Alhambra; PUTRA KEDUA keluarga Rain yang dikenal nakal dan urakan. Pemuda dengan segala keburukan yang tercetak di keningnya.
Sialnya, pemuda problematik tersebut harus mengalami kelumpuhan usai balap liar di satu minggu menjelang pernikahan.
Tanpa diketahui sebelumnya, calon istri idaman Alhambra justru mengincar PUTRA PERTAMA yang dianggap lebih sempurna dibanding Alhambra.
Drama kaburnya Echy, membawa Kinara kepada sebuah pernikahan. Kinara Syanara yang harus rela menjadi tumbal, menggantikan saudari tirinya sebagai mempelai wanita untuk Alhambra.
"Cowok badboy yang lumpuh kayak Alhambra itu lebih cocoknya sama cewek jelek kayak kamu, Kinara!"
Visual ada di Igeh...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IPA ENAM BELAS
"Mama di sini?"
Kinara baru melihat Miranda yang begitu kikuk saat melempar kembali senyuman padanya. Miranda berdandan glamor, begitu juga dengan Echy yang selalu tampil seksi.
"I-iya Sayang." Miranda mengusap-usap pundak putri tirinya. "Kebetulan Mama diajak Echy jalan-jalan sekalian ambil kerjaan kecil. Kamu cantik sekali, Kinara."
"Terima kasih, Ma." Mata Kinara lekas melirik ke arah Echy yang sengaja menekuk lutut demi menyapa suaminya.
"Alhambra--" Echy lantas mengulurkan tangannya pada Alhambra. "Kamu baik-baik saja kan?"
Sayangnya, respon Alhambra begitu cepat untuk menepis dan seolah sengaja tidak ingin bersentuhan dengan Echy. Bahkan, langsung menatap Kinara untuk menyerukan perintah.
"Kita harus pulang, Ki."
Kinara mengangguk. "Baiklah, tapi--" Belum selesai Kinara bicara, Alhambra sudah pergi bertolak dari tempat tersebut.
Sejujurnya, Kinara tidak enak dengan Mama Miranda, karena barusan, perilaku Alhambra tidak mencerminkan seorang menantu yang baik. Tapi, mau bagaimana lagi, Alhambra tetaplah Alhambra si tengil sombong.
"Ma, Kinara pamit, ya." Kinara mencium pipi kanan dan kiri Miranda. Kemudian melambai tangan sebelum pergi menyusul suaminya.
"Iya, Sayang." Miranda membalas lambaian tangan, sedikit tertegun melihat perubahan Kinara yang cukup drastis dan dramatis.
Echy berdecak. "Iiih, kesel banget, sekarang Alhambra nggak mau lihat Echy, Ma!"
Miranda menghela napas, putrinya ini kadang bersikap A kadang B. Kemarin tak mau dinikahi Alhambra sekarang kesal karena Alhambra cuek padanya.
"Ya sudah nggak apa-apa, bukannya Echy sukanya sama Allasca kan?"
"Tapi harusnya Alhambra nggak cuekin Echy kayak barusan dong, dari dulu dia suka sama Echy. Dari dulu dia kagum sama Echy, dia nggak boleh treatment Kinara kayak tadi. Dia harus bujuk Echy kalau memang beneran sayang sama Echy. Bila perlu ngemis!"
Miranda menghela kembali, sebagai pengasuh pribadi Alhambra, Miranda amat sangat paham perangai Tuan muda bungsu itu, dan yah, sejauh ini Alhambra tidak pernah mengemis untuk sesuatu hal apa pun.
...\=//°°°®™©™°°°//\=...
"Kamu kenapa sih nggak sopan gitu sama Mama mertua kamu?" Kinara menegur.
"Aku menikah dengan mu. Bukan Echy. Jadi dalam pengertian ku, Miranda bukan mertua ku. Dia hanya mantan pengasuh dan ibu tiri istriku, itu saja," enteng Alhambra.
"Tapi--" Alhambra takkan tahu, kalau Kinara amat sangat menyayangi ibu tirinya.
"Wuez--" Jalan mereka sontak terhenti oleh halauan langkah kaki pemuda bertindik hitam di telinga. "Ada Singanya Jas-motorclube."
Mario, ketua Genk Musang yang kemarin berhasil membuat lumpuh Alhambra dengan tabrakan mobilnya. Sejauh ini, Alhambra tidak melaporkan karena balap liar mereka ilegal.
Lagi pula, Alhambra tidak suka ada campur tangan polisi, Alhambra lebih suka jika nanti di suatu saat, tangannya sendiri yang akan membalasnya hingga score tercetak satu sama, kaki dibalas dengan kaki.
Mario menyeringai. "Lama nggak lihat, ternyata duduk di kursi beroda, Dude!?"
Kinara mengamati satu persatu wajah-wajah nakal di depannya. Ada tiga orang pemuda yang Kinara yakin, jika melihat dari mimik muka, mereka bukan teman-teman Alhambra.
Lihat saja, satu pemuda di sisi kanan Mario menatap Kinara dari atas sampai bawah seolah menilai penampilannya yang berbeda.
"Cantik juga, cewek, Lu." Johan di sisi kiri Mario melangkah maju dengan menyertakan wajah tengilnya.
Alhambra hanya menajamkan mata elangnya saat kaki pemuda itu terangkat hingga ke dadanya. "Bagaimana kalau kita sapa mantan teman SMP kita dengan ini__ Argh!"
Sejurus saja, Alhambra dan dua tangannya memutar kaki yang hampir sampai ke dada hingga pemuda itu tersungkur ke lantai.
Memang berhasil menjatuhkan lawan, tapi, Alhambra juga harus mengibaskan kedua tangan yang ikut terpelintir sambil meringis.
"Awh, sial--"
Melihat satu temannya terjatuh, Mario mendekati Kinara. Jelas, dia akan sandera wanita Alhambra untuk dijadikan pelemah.
Namun dugaan tak sesuai rencana ketika Kinara dengan sigap membalikkan tangan yang hendak kurang agar padanya untuk dikunci di belakang tubuh Mario.
"Argh!!"
Teriakan Mario mendapat banyak respon sekitar, termasuk senyuman tipis Alhambra yang terkagum-kagum kelincahan istrinya.
Terlebih, tendangan sigap Kinara yang melayang saat serangan dari musuh lainnya terindikasi ingin mengeroyok.
Kinara bukan wanita yang tidak tahu apa-apa soal bela diri, sejak ayahnya sakit-sakitan, Kinara dipaksa bisa untuk membela diri.
"Woy! Ngapain kalian woy!!"
Pekikan dari gerombolan mahasiswa yang berlari ke arah mereka membuat Mario dan kawanannya bergegas panik. Depa, Rochmat, dan Daniel bahkan beberapa anak-anak lain.
Mario menginjak kaki Kinara agar terlepas dari kuncian tangannya. Kemudian meraih tas yang sempat tercampak ke lantai.
"Kita kalah jumlah, kabur Cok!"
Sementara Johan dan lainnya berlari tunggang langgang, Depa tiba dan langsung meraih Kinara dengan raut kepanikan.
"Lu nggak apa-apa, Kinara?"
"Nggak kok." Kinara menyengir, sepertinya ekspresi Depa terlalu berlebihan. "Kaki Lu, lecet nggak?" cecarnya.
"Oh, tangan Lu, pasti lecet kan?" Sedetik kemudian tangan rese Depa dipelintir si pemilik Kinara. "Awh, Hambra!!" teriaknya.
Alhambra mengamati sedari tadi, dan dari sekian banyak temannya, hanya dia yang berani-beraninya menyentuh Kinara seolah melupakan siapa dirinya. "Jaga tangan, Lu!"
Depa menyengir cengengesan sementara Rocky Matius si mualaf yang sudah berganti panggilan Rochmat berdecak kemudian.
"Harusnya kalian jangan keluar-keluar tanpa kita-kita dulu, dong! Kaki Lu belum sembuh total, Bray. Seenggaknya, bawa pengawal dua orang buat jaga Kinara."
"Nggak usah caper!" Tatapan tajam Alhambra berhasil mengulas cengiran gigi Rochmat.
Kinara, Kinara dan Kinara. Sialan, teman-temannya malah lebih perhatian pada Kinara dari pada Alhambra sahabatnya.
"Lu cantik banget, Nara!" Freya baru tiba, gadis itu menyentuh rambut Kinara. "Freya suka rambut baru Kinara, mirip sama saudara Freya yang suka dance getar-getar itu."
Kinara hanya menyengir.
"Kita pulang!" Alhambra tidak suka dengan respon teman-temannya. Dia akan langsung bawa Kinara pulang setelah ini. "Besok kita lurusin lagi rambutnya!"