Karena permintaan kakeknya , Ellena dan Luis terpaksa menikah dan hidup bersama tanpa cinta dalam pernikahan mereka. Akankah Ellena mampu bertahan dalam pernikahan itu, atau justru memilih untuk pergi? Hanya waktu yang mampu menjawabnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lusica Jung 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Akhir Pekan
Setiap hari yang berlalu membawa Luis dan Ellena semakin dekat satu sama lain. Luis selalu memastikan untuk meluangkan waktu dengan Ellena, meski hari-harinya di rumah sakit sering kali melelahkan. Bagi Ellena, Luis adalah pusat dunianya, dan seiring berjalannya waktu, sifat manja yang dulu jarang muncul kini semakin tampak dalam keseharian mereka.
Saat malam tiba, setelah selesai makan malam dan menonton film bersama di ruang tamu, Ellena bersandar manja di bahu Luis. "Luis, bisakah kita liburan akhir pekan ini?" tanyanya dengan suara lembut, memainkan jari-jarinya di tangan suaminya.
Luis tersenyum, ia merasakan kehangatan dari keintiman kecil itu. "Tentu, sayang. Kau ingin pergi ke mana?"
Ellena merenung sejenak, kemudian matanya berbinar. "Bagaimana kalau kita pergi ke cottages? Aku ingin sekali duduk di dekat perapian dengan, mendengar suara kayu yang terbakar, dan hanya berbicara berdua tanpa gangguan."
Luis mengangguk setuju, "Itu terdengar menarik, baiklah akhir pekan ini kita pergi ke sana. Aku akan mengatur semuanya."
Ellena tersenyum puas, lalu beralih, menatap wajah Luis dengan mata berbinar-binar. "Kau tahu, aku benar-benar beruntung memiliki suami sepertimu. Kau selalu mengerti apa yang aku mau."
Luis tertawa kecil, lalu mengusap pipi Ellena dengan lembut. "Kau tidak perlu beruntung, Ellena. Aku yang beruntung bisa memilikimu. Kau membuat semua hal terasa lebih mudah. Semua lelah seolah menghilang saat aku melihat senyumanmu."
Ellena memejamkan matanya sejenak, menikmati sentuhan Luis. "Kalau begitu, bisakah kita tidur lebih awal malam ini? Aku ingin bangun dengan lebih segar besok, dan aku merasa lebih nyaman kalau tidur dalam pelukanmu."
Luis menatap istrinya dengan penuh kasih, ia senang melihat ketika melihat Ellena manja padanya. "Tentu saja, sayang. Ayo kita tidur." Luis mengangkat Ellena dengan gaya bridal carry, yang membuat Ellena tertawa kecil dan memeluk leher suaminya dengan erat.
"Kenapa kau suka sekali membawaku seperti ini?" tanya Ellena sambil tersenyum lebar.
Luis menatap wajah istrinya yang bercahaya dengan cinta. "Karena aku suka melihatmu tertawa. Dan aku ingin memastikan kau selalu merasa aman dan dicintai."
Ellena menatap Luis dengan mata yang penuh cinta dan kebahagiaan. "Kau benar-benar tahu bagaimana membuatku merasa istimewa, Luis."
Saat mereka tiba di kamar, Luis menurunkan Ellena perlahan ke atas tempat tidur. Ellena segera menarik Luis untuk ikut berbaring di sebelahnya, menyelipkan dirinya ke dalam pelukan suaminya. "Luis," bisiknya lembut, "apa kau pernah berpikir bahwa kita akan menjadi sedekat ini?"
Luis mengusap rambut Ellena dengan sayang, menikmati momen tenang di antara mereka. "Aku selalu berharap kita akan menjadi lebih dekat setiap harinya, dan sekarang aku tahu bahwa harapan itu sudah menjadi kenyataan. Aku tidak bisa membayangkan hidup tanpamu, Ellena."
Ellena tersenyum, matanya mulai mengantuk, namun dia tetap ingin mendengar suara Luis lebih lama. "Aku juga tidak bisa membayangkan hidup tanpamu. Kau adalah segalanya bagiku, Luis."
Luis mencium dahi Ellena dengan lembut, memeluknya lebih erat. "Dan kau segalanya bagiku, Ellena. Aku akan selalu ada di sini untukmu, apa pun yang terjadi."
Mereka berdua terlelap dalam pelukan hangat, tenggelam dalam cinta yang semakin dalam setiap harinya. Bagi mereka, dunia di luar sana mungkin penuh dengan misteri, tetapi di dalam rumah mereka, di dalam hati mereka, hanya ada kebahagiaan dan kehangatan yang tak tergoyahkan.
***
Ellena sedang sibuk menyiapkan sarapan di dapur ketika Luis tiba-tiba memeluknya dari belakang. Tanpa melepaskan pelukannya, Luis mendekatkan wajahnya ke leher Ellena, menyapa dengan suara rendah yang biasa ia gunakan saat sedang serius.
"Aku harus ke rumah sakit lebih awal hari ini," ucap Luis dengan nada datar, seakan itu adalah informasi penting yang perlu segera diketahui.
Ellena berhenti mengaduk adonan pancake yang sedang dia siapkan. "Ada apa?" tanyanya, tak langsung menoleh, tetap fokus pada pekerjaannya.
"Operasi mendadak," jawab Luis singkat, tak memberikan ruang untuk penjelasan lebih lanjut.
Ellena hanya mengangguk kecil, memahami ritme hidup suaminya yang sering tak terduga. Dia melepaskan diri dari pelukan Luis dan berbalik menghadapnya. "Sarapanmu? Mau dibawa ke mobil atau—"
"Tinggalkan saja di meja. Aku tidak punya banyak waktu," potong Luis, tatapannya datar namun bukan tanpa rasa sayang, hanya terlalu terfokus pada kewajiban yang menantinya.
Ellena memandang suaminya sejenak, lalu beralih ke panci di atas kompor, memastikan api sudah dimatikan. "Kalau begitu aku akan menyiapkan yang lain untuk makan siang nanti," katanya sambil bergegas ke lemari untuk mengambil kotak makan.
Luis mengamati gerak-gerik Ellena dengan mata yang tenang. "Jangan terlalu repot. Aku mungkin makan di rumah sakit."
Ellena tak menghentikan langkahnya, tetapi ia berhenti berbicara sejenak, mengambil kotak makan yang akan dia siapkan. "Apa kau butuh sesuatu sebelum pergi?"
Luis menggeleng. "Tidak ada. Semua sudah siap di mobil."
Ellena mengangguk tanpa bicara lagi, menyiapkan makanan dengan cepat namun rapi. Dalam beberapa menit, dia sudah menyelesaikan apa yang perlu dilakukan. "Ini untuk makan siangmu, jangan sampai melewatkannya," katanya sambil meletakkan kotak makan di meja.
Luis melihatnya sekilas, lalu menatap Ellena dengan dingin namun penuh arti. "Aku akan kembali secepat mungkin."
"Baiklah," jawab Ellena singkat, ia menatap suaminya dengan pandangan hangat. "Jaga diri."
Luis mengangguk, memandang Ellena satu kali lagi sebelum berbalik dan menuju pintu keluar. "Sampai nanti," ujarnya tanpa menoleh.
Ellena hanya menatap punggung Luis yang menghilang di balik pintu, kemudian kembali ke dapur untuk melanjutkan pekerjaannya, tanpa kata-kata berlebihan, memahami dinamika di antara mereka yang telah terjalin begitu kuat, meski tanpa basa-basi.
***
Bersambung
agar bisa menyenangkan suamimu...❤️❤️