Arabella harus menelan kekecewaan dan pahitnya kenyataan saat dirinya mengetahui jika pria yang selama dua tahun ini menjadi kekasihnya akan bertunangan dan menikah dengan wanita yang sudah dijodohkan dengan pria itu.
Arabella pikir dirinyalah wanita satu-satunya yang dicintai pria itu, tapi ternyata dirinya hanyalah sebagai pelampiasan selama wanita yang dijodohkan berada di luar negeri.
"Bagaimana jika aku hamil? apa kau memilih ku dan membatalkan perjodohan mu?"
"Aku tidak mungkin mengecewakan kelaurga ku Ara."
Jawaban Maher cukup membuat hati Arabella seperti ditikam benda tajam tak kasat mata. Sakit, terlalu sakit sampai dirinya lupa bagaimana melupakan rasa sakit itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lautan Biru, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Yakin dengan keputusan
Hoekk... Hoekk...
Setiap pagi Arabella harus merasakan mual dan muntah yang membuat dirinya sangat tersiksa. Arabella membasuh wajahnya dengan air matanya terlihat merah dengan bibir sedikit pucat.
Keluar dari kamar mandi Arabella sejenak merebahkan tubuhnya di ranjang, matanya mengedar kesekeliling di setiap sudut kamar Arabella mengingat bagaimana mereka melakukan penyatuan yang panas, mereka selalu menciptakan kebersamaan mereka dan berakhir dengan saling memuaskan, bahkan Arabella yang notabenya tidak memiliki keahlian ataupun pengalaman tentang bercinta, namun seiring waktu yang dia habiskan bersama Maher membuatnya begitu banyak mendapatkan pengalaman. Tatapan Arabella jatuh pada balkon apartemen, di balkon bahkan mereka pernah melakukanya, di balkon itu Maher mengatakan cinta padanya.
"Enghh, Baby uhh.."
Maher begitu menikamati permainannya waktu itu, dimana dirinya sebagai pemimpin.
"Uhh Maher..!"
Suara Arabella melengking dan tubuhnya bergetar hebat kala Keduanya mendapatkan pelepasan bersama, cairan hangat keduanya saling bertubrukan meninggalkan rasa nikmat yang luar biasa.
" I love you Ara."
Arabella mengusap sudut matanya yang basah, sepertinya semua terjadi hanya karena kebutuhan semata, buktinya kata cinta Maher kini tidak ada artinya pria itu hanya membual belaka.
Merasakan lebih baik, Arabella bersiap untuk berangkat ke kantor, ini sudah satu minggu lebih Maher tidak pulang ke apartemen, bahkan tidak ada sarapan pagi bersama ataupun makan malam bersama, pulang pergi bersama pun sudah tidak ada. Arabella sudah memutuskan sesuatu, dirinya tidak bisa lama-lama seperti ini.
Sampainya di kantor Arabella menunggu lift karyawan, wanita itu berdiri dengan karyawan lainya yang sedang mengantri.
Ting
Satu pesan masuk di ponselnya, Arabella membacanya yang ternyata dari Maher.
"Pindah ke lift samping."
Pesan singkat Maher, Arabella pun menoleh kesamping dan di sana berdiri Maher yang sedang menatap kearahnya.
Karena tekatnya yang bulat, Arabella memilih untuk mengabaikan Maher, wanita itu masuk kedalam lift bersama karyawan lainya, membuat Maher menahan geram melihatnya.
"Bella, tumben tidak naik lift Presdir?" Tanya salah satu staf yang sering berhubungan pekerjaan dengan Arabella.
"Hanya ingin merasakan terakhir kali seperti ini." Ucapnya dengan senyum tipis.
"Memangnya kamu mau kemana?" Bunga bertanya dengan wajah menelisik.
"Tidak kemana-mana, hanya bosan saja bertemu bos setiap waktu." Sahutnya dengan kekehan kecil.
Bunga hanya memutar bola matanya malas. "Jika wanita lain sangat berharap bisa melihat bos setiap hari, tapi kamu malah bosan. Kamu beruntung Bella bisa cuci mata setiap hari." Bunga tertawa kecil.
Arabella hanya tersenyum, baginya juga seperti itu. Tapi sekarang semua sudah berubah dan berbeda.
Arabella duduk di kursi kerjanya, wanita itu mulai mengerjakan pekerjanya seperti biasa.
Hingga suara seseorang membuat Arabella mendongak.
"Pagi Bella." Sapa seorang wanita yang wajahnya masih cantik di usianya yang menginjak hampir lima puluh tahunan.
Arabella menatap wanita itu dan tersenyum. "Pagi nyonya." Balas Arabella dengan ramah.
Tatapan Arabella pindah kesamping dimana seorang wanita cantik dengan senyumnya.
"Hai, kita belum berkenalan." Karina mengulurkan tangannya pada Arabella.
"Arabella nona, panggil saja Bella." Katanya menyabut uluran tangan Karina.
"Aku Karina, calon tunangan sekaligus Istri Maher." Karina memperkenalkan diri.
Arabella hanya tersenyum kecut, wanita itu sepertinya mengingatkan jika Maher adalah miliknya, dan dirinya tidak berhak.
"Apa jadwal Maher hari ini sibuk?" Tanya Disya Mamanya Maher.
Arabella melihat jadwal Maher, dan memberi tahu pada kedua wanita itu, dan mereka pun pergi masuk keruangan Maher setelah mengucapkan terima kasih.
Arabella memejamkan matanya dengan helaian napas berat, dirinya benar-benar menyerah saat ini.
"Semoga ini keputusan yang baik." Gumamnya dengan yakin.
Arabella beranjak dari kursinya untuk menuju sesuatu tempat, wanita itu sudah yakin dengan keputusannya.
.
.
Tinggalkan jejak kalian 😘