Cyra Alesha wanita berusia 25 tahun wanita yang berhati baik dan tulus selalu di bully dan di hina karena fisiknya yang berbeda dari yang lain.Semua orang selalu memandang remeh Cyra akan karena fisik yang tak terawat.
Bagaimana kisah Cyra Alesha selanjutnya?
simak ya gess..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Taurus girls, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 7
Cyra menatap sekeliling semuanya gelap gulita membuat Cyra sangat takut.
Tangannya masih diikat kebelakang. Dengan kesusahan ia berusaha mengeluarkan ponsel disaku celana. Bisa saja Cyra berjalan karena kakinya tidak diikat.
Tapi Cyra tak ingin membuat warga heboh jika melihatnya dalam keadaan seperti ini, jujur pun dirinya belum memiliki bukti yang kuat.
Cyra merasa lega saat ponsel sudah berhasil ia genggam. Dia mencari kontak suami dan menghubunginya.
🔹🔹🔹
Rendi yang sempat gelisah karena Cyra tak menjawab panggilannya, kini merasa lega karena ponsel bergetar dan ada nama kesayangan muncul dilayar.
"Assalamualaikum sayank, kau pasti sudah tidur ya? Maaf aku membangunkanmu"
"Waalaikumsalam. Mas, tolong temui aku dilahan kosong. Tapi jangan beritahu siapapun, ada hal yang ingin aku ceritakan padamu"
Jawaban Cyra membuat perasaan Rendi yang tadinya sudah lega kini kembali gelisah bercampur cemas, khawatir dan takut terjadi seperti waktu itu.
"Oke, aku kesana sekarang. Kau jangan kemana-mana. Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Rendi segera menaiki motornya, membuat Ahmad yang baru keluar dari toilet keheranan.
"Rendi ingin kemana? Kok buru-buru seperti itu?" Gumam Ahmad berjalan kepos ronda.
"Ya Alloh, jangan-jangan Yudi dan Cyra? tidak ! aku harus segera kelahan kosong untuk memastikan semuanya !"
Ahmad segera mengikuti Rendi. Semoga saja sampai disana bersamaan.
Cyra menyimpan ponsel lagi disaku celana. Harap-harap suami datang tepat waktu, jujur dirinya takut jika Yudi akan kembali datang dan menyiksanya lagi.
Cyra berusaha melepas ikatan tali ditangannya, tetapi hingga pergelangan tangannya perih ia tetap tak bisa melepaskannya.
"Ya Alloh, tolong hamba. Aku ingin hidup bahagia tanpa ada satu pun orang yang menyakitiku" Cyra meratapi kemalangannya.
"Sebenarnya apa salahku Ya Alloh, kenapa mereka membenciku, mengapa mereka memandangku karena fisik, apa aku memang seburuk itu, apa aku memang sehina itu?" Cyra menangis.
Rasanya sangat sakit, sungguh sakit terus-terusan dihina seperti ini.
Cyra menengadahkan wajah memohon pada sang pencipta semoga ada keajaiban menimpa dirinya.
"Kuatkan aku dalam ujian dan cobaan dari Mu Ya Alloh, berikanlah aku kebahagiaan dan ketenangan dunia akhirat"
Cyra memejamkan mata, menangis tergugu hingga punggungnya bergetar. Air asin terus meluncur membasahi celana bagian pahanya.
"Ya Alloh, hanya dengan menangis aku bisa menumpahkan segala beban hati dan fikiranku, aku akan lega dan plong setelah menangis. Biarkan aku seperti ini Ya Alloh, biarkan aku disaat aku ingin menangis, biarkan aku tersenyum jika aku ingin tersenyum, biarkan aku tertawa jika aku ingin tertawa"
Cyra merasakan sakit yang teramat luar biasa. Tangisannya begitu menyayat hati.
"Ya Alloh, apa aku salah jika aku berpenampilan seperti ini, apa salah jika aku hanya mementingkan kebutuhan dan keperluan keluarga kecilku? Apa aku salah ya Alloh !" Teriak Cyra seperti kesetanan.
"Aku kecewa ya Alloh, sangat kecewa karena dipandang sebelah mata. Aku sakit hati hanya dipandang dari fisik. Aku manusia biasa Ya Robb !"
Sudah begitu banyak air mata yang Cyra tumpahkan, hanya untuk menumpahkan segala kesakitan didalam hatinya.
"Ya Robb, jika tidak ada orang lain yang tulus padaku, tulus mau menerima dengan segala kekuranganku, biarkan lah Ya Alloh, biarkan semua itu. Aku tidak peduli lagi, yang aku pikirkan adalah ingin dekat denganmu. Hanya Engkau yang tulus mau menerima hamba-Mu yang berlumur dosa dan penuh akan kesalahan ini"
"Aku pasrahkan semuanya pada Mu Ya Alloh, aku ikhlaskan semuanya padaMu. Berikanlah yang terbaik untukku"
Bruggg
Cyra menjatuhkan diri ke tanah, memejamkan matanya.Bukan pingsan, namun ia lelah akan kenyataan ini, sangat lah lelah.
Hingga samar-samar Cyra mendengar suara motor yang sangat ia hafal. Suaranya semakin dekat dan lampu menyorot terang ke wajahnya.
"Cyra ! Sayank !"
"Mas" Cyra membuka mata ia senang suaminya datang.
Rendi tergopoh-gopoh turun dari motor tanpa mematikannya lebih dulu.
"Sayank ! Kau kenapa? Apa yang terjadi?" Untuk kedua kalinya Rendi di buat tak berdaya.Dirinya merasa tidak becus menjadi seorang suami.
"Mas, aku capek, aku lelah. Aku ingin pulang" Lirih Cyra menitikan air mata.
"Ya Alloh, cobaan apa lagi ini? Lindungilah Cyra istri ku" Batin Rendi kedua matanya memerah menahan diri untuk tak menangis.
"Mas, bawa aku pulang. Aku lelah ingin istirahat"
"I-iya kita pulang sekarang" Rendi melepas ikatan tali di lengan Cyra.
Tanpa Rendi dan Cyra ketahui Ahmad juga memperhatikan keduanya sejak tadi. Ia bersembunyi di balik pohon besar.
"Maaf kan aku Cyra, Rendi" Batin Ahmad menengadah wajah menatap langit malam.
"Kau masih kuat kan sayank, aku akan bonceng kau di belakang. Peluk aku erat-erat supaya kau tidak terjatuh" Rendi mewanti-wanti.
Cyra mengangguk dan tersenyum.
Rendi memalingkan wajah tak kuat melihat senyum manis Cyra, senyum manis Cyra membuatnya ingin menangis meraung-raung. Dua kali dirinya gagal menjaga wanita yang sangat di cintainya.
"Mas, aku dingin" Lirih Cyra membuyarkan Rendi yang merutuki dirinya sendiri. Bibir Cyra terlihat semakin pucat.
"Ayo sayank"
Rendi dan Cyra akhirnya pulang dengan menaiki motor bebeknya.Dalam perjalanan tak henti-hentinya Rendi menyalahkan dirinya sendiri dalam keheningan.
🔹🔹🔹
Ahmad kembali ke pos ronda di sana Usman, Andi dan Wawan tengah memakan kacang.
Ahmad langsung duduk menyandar di bahu Wawan setelah motornya .
Andi, Usman dan Wawan saling beradu tatap bertanya melalui tatapan mata. Ketiganya tentu heran dengan kedatangan Ahmad yang langsung bertingkah aneh.
"Kau kenapa Mad? Balik keliling kok aneh begitu, kesambet?" Tanya Andi dari pada penasaran dan menebak-nebak.
"Ngantuk !" Jawab Ahmad sekenanya.
Usman, Andi dan Wawan kembali di buat bingung.
"Ronda ya ngantuk Mas-seh, lagian kau kan sudah terbiasa dengan yang namanya begadang, sering rapat sampai malem dampingi pak rw alias bapak mu masa kau masih saja mengeluh" Saur Usman.
"Eh, Rendi mana? Bukannya kalian keliling berdua?" Tanya Wawan pada Ahmad.
"Dia---"
Drrttt drrrtttt
Ponsel Ahmad bergetar.
"Ada telfon, sebentar ya" Ahmad sedikit lega karena ia di selamatkan dari pertanyaan teman-temannya yang membuatnya bingung harus menjawab apa.
"Assalamualaikum, ada apa Ren?" Tanya Ahmad. Kebetulan yang menghubunginya adalah Rendi.
Mendengar nama Rendi di sebut. Usman, Andi dan Wawan mendekatkan dirinya mepet ke Ahmad.
"Waalaikumsalam, Mad maaf sekali aku tidak bisa melanjutkan ronda malam ini, istri ku mendadak sakit sampaikan maaf ku juga pada Usman, Andi dan Wawan"
"Tidak papa Ren, kita semua maklum kok, semoga Cyra cepat sembuh" Bukan Ahmad yang menjawab melainkan Andi, Usman dan Wawan bersamaan.
"Terima kasih teman-teman, Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam" Jawab Ahmad, Usman, Andi dan Wawan kompak.
hihihi