seorang gadis yang berusia 19 tahun terpaksa menjadi pengantin pengganti demi membalas Budi. tumbuh tanpa kedua orang tua dan sering di tindas oleh tante dan juga anak tantenya. membuat Aara tumbuh menjadi gadis yang tahan banting dan tangguh.
Author mau kasih tau ya. di Novel ini. ada dua cerita di dalamnya. Satu berada di ke 118 bab dengan Judul PELANGI SETELAH HUJAN. (genrenya pernikahan kilat) kisah (Bima & Ayuna)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Yang pertama Aara lihat adalah dada bidang Aggam yang sedang memeluknya dengan erat. apa aku sedang bermimpi melihat pria ini berada di dekatku, tunggu... Di mana ini.. Kenapa aku sudah berada di sebuah kamar, bukannya semalam kami berada di depan villa, di dalam mobil, sejak kapan dia membawa ku kemari, Aara menolak tubuh Aggam dan mengalihkan pandangannya di dalam kamar itu.
Seperti sebuah hotel. Batin Aara. Aggam bergerak dan kembali memeluknya dengan erat yang membuat Aara tidak bisa bernafas. Aara menolak Aggam dengan keras karna dia merasa sangat sesak, tapi Aggam tidak bergerak sedikit pun.
"Bangunlah, sebentar lagi anda akan membunuh ku,'' ucap Aara merasa sesak karna tubuh Aggam yang sangat besar dan atletis sedang menindih tubuh munggilnya.
Aggam tersadar dari tidurnya saat samar-samar mendengar suara Aara juga merasa ada yang mendorongnya
Aggam melihat Aara yang berada di dalam pelukannya dan berusaha menolak nya. "Ribut saja tengah malam, mengganggu orang tidur saja" ketus Aggam pada Aara lalu melepaskan tubuh Aara dan membelakanginya
Tengah malam katamu tuan kejam, ini sudah waktunya solat subuh. Batin Aara tidak menjawab Aggam lalu menurunkan tubuhnya dari ranjang melangkah kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Dan juga mengambil air wudhu, setelah itu Aara melaksanakan solat subuh.
,,,,,,,
Aara dan Aggam saat ini sedang sarapan di dalam kamar hotel. Tiba-tiba Aara membuka suara setelah dari tadi dia terus menimbang kannya.
"Aku ingin pergi bekerja" kata Aara menunduk sedikit waspada.
Aggam menatap tajam ke arahnya. "Kau ingin pergi bekerja, terus kau pulang nanti, kau mahu pulang kemana?" Tanya Aggam dengan suara yang sama sekali tidak bersahabat.
"Tapi kita di sini juga tidak ada gunanya, kan tidak ada solusinya juga..."lirih Aara masih menunduk
"Kau mengataiku laki-laki tidak berguna begitu!" Jawab Aggam melototi Aara.
Aara buru-buru menggeleng. "A-aku tidak mengatakan itu, anda sendiri yang mengatakannya" Elak Aara cepat dan terbata-bata.
Aggam mendengus kesal lalu kembali melanjut kan sarapannya.
"Bagaimana jika kita mencari kontrakan saja..." saran Aara dengan hati-hati. Takut Aggam memarahinya lagi
"Kau saja yang tinggal di kontrakan, yang benar saja'' kata Aggam ketus pada Aara
"Baiklah, aku akan mencari kontrakan setelah selesai sarapan" ujar Aara lalu kembali melanjutkan sarapannya.
Aggam kembali menatap tajam ke arahnya "Kau jangan coba-coba merepotkan ku Aara, apa kau dengar apa kata Ayah semalam, kau ingin membatalkan perjanjianku dengan Ayah hah!" Sentak Aggam.
Aara mengeratkan pegangan pada Gelas di tangannya "Terus apa yang akan kita lakukan di sini? kan lebih baik jika kita mencari kontrakan saja dulu, toh kita juga tidak memiliki uang yang banyak." jawab Aara memberanikan diri.
"Kau!!!" Tunjuk Aggam pada Aara yang kembali menjawabnya.
Aggam menurunkan jarinya dan kembali terdiam. Kemudian dia memperhatikan lekuk tubuh Aara di balik baju sya'i-nya. Aara yang melihat tatapan Aggam seperti menelanjanginya menurunkan lengan tangan bajunya yang sedikit terangkat lalu menggeser sedikit tubuhnya dari tatapan buas Aggam dengan hati yang mulai gelisah. Tiba-tiba dia teringat dengan ucapan Aggam yang ingin menjualnya ke lintah darat tempoh hari.
Aggam menyeringai dalam hati saat sadar kegelisahan Aara. "Kemari kau," kata Aggam sedikit membentak.
Glek!
Dia mau apa. Aara tidak bergerak sedikitpun dari tempatnya. Aara sudah mulai ketakutan dengan fikiran yang traveling kemana-mana.
"Apa kau mendengarku? Kemari kau mendekat. Jangan sampai aku yang mendekatimu." Ancam Aggam pada Aara dengan melototinya.
Aara tidak punya pilihan selain perlahan berdiri dan mendekat pada Aggam dengan takut-takut.
"Sinilah lebih dekat lagi," kata Aggam saat Aara masih berjarak satu langkah.
"T-tapi kau mau apa" takut Aara yang membuat Aggam bertambah senang dalam hati ingin mengerjainya.
Hai....🤗 author up lagi... permintaan dari my fans novel ini... sekalian salam kenal dari Sabah...🥰 maaf jika banyak kesalahan dalam bahasa Indonesianya😅