Tak pernah terbayangkan sebelumnya oleh Maxime Keano, bahwa dia akan menikahi seorang gadis yang masih SMA.
"Barang siapa yang bisa menemukan kalungku. Jika orang itu adalah laki-laki, maka aku akan memberikan apapun yang dia inginkan. Tapi jika orang itu adalah perempuan, maka aku akan menikahkan dia dengan cucuku." Ucap sang nenek.
Tak lama kemudian, datang seorang gadis remaja berusia 18 yang yang bernama Rachel. Dia adalah seorang siswi SMA yang magang sebagai OB di perusahaan Keano Group, Rachel berhasil menemukan kalung sang nenek tanpa mengetahui sayembara tersebut.
"Ingat, pernikahan kita hanya sementara. Setelah nenekku benar-benar sehat, kita akan berpisah. Seumur hidup aku tidak pernah bermimpi menikah dengan seorang bocah sepertimu." Maxime Keano.
"Kamu pikir aku ingin menikah dengan pria arogan dan menyebalkan sepertimu? Menikah denganmu seperti musibah untukku." Rachel Calista.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
Setelah berteleponan dengan Elsa, Maxime merasakan haus, sehingga dia menghentikan mobilnya di depan mini market untuk membeli minuman.
Maxime pun duduk di kursi yang berada di depan mini market, dia membuka tutup botol lantas meneguk air di dalam botol itu sampai tandas setengahnya. Kemudian Maxime meletakkan botol tersebut di atas meja. Pria itu menghela nafas dengan kasar, mungkin karena dia kepikiran dengan permintaan neneknya yang ingin Maxime segera menikah.
Nenek Margaretha sama sekali tidak tahu bahwa Maxime sudah memiliki kekasih. Seumur hidup Nenek Margaretha tidak pernah melihat Maxime berkencan dengan wanita manapun, membuat Nenek Margaretha sangat merasakan khawatir. Diusianya yang sudah menginjak 65 tahun, sangat mengharapkan dia bisa memiliki kesempatan untuk menyaksikan pernikahan cucu kesayangan itu.
Tapi demi permintaan Elsa, Maxime memilih untuk menyembunyikan hubungan mereka. Apalagi sekarang ini Elsa sudah menjadi seorang model yang terkenal. Maxime memperhatikan billboard yang ada di seberang mini market. Terlihat sangat jelas wajah Elsa yang sedang terpampang disana. Andai saja semua orang tahu bahwa model terkenal itu adalah kekasihnya.
Padahal Maxime memilki segalanya, tentu saja banyak wanita yang menginginkannya. Akan tetapi pria itu adalah tipe pria yang setia. Dia dengan Elsa sudah lama saling mengenal. Mereka dulu kuliah di universitas yang sama. Mungkin karena Maxime adalah tipe pria yang cuek dan dingin, sehingga Elsa yang duluan mendekati Maxime. Sehingga akhirnya mereka memutuskan untuk berpacaran dua tahun yang lalu.
Klontang...
Maxime dikejutkan dengan kaleng bekas minuman bersoda yang tiba-tiba saja melayang dan mengenai kepala bagian belakangnya. Membuat pria itu menggeram, "Arrrghhh..."
Sontak Maxime segera berdiri, dia memperhatikan orang yang menendang kaleng tersebut sambil mengumpat.
Maxime memelototkan matanya ketika menyadari bahwa orang yang menendang kaleng bekas minuman bersoda itu adalah seorang OB yang bekerja di perusahaannya. Lebih tepatnya OB itu adalah orang yang sering membuat masalah, karena Maxime merasa pekerjaannya tidak becus.
"Dia kan si bocah OB itu? Kenapa dia selalu membuatku kesal?" Gerutunya dengan pelan, sambil menatap tajam kepada Rachel
"Mati aku." Keluh hati Rachel sambil menepuk jidatnya. Dia nampak gelagapan, lagi dan lagi dia selalu saja berurusan dengan bosnya yang mengerikan itu.
Maxime segera berjalan mendekati Rachel, dia terlihat sangat kesal sekali kepada gadis itu. "Apa-apaan ini? Apa kamu sengaja menendang kaleng itu gara-gara aku mengomeli kamu tadi sore?"
"Maafkan saya, saya tidak bermaksud..."
Maxime lupa lagi dengan nama Rachel, mungkin karena dia merasa namanya tidak penting untuk dia ingat. Dia memotong perkataan Rachel, "Hei bocah, padahal aku sudah memberikan kesempatan padamu untuk tetap bekerja di perusahaan. Tapi kamu malah semakin menjadi-jadi."
Rachel yang awalnya ingin membela diri. Dia merasa kesal karena pria itu seenaknya memanggilnya bocah. Lagi pula untuk apa dia membela diri, toh Maxime tetap akan memecatnya. "Kamu tidak perlu memecat aku. Biar aku aja yang akan mengundurkan diri. Lagian karyawan mana yang mau memiliki bos galak dan arogan seperti kamu. Justru aku sangat senang akhirnya kita tidak bertemu lagi. Jadi aku yang akan memecat kamu menjadi bosku."
Setelah berkata seperti itu, Rachel segera pergi. Walaupun sebenarnya Rachel sangat gemetaran. Bisa-bisanya dia bicara seberani itu kepada seorang Maxime Keano.
Maxime sangat kesal sekali setelah mendengar perkataan Rachel, dia ingin mengejar gadis bocah itu. Tapi dia harus menahan diri. Sangat memalukan jika ada orang lain yang melihat dia bertengkar dengan seorang bocah. Dimana harga dirinya sebagai pria dewasa?
Apa Maxime tidak salah dengar, mana ada seorang OB memecat bosnya?
laki laki ya gitu mana tahan bertahan lama lama🤭gaskeun Max lgsg eksekusi😂😂dan Rachel siapkan apa yg akan kmu minta sama max,ingat jangan minta pisah ya😁rugi kmu nanti 😂😂
gasss kesempatan dlm kesempitan🤣🤣 siapa sihhh yg gak berbunga2 apalgi seorang max yg kasih kejutan🤭
😅😅😅