saja setelah mami gue jadi nikah dengan bapak lo, siap - siap aja lo gue singkirin and... Semua harta lo bakalan gue ambil sama mami lo.. Ha. Ha.. " Batin Nadira sambil tersenyum licik.
Lili dan Jenna yang pada awalnya sama - sama memiliki kemampuan untuk mendengar suara batin seseorang maka dari itu mereka dapat mendengar apa yang baru saja di bicarakan Nadira barusan. Sehingga kedua putri Maxim sama - sama tersenyum devil dengan maksud tujuan dia orang ini untuk masuk ke dalam keluarganya.
"Sepertinya gue dapat mainan baru deh.. ! " Batin Lili merasa bangga.
Ya, Lili memiliki kepribadian yang lain sama dengan Jenna sang adik, namun Lili lebih memiliki jiwa skopat yang sangat haus darah. Jenna sudah mengetahui sudah lama dengan apa yang terjadi dengan sang kakak, namun tidak dengan sang Daddy sedikit pun tidak tahu apa - apa dengan putrinya itu.
" Hmm.. Kayak nya kakak gue dapat mainan baru nih! " Batin Jenna merasa senang dan tau maksud tatapan sang kakak ketika melihat calon saudara tirinya itu. Setelah itu ia melanjutkan langkahnya ke arah lift.
Ga mnta duit,mlah msti bkin kk'ny mau tunangn....kira2 bkln mau ga y???