Alhambra; PUTRA KEDUA keluarga Rain yang dikenal nakal dan urakan. Pemuda dengan segala keburukan yang tercetak di keningnya.
Sialnya, pemuda problematik tersebut harus mengalami kelumpuhan usai balap liar di satu minggu menjelang pernikahan.
Tanpa diketahui sebelumnya, calon istri idaman Alhambra justru mengincar PUTRA PERTAMA yang dianggap lebih sempurna dibanding Alhambra.
Drama kaburnya Echy, membawa Kinara kepada sebuah pernikahan. Kinara Syanara yang harus rela menjadi tumbal, menggantikan saudari tirinya sebagai mempelai wanita untuk Alhambra.
"Cowok badboy yang lumpuh kayak Alhambra itu lebih cocoknya sama cewek jelek kayak kamu, Kinara!"
Visual ada di Igeh...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
IPA DUA TIGA
Ruko yang terletak tepat di pinggir jalan, dipenuhi puluhan mahasiswa.
Kinara tak menyangka jika hari ini matanya menyaksikan sebuah lanskap langka, di mana hampir seluruh anggota JAS-MOTORCLUB berkumpul demi penggalangan dana.
Rochmat yang mengkoordinir seluruh anggota JAS-MOTORCLUB agar ikut berpartisipasi.
Dimulai dari ide Alhambra menjual jam tangannya, mereka semua jadi ikut- ikutan menyumbangkan barang-barang bekas yang tak terpakai untuk dijual obral.
Nanti, penghasilan bazar tersebut akan dilimpahkan ke yayasan Luar Biasa. Sungguh, Kinara benar-benar tidak berekspektasi akan melihat teman-teman Alhambra turun tangan.
Baju-baju, sepatu-sepatu, tas-tas, dan masih banyak lagi barang bekas lain yang jika dilihat dari tampilan, tidak ada cidera, cacat, apa lagi terlihat seperti barang bekas.
Produk terbilang mulus, bahkan hampir semuanya masih ada kotak dan paperbag merek branded-nya. Jelas, kalau sudah begitu, tak ada yang ingin melewatkan kesempatan bazar langka ini.
Para mahasiswa dan mahasiswi berbondong- bondong mendatangi lokasi. Tak hanya itu, sebagian ada juga yang membelinya lewat online karena memang ada yang dijual secara live.
Dari 40 anggota JAS-MotorClub yang ikut serta, hampir semua tidak ada yang leha-leha. Satu live di Tok-tok, satu di Hige, bahkan Ku-tube dan semuanya melayani dengan fast respon saking banyaknya tenaga.
Sebagian besar dari anggota yang tidak di tempat, bukan karena tidak hadir melainkan tengah mengirim barang yang perlu dikirim langsung dengan motor-motor gede mereka.
Daniel baru saja mengesahkan produk yang dijual di live TokTok. Dia tepuk tangan satu kali deal sebelum mengemas barang untuk dikirimkan ke Kreo Ciledug.
Disaat yang lain sibuk mengemas produk yang terjual, Rochmat malah mencubit satu helai CD yang dia angkat tinggi-tinggi seraya memandanginya dengan najis.
CD ini, bukannya milik Depa? "Ini beneran Lu mau nyumbang sempak?"
"Eh, sorry Mat!" Depa segera merebutnya kembali sambil menyengir. "Itu kebawa tadi!"
Rochmat menggeleng heran. "Anak tabib beli sempak-nya di pasar malem."
Alhambra tertawa, sementara Depa menampar kepala Rochmat. "Dokter spesialis, ahli, Cok! Tabib pala Lu!"
"Mat!" Daniel menyenggol siku Rochmat, mobil mengkilap yang baru saja tiba berhasil mengalihkan atensi semua orang.
Terlihat di sana, pria paruh baya dengan pakaian batik mahal berwibawa turun diiringi kamera wartawan. "Bokap Lu, Mat!"
"Ngapain sih!"
Rochmat berdecak malah, bahkan mendesah seolah tak suka. Ayahnya memang pejabat yang sering blusukan, dan mungkin sekarang ayahnya datang karena panggilan wartawan.
Rochmat bukan tidak suka, sebenarnya malu karena ada beberapa orang yang mengatakan ayahnya hanya suka menebar pencitraan di setiap konten media sosialnya.
"Mana pakai bawa kamera lagi anjir!"
Daniel tergelak pelan. "Pencitraan sedikit, biar periode kedua bisa kepilih lagi."
"Coblos!" Freya menusuk dada Depa dengan bulpen dan direspon, "aah!" oleh anak itu.
Sementara yang lain tertawa, Rochmat memukul kepala Depa. "Bisa diem nggak Lu!"
Digjaya Kusuma, pria pejabat itu tiba menepuk punggung Rochmat dan Freya yang kebetulan langsung menyapa. "Om di sini?"
"Om dapat kabar dari ajudan Om, katanya kalian lagi galang dana buat anak penderita tumor, jadi Om datang ke sini."
Ajudan lelaki itu juga memberikan amplop coklat berisi uang kepada salah satu panitia penggalangan dana. Yang di mana Kinara dan Galang segera menerimanya dengan senang.
"Terima kasih banyak, Om!" Kinara sering menggalang dana, tapi tidak semudah saat anak-anak orang kaya ikut andil seperti ini.
Walau saat menerima uang harus disorot kamera dahulu, tapi setidaknya Kinara senang masih ada orang tinggi yang peduli pada kegiatan sosial mereka.
Daniel merangkul lengan Om Digjaya dengan cengiran giginya. "Terima kasih, Om! Wah, Indonesia butuh pejabat kayak Om!"
Rochmat memutar bola matanya, karena ia tahu, Danie menjilat ayahnya.
"Yang pasti, Indonesia butuh pemuda kayak kalian ini." Tepukan untuk Rochmat yang sedari tadi hanya diam. "Kamu baik-baik, ya."
"Hmm."
Rochmat hanya merespon sedikit, memang di rumah pun mereka tidak pernah bicara sama sekali, malahan ayahnya lebih sibuk berbicara dengan wartawan dari pada anaknya.
Pejabat itu harus pergi, Depa yang lekas merangkul lengannya. "Hati-hati Om. Sehat selalu. Terima kasih bantuan donasinya."
"Sama-sama." Pria itu masuk kembali ke mobilnya setelah cukup lama meladeni wartawan yang melemparkan pertanyaan.
Di mana Digjaya juga menyebutkan, Rocky sering melakukan kegiatan sosial ini, hanya saja baru sempat dia temui secara langsung.
Tentunya, statement itu yang semakin membuat anak-anak JAS-MotorClub tertawa diam-diam di belakang kamera, pasalnya baru kali ini JAS-MotorClub menggalang dana.
"Bokap Lu keren juga bisa langsung tahu kegiatan anaknya." Alhambra terkikik karena Rochmat semakin kesal agaknya.
"Gue akan lebih respect kalau Digjaya kayak Sky Rain. Cukup transfer kan bisa, nggak perlu turun langsung, apa lagi sampai bawa-bawa kamera wartawan," kata Rochmat.
"Sky Rain bukan pejabat, dia ngapain pencitraan, Oneng!" sergah Depa.
Ah, lihat bagaimana mereka menyebutkan nama bapak-bapak mereka, Kinara dan Galang dibuat menggelengkan kepalanya.
Kegiatan berlangsung hingga malam pukul sebelas, stock barang sudah tinggal beberapa saja, itu pun sudah terjual hanya tinggal menunggu pengiriman besok pagi.
Uang yang terkumpul sejauh ini cukup bombastis sekali. Ini kali pertama Kinara bisa mengumpulkan uang secepat ini dan berhasil dibantu orang-orang berpengaruh.
Tak ayal, followers Freya Badjideh saja sudah melebihi artis papan atas. Bukan selebGRAM lagi sebutannya, Freya sudah selebTON.
"Selesai juga dagangan kita hari ini!"
Freya menjatuhkan punggungnya di sofa yang dia bawa sendiri dari rumah, tadinya mau dijual dan urung karena masih butuh.
Semua selesai dengan kelelahan masing-masing, Kinara baru akan duduk sudah ditarik kembali Alhambra untuk dipeluknya.
"Hambra--"
Kinara mendelik, baru saja Alhambra bangkit dari kursinya, ia bersandar di dinding sembari menggigit bibir bawah, mendesah kesakitan.
"Ngapain sih?"
Saat itu juga, kipas angin dari dinding menjatuhi sofa yang barusan saja hampir di duduki Kinara.
"Aku nggak mau kamu kenapa-kenapa."
"Sweet--" Freya mencebik bibirnya. Kapan ia bisa dilindungi seperti itu.
Agaknya Alhambra sudah jatuh cinta jika dilihat dari gestur tubuhnya. Seorang Alhambra bahkan mau sakit demi perempuan, itu sesuatu sekali.
Selama ini, Alhambra hanya memacari gadis-gadis satu dua hari lalu ditinggal pergi tanpa peduli apa pun lagi. Dan Kinara diperlakukan spesial selama ini.
"Kaki kamu masih--" Kinara diam oleh kecupan bibir Alhambra. Di mana itu membuat Rochmat berteriak. "Bubar!"
"Huargh!!" Daniel menonjok dinding ruko, kalau ada roket yang akan pergi ke bulan, dia akan ikut saja dari pada harus menyaksikan kemesraan Kinara dan Alhambra saat ini.
Depa menyengir. "Jomblo mingkem!"
"Gue jomblo bukan karena nggak laku, cuma pilih-pilih pacar yang shalihah!" kata Rochmat.
Freya tertawa menyebalkan. "Ngaca Lu, Lu aja pada sukanya tawuran, pake segala pengen pacar shalihah lagi. Eh, Mat, cewek shalihah nggak mungkin pacaran! Jadi jomblo aja sampe bikini bottom jadi syar'i bottom, Lu!"
Depa terkakak. "Syar'i bottom gila!"
Bagi Alhambra omongan teman-temannya hanya kaset molor. Kinara sudah menyuruh pemuda tampan itu duduk kembali.
"Gimana kakinya?"
"Nggak apa-apa." Tidak terlalu sakit, yang sakit justru karena benturan temboknya tadi.
Kinara duduk di sisi Alhambra, dia masih belum selesai memeriksa semua uang-uang yang masuk rekening hari ini. Dan ternyata, Bang Allasca, Mommy Lala, Daddy Sky juga ikut-ikutan berdonasi.
Kinara bersyukur, uangnya sudah lebih dari cukup, setidaknya dana lain akan masuk untuk kebutuhan anak-anak berkebutuhan khusus lainnya.
Selagi Kinara sibuk dengan ponselnya, Alhambra memainkan rambut ikal Kinara bahkan dibantu ikatkan. "Capek hmm?"
"Lumayan." Kinara meregangkan otot di bahunya, Alhambra juga memijatnya lembut, sangat lembut bahkan menggelitik geli.
Kinara bukan merasa enakan, ia malah mengingat kembali saat-saat Alhambra meraba tubuhnya kemarin malam.
Sepertinya meremang, di tempat umum tidak baik sama sekali. "Kayaknya mendingan nggak usah deh, Bra!" tepisnya.
Alhambra tertawa, dan tawa itu lenyap seketika Galang dan anak aktivis lain tiba untuk menemui Kinara. "Ra, sumpah terima kasih banget buat semuanya."
"Sama-sama, Lang!" Mata Kinara kemudian melirik pada pipi Galang yang ditempel sticker muka marah Alhambra. "Hambra!"
"Sekalian aja bungkus pake kresek, Kinara Lu Hambra! Dari pada nyusahin orang lain Lu!"
bang rochmat ternyata dijodohin ama neng freya.fix deh, neng eshal bkal jadi calon bang nick seorang 😍😍😍