NovelToon NovelToon
PACAR TARUHAN

PACAR TARUHAN

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintamanis / Office Romance / Cinta Karena Taruhan
Popularitas:4.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: HANA ADACHI

🏆 Juara 3 YAAW 2024 Periode 2🏆

"Permisi Mas, kalau lagi nggak sibuk, mau jadi pacarku?"

———

Daliya Chandana sudah lama memendam rasa pada sahabatnya, Kevin, selama sepuluh tahun. Sayangnya, Kevin tak menyadari itu dan malah berpacaran dengan Silvi, teman semasa kuliah yang juga musuh bebuyutan Daliya. Silvi yang tidak menyukai kedekatan Daliya dengan Kevin mengajaknya taruhan. Jika Daliya bisa membawa pacarnya saat reuni, ia akan mencium kaki Daliya. Sementara kalau tidak bisa, Daliya harus jadian dengan Rio, mantan pacar Silvi yang masih mengejarnya sampai sekarang. Daliya yang merasa harga dirinya tertantang akhirnya setuju, dan secara random meminta seorang laki-laki tampan menjadi pacarnya. Tak disangka, lelaki yang ia pilih ternyata seorang Direktur baru di perusahaan tempatnya bekerja, Narendra Admaja. Bagaimana kelanjutan kisah mereka?Akankah Daliya berhasil memenangkan taruhan dengan Silvi? Atau malah terjebak dalam cinta segitiga yang lebih rumit?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

21. Jangan Cantik-Cantik!

Blushhh...

Ucapan Ren sontak membuat pipi Daliya memerah seperti tomat. Tangan Ren yang masih bertengger pada pinggangnya membuat jantung Daliya kembali berdegup kencang.

"Ja-jadi, kamu pikir aku cantik?" Daliya bertanya sambil berusaha menyembunyikan kegugupannya.

"Tentu saja. Cuma orang buta yang nggak menyadari hal itu," jawab Ren yang membuat pipi Daliya kembali memerah.

"Aku pikir, aku nggak kelihatan cantik karena dari tadi kamu nggak mau menatapku," tambah Daliya sambil menggembungkan kedua pipinya.

"Justru aku melakukannya karena kamu terlalu cantik," Ren mencubit pipi Daliya lembut. "Menurut kamu, gimana bisa aku kerja dengan benar kalau melihat wajah secantik ini ada di depanku? Bisa-bisa aku malah nggak fokus sama sekali,"

Pipi Daliya lagi-lagi memerah untuk kesekian kalinya. Ah, benar-benar! Laki-laki ini jago sekali menggombal!

"Kenapa? Kamu kecewa ya, karena aku tidak memujimu cantik seperti yang kamu harapkan?"

"Hah? Apa sih?" Daliya memalingkan wajahnya yang sudah semerah kepiting rebus. "Aku nggak mengharapkan itu kok!"

Ren terkekeh, ia melepaskan tangannya dari pinggang Daliya, kemudian menggenggam tangan gadis itu.

"Ayo," ujarnya. Daliya buru-buru melepas tangan mereka.

"Maaf Pak, kita masih ada di kantor," ucap Daliya mengingatkan. Ren terlihat baru menyadari hal itu. Ia memandang sekelilingnya dengan seksama dan menepuk keningnya sendiri.

"Astaga, aku benar-benar nggak sadar. Tuh, kan? Kecantikan kamu benar-benar membuatku lupa diri,"

Daliya menunduk, mencoba menyembunyikan wajahnya yang entah sudah semerah apa sekarang. Jantungnya bahkan sudah tidak bisa diajak kompromi lagi, sudah berdegup secepat orang yang sedang lari marathon.

Duh, gawat nih, Daliya membatin. Ternyata aku sangat lemah dengan kata-kata manis dari Ren!

...----------------...

"Mau makan apa?" Ren bertanya penuh perhatian kepada Daliya yang sedang membaca buku menu. Daliya tampak berpikir dengan serius, tapi dengan segera ia menyerah saat melihat harga makanan yang tertera di sana.

Buset, sekali makan bisa menghabiskan separuh gajiku!

"Terserah saja deh," ucapnya kemudian.

"Aduh, typical wanita banget ya, jawabannya 'terserah'," Ren tertawa sambil menggelengkan kepalanya. "Bener nih aku saja yang pesan?"

Daliya mengangguk. Toh, Ren juga yang akan membayar, jadi biarkan laki-laki itu memesan yang dia suka.

Selama menunggu makanan datang, mata Daliya berkeliling melihat detail restoran itu. Sebuah restoran mewah yang sudah pasti tidak akan pernah Daliya kunjungi lagi. Kenapa tidak? Tentu saja karena harganya yang terlalu mahal. Daliya lebih memilih untuk makan di warteg pinggir jalan meski harus berpanas-panasan, ketimbang menghabiskan uang di sini hanya untuk mengenyangkan perut.

"Ck,"

Tatapan Daliya beralih pada Ren saat ia mendengar lelaki itu berdecak sebal.

"Kenapa?" tanyanya penasaran.

Ren tidak mengucapkan apapun, tapi lelaki itu malah beranjak dari duduknya dan menarik kursinya mendekati Daliya. Membuat posisi mereka yang semula berhadapan menjadi bersebelahan.

"Tutupin kaki kamu pakai ini," Ren melepaskan jasnya, langsung membentangkannya pada paha Daliya. "Dari tadi cowok di belakang sana ngelirik kamu terus,"

Daliya terheran-heran, tapi ia menuruti perintah Ren. Saat ini pahanya memang sedikit terekspos karena ia memakai rok pendek. Daliya kemudian berniat menoleh ke belakang karena penasaran. Tapi ia kalah cepat dengan tangan Ren yang sudah menangkup wajahnya.

"Jangan dilihat, nanti dia kegeeran," Ujar Ren sambil mengerucutkan bibir.

Mata Daliya mengerjap beberapa kali, lalu dalam beberapa detik ia tertawa terbahak-bahak. Ren melepaskan tangannya sambil menatap Daliya kesal.

"Kenapa sih? Kenapa malah ketawa?"

"Kamu lucu kalau lagi kaya gitu," Daliya masih tidak bisa meredakan tawanya. "Kamu cemburu cuma karena aku dilihatin orang?"

"Tentu saja. Kamu sangat cantik, jadi sudah pasti banyak yang melihat kamu,"

"Ya ampun Ren, kamu nggak sadar kalau kamu sering dilihatin orang juga? Mungkin saja cowok itu nggak lagi ngeliatin aku, tapi malah ngeliatin kamu!"

"Mana ada, aku tahu betul arti tatapannya," Ren kembali menoleh ke belakang, Daliya mengikuti, tapi dengan sigap Ren menahan kepalanya. "Kan aku sudah bilang, jangan dilihat!"

"Ya, ya, ya...," Daliya akhirnya menyerah untuk melihat wajah lelaki yang dimaksud Ren.

"Besok, besok, aku melarang kamu untuk dandan cantik lagi," ujar Ren kemudian.

"Eh? Kenapa?"

"Biar nggak ada yang ngelirik-ngelirik kamu terus!"

"Ih, curang banget! Kamu sengaja ya mau bikin aku kelihatan jelek, biar kamu sendiri bisa jadi pusat perhatian!"

"Kamu mana mungkin kelihatan jelek sih," Ren menopang dagu sambil menatap Daliya. "Kalau kamu nggak suka aku jadi pusat perhatian, apa aku operasi plastik saja biar keliatan jelek?"

"Eh, jangan!" Daliya sontak mengibaskan tangannya. "Kamu jangan seenaknya merubah ciptaan Tuhan, dong! Banyak orang-orang yang operasi biar bisa punya wajah seganteng kamu, masa kamu sendiri malah mau keliatan jelek sih?"

"Memangnya aku ganteng?" Ren mengangkat sebelah alisnya.

"Sangat!" Daliya menjawab cepat, sampai tak sadar apa yang baru ia ucapkan. Baru beberapa saat kemudian, ia menutup mulutnya sendiri karena kaget. "Eh, maksud aku—"

"Syukurlah," Ren menjatuhkan kepalanya ke atas meja. "Aku pikir pesona wajahku sudah hilang karena kamu kelihatan nggak tertarik padaku. Tapi, kalau kamu bilang begitu, berarti aku masih punya kesempatan,"

"Ekhm," Daliya berdehem, mengalihkan pandangan dari Ren yang masih terus menatapnya. "Jangan lihatin aku terus dong, makanannya udah dateng tuh," ucapnya mengalihkan perhatian.

Ren mengangkat kepalanya dari atas meja, terlihat seorang pelayan datang membawa pesanan mereka. Tampak pelayan itu terkejut dengan posisi duduk Ren yang tidak sesuai pada tempatnya.

"Taruh sini saja Mbak," kata Ren seolah mengerti tatapan mereka. "Saya memang mau duduk di sebelah istri saya,"

Daliya terbelalak. Tiba-tiba istri?

"Baik Pak," Pelayan itu tersenyum ramah. "Selamat menikmati,"

"Ya," Ren mengangguk pada pelayan itu sembari memberikan beberapa lembar uang seratus ribuan sebagai tip. Pelayan itu mengucapkan terimakasih dan berlalu meniggalkan mereka dengan wajah sumringah.

"Ren," Daliya mencolek pinggang Ren dengan kesal. "Sejak kapan aku jadi istrimu?"

"Hehehe," Ren malah tersenyum lebar. "Kenapa sih? Kan sebentar lagi jadi calon istri,"

"Kata siapa?!"

"Kata aku," Ren mengangkat tangan Daliya dan mengecup punggung tangannya lembut. "Iya kan, sayang?"

Daliya megap-megap. Astaga, bisa-bisa dia pingsan di tempat sekarang.

"Aku belum setuju jadi pacarmu loh," ujar Daliya sambil melepaskan tangannya dari genggaman Ren.

"Nggak papa, nggak usah jadi pacar, langsung jadi istri saja,"

"Ren!"

"Hahahaha!"

1
Siti Aisah
Luar biasa
Anonymous
bgsss
Yunita Sri wahyuni
ku kira dalam mimpi... syukur la... Daliya kuat kan hati mu say... positif thinking ya say 😘
Yunita Sri wahyuni
waduh si Ren di godain Joana....tambah gondok la si daliya. 😁
Yunita Sri wahyuni
setan 2 kecewa 🤣😜
Yunita Sri wahyuni
situ yg digodain Q yg salting 🤭💗💗
Yunita Sri wahyuni
lumer ya say 🤭
Yunita Sri wahyuni
uaaaa baper Q bang... cieeee ..yg ngercep ya bg 😘😘😘
Yunita Sri wahyuni
ngarep neng 😁
Yunita Sri wahyuni
bisa ngambek jg si Ren... kyk paksu klu ngambek bawaannya mo marah terus...tp Q cuek aja...dia yg salah kok ngambek.. seharusnya kan Q 😄
Yunita Sri wahyuni
jujur amet bro😄
Yunita Sri wahyuni
waduh 🤦🏻.. referensi kata saat berjumpa 🤣🤣
Yunita Sri wahyuni
"dalam waktu tempo sesingkat 2 nya"...cus langsung jd mantan 😁🤣...jgn kwatir Ren... alamat kos kan da tahu...jgn pe salah alamat kyk lagu sebelah ya Ren 💪🏻💪🏻
Yunita Sri wahyuni
waduh mamake dtg..😁hbs da la tu 🤦🏻 lanjut Thor 💪🏻
Yunita Sri wahyuni
waaaah...dpt jekpot Dahlia....jgn pe kena serangan jantung ya Dahlia...nikmati aja 🤣🤣kan ndk rugi 2 amet...kan ma cowok ganteng 😁
Hariyati Hariyati
Luar biasa
Yeni Fitriani
haduuch si ren ren ambil kesempatan dlm kesempitan
Salma Nursyfa
Luar biasa
Aisyah dewi
waahhh kayaknya ni keluarga kocak deh ,,mertua idamannn kyaknya
Nur Hayati
iya aneh masa dari awal ngak nyebutin nama
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!