Kehidupan Gracel berubah di saat seorang bocah berusia 5-tahun memanggilnya dengan sebutan Mommy di atas bus, karena anak itu terus saja memanggilnya Mommy pada akhirnya seorang duda yang merupakan Ayah anak itu menawarkannya sebuah kerja sama.
Dia ingin membiayain hidup serta biaya kuliah Gracel, syarat menjadi Mommy anaknya tersebut.
Akan kah, Gracel ingin menjadi Mommy anaknya? Atau dia memilih untuk membiayai hidupnya sendiri yang sering tak berkecekupan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon skyl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 18 ~Mommy Untuk Anak Duda~
Xaviel yang telah pulang dari lesnya jadi merasa bosan karena sang mommy belum pulang bahkan anak itu kembali mangamuk.
"Den El," panggil arti mengejar Xaviel.
"Gak mau!" bentaknya. "Mau mommy," lanjutnya kembali mengamuk, mengaburkan barang-barang membuat para art lelah dan tertekan dengan majikan mudanya.
"Den El, jangan di lempar nanti kena, Den," cegah art saat Xaviel melempar beberapa gelas dari dapur.
"Mommy jahat," teriaknya melampar barang apa aja yang bisa dia lempar. Di sana menjadi ribut karena suara tangisan Xaviel sambil mengamuk.
"Delon telfon Tuan," pinta art.
"Mommy." Anak itu terus menangis sambil berteriak memanggil mommynya.
Art maupun boygrup tidak bisa menangkap Xaviel yang sangat cerdik mengindar dari mereka semua.
"Mommy," teriak anak itu keluar dari rumah tanpa menggunakan alas kaki.
Xaviel mendudukan dirinya di aspal yang panas karena sinar matahari. "Mommy jahat, dia ninggalin El. Dia olang jahat El benci mommy," tekannya.
Untungnya di sana masih aera dalam mansion Revandra jadi gak perlu takut kalau berfikir anak itu akan ketabrak pengendaraa mobil, motor dll karena tak mungkin.
Marro dan yang lain, ikut berjalan ke arah Xaviel namun anak itu kembali berlari mengindari mereka.
"Jangam di kejal!" bentaknya merentangkan kaki ke aspal.
"Den El, di luar panas, terus Den, tidak memakai sendal," ujar Marro sedikit demi sedikit maju dan menarik tangan Xaviel.
Xaviel memberontak dalam gendongan marro. "Paman mallo tulinin El, El mau nyali mommy!" pintanya memukul dada Marro bahkan menggigit bahu pria itu.
"Den El, mommy Den kan lagi kuliah jadi belum pulang, tunggu sebentar ya Den! Dia akan pulang, Den tenanglah," bujuk Marro menghapus air mata anak itu dan berjalan masuk ke dalam mansion.
"Mommy jahat, paman," aduhnya belum berhenti menangis.
"Mommy Den tidak jahat, cuma mommy Den kan gak selalu sama Den, Den harus tau waktu ya? Seperti daddy Den yang pergi kerja ke kantor begitu pun mommynya Den," jelas Marro membuat anak itu berhenti menangis namun masih terisak.
"Den mam dulu ya? Biar mommy dan daddy gak khawatir. Den sayangkan sama mereka?"
Xaviel mengangguk.
"Yaudah ayo, makan dulu," bujuk salah satu art menyuapkan makanan ke arah mulut Xaviel. Xaviel pun membuka mulutnya.
"Anak pintar," ujar mereka bersama.
Akhirnya mereka bisa mendiamkan majikannya. Mereka pun kembali ke aktivitas kembali, ada juga yang membereskan keberantakan yang di perbuat Xaviel majikan muda mereka.
Anak itu kembali ceria. Dia sedang menggambar.
"Ini mommy, ini daddy dan ini aku!" serunya saat menggambar family kecil di dalam buku gambarnya.
dia tertawa pelan. "Besok, El mau kasih tau ke teman kalau El juga udah punya mommy. Tadi mommy gak bisa menemani El ke tempat les, teman-teman kan gak pelcaya kalau aku punya mommy malah mereka ketawain El, bilang El tuh tukang bohong," keluhnya memeluk kertas itu dan mulai merebahkan badannya di sofa.
Anak itu tertidur dengan nyenyak di sofa ruang tamu sambil memeluk kertas. Mata yang bengkak rambut yang basa karena keringa, art menyalahkan AC membuatnya nyenyak.
"Marro angkat dia ke kamar," pinta Sri art senior di sana.
Marro berdehem dia ingin mengangkat tubuh kecil itu namun tak jadi.
"Gak usah, biarin dia tidur di sini takut rewel lagikan," jawab Marro membuat Sri mengangguk.
Sri cuman mengambil selimut kecil membalutkannya ke tubuh penerus keluarga Maheswara.
Seorang gadis berjalan di tepi jalan sambil menggoyangkan badannya, sangat pegal karena pekerjaan yang terlalu berat, benar-benar membuat dirinya capek.
Gracel bekerja di sebuah ruko yang selalu mengangkat barang-barang yang agak-agak lumayan beratlah, dia cuma terpaksa menerima pekerjaan tersebut untuk membiayai hidupnya walaupun gaji tak seberapa palingan hanya cukup biaya kuliahnya perbulan.
Padahal Revandra sudah bilang kalau dia yang akan menanggung biaya hidup Gracel saat ini namun gadis itu merasa dirinya terlalu beban, terlalu menggantung hidup pada orang, bahkan orang yang baru saja dia jumpai.
apa maksudnya bodyguard? mohon jawab thor 🙏