Kehidupan ini terlalu menyakitkan, cinta yang telah Aluna perjuangkan terpaksa harus ia relakan berakhir tak bahagia bersama Rain.
Lalu bagaimana bisa seorang Aluna yang telah terpuruk dengan keadaan harus terus berjuang agar tetap hidup, bak semua komedi dirinya di paksa melupakan semuanya
"Biarkan aku pergi" Lirih Rain
---
"Rain, maafkan aku, aku terpaksa pergi, dan melanggar janjiku" Lirih Aluna
---
Ibaratkan terjebak di alam mimpi, Aluna kecil terbangun dengan keringat yang sudah melekat di bajunya
"Siapa kakak tadi ya?" ujar si toddler sambil menatap mamanya yang masih tertidur
Apakah ini kesempatan berikutnya bagi Aluna? apakah Rain juga telah lahir di kehidupan berikut nya meskipun keduanya tak lagi saling mengenal maupun memiliki perasaan yang sama, bagaimana kisahnya? yuk saksikan bersama
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putriiiiiiiiiii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AMM
......
plak
"aaaahhhhh oma!!! lihat Aluna!! dia menggigit lii akhhhhhhhh" jerit lio kesakitan
"Aluna! hentikan! dia kakak Aluna" panik mama aiya menggendong Aluna
"dia jahat!!"
"jahat dari mana nya sih? aku cuma bilang kalau Aluna tuh nggak cocok dengan rain"
"AAAAAAAHHHHHHH"
papa Morgan menutup telinganya mendengar Aluna menjerit hingga membuat seisi rumah megah itu terkejut, tak terkecuali oma mereka yang tengah duduk santai
"Aluna!!"
"Kakak lio jahat!! dan kakak tio!"
"lohhh alun! kamu harus mencari spek idaman jangan seperti rain! dia anti ro-"
"Tio" tegur mama aiya
"iya iya terserah deh"
Aluna kemudian menatap Rio yang sepertinya lebih asik bermain game di banding meladeni dirinya, Aluna segera menghampiri nya dan memeluk nya
"kakak Rio"
"iya Aluna? ada apa?"
"ajari Aluna main"
"mau? izin ke mama dulu"
"mama.... boleh ya? alun main sama kakak Rio" manja Aluna
"tapi sayang"
"iya main saja, asal jangan kelamaan ya?" ujar oma mengusap surai Aluna
"hehehhe makasih oma"
"iya sayang sama sama"
"yaudah, jangan kelamaan ya?" ujar mama aiya sekali lagi kemudian di iringi anggukan Aluna
si trio kembar yang memilih tinggal bersama oma dan opanya ketimbang harus ikut dengan orang tuanya ke luar negeri, hitung hitung hanya mereka sekarang yang bisa menjadi pelipur lara sang opa dan oma kala rindu ketiga anak laki-laki nya yang sekarang sudah berpencar, ada yang memegang perusahaan pusat turun temurun dari kakeknya, ada yang memegang cabang dan ada yang khusus milik omanya yang lebih fokus ke hakim
"Alun...."
"iya kak Rio?"
"alun kalau besar mau jadi apa?"
"hakim"
"kenapa hakim?"
"ehm Aluna mau aja"
"tapi Alun tau kan betapa sulit nya itu?"
Aluna menggeleng, ia tak tau dan tak mau tau, ia hanya ingin mengejar impian nya, jika anak seusianya ingin menjadi seorang princess disney maka Aluna tak mau, ia justru jatuh cinta dengan hakim yang berani menjatuhkan hukuman pada orang yang bersalah
"kak rio?"
"ehm kok mau tau?" goda rio
"aaaah taulah alun malas!!" kesal Aluna kemudian memanyunkan bibirnya
tak lama Aluna mulai menatap rio yang sedang asik bermain game bersama dua saudaranya, melihat tatapan adik kecilnya membuat rio berhenti bermain
"alun ngantuk"
"mau tidur sama kami atau sama mama?"
"sama kakak" manja Aluna
Aluna memang menggemaskan itulah yang bisa di tarik menjadi kesimpulan, ia mampu menipu siapapun dengan tameng menggemaskan nya tapi hanya rain yang tak bisa ia taklukkan
"yaudah ayo"
rio, lio dan rio segera mematikan game mereka dan menuju ke kamar nya, namun sebelum membawa Aluna mereka meminta izin pada mama aiya agar tak kebingungan kemana si caper itu pergi
ceklek
"woaaaahhh ini kak rain" tunjuk Aluna
"kak rio sering dengan kak rain?"
"ehm, dia kapten kak rio" jelas Tio
"kapten?"
"iya, ehmm semacam ketua, alun tau ketua?"
"nggak"
Tio ingin rasanya menggigit Aluna yang tak mengerti maksud nya, dengan sabar tio mendekati Aluna dan menjelaskannya
"Alun... ketua itu ehm seperti opa? semua orang tundukkan sama opa?"
"nggak, opa takut oma, itu kata oma"
sontak, rio dan lio hanya bisa terkekeh mendengar perkataan Aluna yang sangat lugu
"oke, ehm oma? seperti oma, opa takut oma kan?"
"ehm"
"jadi kak rio takut sama kak rain?" tanya Aluna
"takut?!!" kaget rio
"iya, kan oma di takuti semua orang"
"a-aduhhh Alun maksud kak Tio itu kita semua mengikuti perintah oma"
"ouhhh"
rio kemudian menggendong Aluna dan membawanya ke kasur nya, ia kemudian mematikan lampu dan segera tertidur bersama adik sepupunya itu
tentu saja Aluna akan menjadi kesayangan, hanya dia perempuan satu satunya dari sepupu sepupu nya, dan Aluna lah yang bungsu di antara mereka
"kak rio" bisik Aluna
"ehm"
"kak rio telfon kak rain dong"
"HAH?!" Kaget ketiganya
"kenapa? Alun salah?" lirih Aluna di buat buat
"tapi untuk apa Aluna? kak rain itu nggak suka di ganggu, nanti kak rain ma-"
"nggak kok, nggak akan marah, coba aja"
rio dengan hati yang sedikit penuh ketakutan itu meraih ponselnya dan segera menghubungi Rain, sedangkan tio dan lio berharap tak akan menjadi pemicu amarah si kulkas rain
dert dert dert
panggilan pertama tak di jawab rain, namun Aluna terus memohon
dert dert dert
"hem? apa?"
"lu sibuk rain?"
"ya"
"i-ini ada yang mau bicara"
"siapa?"
"ehm lu sibuk beneran?"
"ya!" kesal rain
"sibuk apa?"
"lu kok mau tau semuanya sih?!"
"nggak rain, bercanda"
"basi"
Aluna meraih ponsel roi kemudian terkekeh sebelum berbicara
"kak rain"
"siapa?"
"Aluna"
"LU?!!! LU APAIN TEMAN GUE HAH?!"
"nggak alun apa apain"
"balikin ponsel roi!! cepat!!!" bentak rain
"nggak mau bleee"
"Aluna!!!"
"iya kak rain?"
tut tut tut
panggilan itu langsung berakhir, rio dan Tio sertai lio tau bagaimana dengan jelas sikap rain itu, namun seperti nya Aluna adalah satu satunya manusia yang pernah mereka temui yang di kirim untuk menaklukan manusia kulkas itu
"alun nggak takut kalau rain marah?"
"nggak, kak rain kalau marah pipinya merah, alun suka"
"aaahh akhirnya alun bisa tidur setelah mendengar suara kak rain" kekeh Aluna memejamkan matanya
....
rio, Tio dan lio mengantar aluna ke bandara, meskipun menginap dua malam saja rasanya mereka sudah sangat bahagia
"kak roi jaga kak rain ya? jangan biarin di dekati cewek" bisik aluna
"iya kak roi jaga" balas roi
"ehem! bahas apa?" sinis papa Morgan
"nggak om" kekeh roi
"yaudah kami pamit ya?" lembut mama aiya
cup cup cup
"aaaahhh tante" serentak ketiganya yang geli sendiri mendapatkan kecupan manja dari mama aiya
"loh kalian kan anak ganteng tante juga, jaga oma ya? kapan kapan kami pulang lagi, ya?"
"iya tante"
grep
"aaaahhh tante" lirih ketiganya
setelah beberapa menit perpisahan akhirnya Aluna dan mama serta papanya menuju ke dalam pesawat
namun tanpa Aluna tau ada seseorang yang terus memantau dirinya hingga benar-benar menghilang
"sampai jumpa" gumamnya menatap pesawat pribadi yang di kendarai Aluna dan keluarganya saat mulai menuju ke langit
. ...
bersambung