Menikah dengan tukang ojek membuat kakak iparku selalu membencinya, bahkan dia mempengaruhi kakak ku yang selalu melindungi ku kini membenciku dan suamiku. begitu juga kakak laki-lakiku.
namun semua akan terkejut atau tidak ketika mereka tau siapa suamiku?. simak ceritanya di DIKIRA TUKANG OJEK TERNYATA PENGUSAHA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 2.Kesedihan Senja
Selesai mandi Senja langsung keluar dari kamarnya dan berniat menemui Arkan yang udah lama dia tinggalkan tadi di ruang tamu. Saat sampai di ruang tamu Senja tidak melihat Arkan lagi disana, yang ada hanya Mama nya.
"Ma, mana mas Arkan?" tanya Senja pada Mama Ratih karena sudah tidak ada Arkan.
"Nak Arkan sudah pulang, baru aja." Jawab mama ratih.
"Lagian kamu ada tamu didiemin sendiri, bahkan tidak di buatkan minum lagi." Omel Mama Ratih ke Anak bungsunya.
"Udah, Senja udah nawarin minum tadi, tapi kata mas Arkan tidak usah, ya Senja tinggal aja karena Senja mau mandi, gerah banget," bela Senja dengan Omelan Mama nya karena sudah mencampakkan tamu begitu saja.
"Oh ya, Papa mana Ma? kok enggak kelihatan." Tanya Senja mengalihkan pembicaraannya agar Mama Ratih tidak terus mengomelinya.
" Papa tadi selepas sholat Dhuhur kerumah Pak RT," jawab mama ratih.
"O." Senja hanya ber o saja. Senja tidak tau dengan hinaan Kakak iparnya dan Mbak nya tadi kepada kekasihnya Arkan, Mama Ratih pun tidak memberitahu Senja karena dia pikir nggak usah, yang ada nanti kalau Senja tau dia akan marah dan terjadi pertengkaran, jadi lebih baik Mama Ratih diam saja.
Selang beberapa menit terdengar orang memberi salam dari luar rumah, seketika Mama Ratih dan Senja mengalihkan pandangannya ke arah suara orang yang memberi salam itu.
"Waalaikumsalam." Jawab Senja beriringan dengan Mama ratih. Ternyata yang memberi salam itu Pak Handoko, dia baru pulang dari sekolah tempatnya mengajar. Pak Handoko langsung masuk, Senja langsung menghampiri Papanya itu dan mencium punggung tangan paruh baya itu dengan takzim. Begitu juga dengan Mama Ratih.
"Senja," panggil Papanya sembari mendaratkan bokong di samping istrinya dan berhadapan dengan Senja.
"Iya Pa," sahut senja sopan.
"Papa mau tanya sama kamu Nak. Papa mau tanya tentang hubungan kamu sama Nak Arkan. Apa kamu suka, apa kamu mencintai Nak Arkan, apa hubungan kalian serius? tanya Pak Handoko begitu serius. Bisa dilihat dari raut wajahnya kalau lelaki paruh baya itu benar-benar serius dengan pertanyaannya.
"A...ak...aku." Belum selesai senja menjawab, Mamanya menyahut. "Enggak usah takut Nak jawab aja sesuai isi hati kamu." Ucap Mama Ratih memberanikan Putri bungsunya itu.
"I...iya, Pa, Ma. Senja mencintai mas Arkan. Walaupun takut Kalau Papa dan Mamanya tidak setuju, karena mengingat Arkan adalah seorang tukang ojek, namun Senja tetap menjawab.
"Apa Nak Arkan juga sama?" Tanya Papanya lagi. Pak Handoko hanya ingin memastikan, dia tidak ingin Putrinya salah memilih suami.
"Iya Pa, kami saling mencintai." jawab senja lagi tanpa ragu sedikitpun.
Pak Handoko mengangguk mengerti, dia melirik ke arah istrinya meminta persetujuan istrinya. Mama Ratih juga menganggukkan kepalanya. Sebenarnya Mama Ratih dan Pak Handoko tidak pernah mengharapkan menantunya kaya, yang mereka harapkan Menantunya bisa membimbing Putrinya dan menjaga Putrinya dengan baik, tidak bermain tangan.
"Kalau begitu besok suruh Nak Arkan untuk melamar mu. Papa tidak mau kamu lama-lama pacaran, nanti malah jadi gunjingan tetangga." Tekan pak Handoko pada Putrinya itu.
"T... tapi Pa, mas Arkan sudah tidak punya orang tua lagi," ucap Senja terbata takut kalau Mama dan Papanya tidak merestui hubungan mereka karena Arkan yatim piatu dan tidak punya pekerjaan tetap.
"Tidak apa-apa, suruh saja dia datang kesini besok, biar Papa sama Mama yang bicara padanya!" Pak Handoko sudah bertekad, dia tidak mau Putrinya itu Pacaran tidak jelas.
"Iya Pa," jawab Senja dengan hati campur aduk, Senja tidak tau apa dia harus senang karena Papa menyuruhnya Arkan untuk melamarnya, atau dia harus sedih takut nanti Papa dan Mamanya tak merestui setelah tau kalau Arkan hanya tukang ojek.
Di meja makan telah duduk Amira dan disamping nya ada Firman. Arsen,Desi juga ada di sana. Pak Handoko dan Mama ratih sengaja mengumpulkan semuanya karena ingin membicarakan tentang Senja dan Arkan.
Sedangkan Senja duduk di sebelah Papanya. Setelah selesai makan malam, Pak Handoko mulai membicarakan Masalah Senja.amira melirik senja sinis dia begitu tak suka sama Senja. Entah kenapa Senja sendiri tidak tau, Setelah Mbaknya itu menikah dengan Firman, Amira sudah mulai sirik dan tidak suka Pada adik yang dulu sangat di sayanginya dan di belakang habis-habisan.
"Papa sengaja mengumpulkan kalian disini karena ingin membahas soal Senja. Papa ingin menikahkan Senja dengan Arkan dalam beberapa hari lagi."
"Apa...? Arsen dan Amira begitu terkejut, karena ini merasa mendadak.
"Kamu jangan diam saja, apa kamu tidak malu punya ipar tukang ojek?" Firman berbisik memprovokasi istrinya.
"Papa jangan bercanda." ucap Arsen, dia juga sedikit keberatan, namun jika adiknya itu lebih memilih Arkan, ya apa boleh buat.
"Papa tidak bercanda Papa serius, karena itulah Papa minta kalian berkumpul disini malam ini.
"Tapi Pa, Arkan itu tidak punya pekerjaan tetap, dia hanya tukang ojek, Apa Papa tidak malu punya menantu miskin kayak si Arkan itu." tanya Amira karena sudah di provokasi oleh Firman suaminya.
"Benar Pa, setidak nya carilah jodoh untuk Senja yang kerja kantoran kayak Kak Arsen dan aku." Timpal Firman tidak tau malu.
Firman sengaja berkat begitu karena dia tidak mau Senja menikah dengan orang lain, dia diam-diam sangat mengagumi adik iparnya itu.
"Firman, Amira, kalian jangan menghina Arkan, biar pun dia ojek yang pentingkan halal." Ucap Mama Ratih mengingatkan Anak nya biar tidak merendahkan Arkan.
Arsen yang ingin membuka suaranya lagi harus terdiam karena tatapan tajam dari Desi istrinya. Sedangkan Senja sudah menguraikan air matanya, dia sedih karena Arkan di rendahkan oleh keluarganya. Namun Desi yaitu Kakak iparnya itu terus memeluk dan mengusap-usap pundaknya itu.
"Terserah, kalian setuju atau tidak Papa tetap akan menikahkan Senja dengan Arkan dalam beberapa hari ini. Tahun depan Papa pun udah pensiun dari guru. maka sebelum Papa pensiun Papa ingin menikah kan Senja. Papa minta pada kalian agar sedia membantu sedikit biaya." Ucap pak handoko pada semua Anaknya.
"Tapi Pa, aku sudah tidak ada uang, aku baru saja membayar mobil." Biarpun tidak mau membantu namun Arsen mengatakan dengan sopan dan lembut agar Pak Handoko tidak sakit hati. Kemudian Pak handoko menoleh pada Amira, Amira pun menoleh pada suaminya, Amira memang tidak memegang uang setelah memutuskan tidak bekerja lagi, dia hanya mengandalkan pemberian dari Firman.
"Tidak, kami tidak punya uang, aku mau beli mobil biar tidak kehujanan dan panas kalau pergi bekerja." awab Firman tidak peduli dengan perasaan Papa mertuanya.
"Tapi Nak, Senja ini adik kalian." Sahut mama ratih.
"Tidak, pokok nya kami tidak bisa membantu." tolak Firman tegas.Pak Handoko terduduk, dia tidak bisa berbicara apapun lagi. Dia sangat kecewa pada Anak dan menantunya itu. Sedangkan Senja menunduk, air matanya sudah menetes. dia sedih dan sakit hati, tega-teganya kakak ipar dan Mbak nya itu menghina calon suaminya.
Bersambung.
Takut suaminya marah kalau dia masak.. padahal suaminya kan sudah kasih izin lho..
trus nunggu suami berangkat dulu biar nggak ketahuan masak.. kesannya kayak kucing 🐱 takut maling makanan.. padahal makanan itu memang buat dia 🤣
kewajiban istri adalah taat pada suaminya.. karena suami menanggung dosa istri.kecuali suaminya menyuruh berbuat dzolim. istri boleh menolaknya.. bukan berarti berbalik dzolim pada suami.
soal keluarga.. istri hanya punya kewajiban menasehati..
karena dosa itu mutlak dipertahankan pada suami..
kalau doktor itu gelar yang didapatkan setelah menempuh pendidikan strata 3 atau S3
gimana sih... sudah dibilang otaknya jangan digadaikan buat DP beli mobil.. tetap nekad juga 🤣🤣🤣
karena mereka adalah orang tua, kesannya kalau suruh makan terkesan kasar
ini pemberian suami kepada istrinya.
kalau mahar harus disebutkan dalam Qobul... itu lah gunanya ijab.. yakni janji.. janji didepan Allah