KESEMPATAN KE2 TELAH TIBA!!
Roselyn, 26tahun. Dia hanyalah anak panti yang merangkak sukses selangkah demi selangkah, harus mati menyedihkan karena ulah suami dan sahabat baiknya..
Kekayaan dan kerja kerasnya selama ini direnggut, bahkan ia tak diberi kesempatan untuk memiliki keturunan..
Saat ia terbangun, ia kembali saat usianya 21 tahun, dimana semua bencana masih belum terjadi..
Kali ini ia bertekad! Bukan hanya memmbalas dendam kepada sahabat dan suaminya, Ia juga akan menyelamatkan orang - orang tercinta bahkan ia akan mencari kekuarga kandungnya!!
~ Kheh.. Mario, Jessica. AKU KEMBALI!! TUNGGU SAJA.. !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bubun ntib, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29
“ROSEEEEE..”
Hah, benar bukan? Terkadang Rose merasa jengah dengan intuisi tajamnya. Baru saja ia memikirkan jika tidak akan lama lagi Jessica pasti akan datang dan ternyata... Benar!
Rose menarik – menghembuskan nafasnya, mencoba mengatur pernafasan sebelum ia keluar dan menghadapi ‘sahabat’ Freaknya ini. Ia dengan hati – hati menyimpan kembali setengah Desain Mansionnya kedalam tas berkasnya agar tidak terlipat dan lecek.
Untung saja ia mengunci pintu kamar tidurnya, sehingga Jessica tidak bisa seenaknya menerobos ke dalam kamarnya begitu saja seperti yang biasa ia lakukan di masa lalu.
Sekarang, Rose hanya perlu memposisikan dirinya agar terlihat seperti orang yang baru keluar dari kamar mandi. Bahkan untuk mendukung penampilannya, Rose dengan enggan kembali mengacak – acak rambutnya yang tadinya belum sempat ia keringkan.
TOK TOK TOK
“Rosee.. kamu ada didalamkan?” panggil Jessica yang sepertinya sudah tidak sabar untuk bertemu dengan Rose. Rose mencibir pelan, segitu kangennya kah Jessica kepada dirinya?
Cih. Ia yakin jika bukan karena Kangen Jessica mau repot – repot menghampirinya bahkan terkesan ingin merobohkan apartemen tuanya ini.
“Yaa,, sebentar,” teriak Rose. Untungnya Jessica segera sadar dan tidak kembali menggedor pintu kamar Rose.
CKLEK
Rose keluar dengan raut wajah tenang terkesan Datar, ia masih mengenakan handuk yang menggantung di lehernya. Bahkan masih ada sedikit tetesan air di wajahnya. Ck ck ck, benar – benar totalitas ini bocah~
“Ada Apa denganmu? Kenapa begitu terburu – buru?” tanya Rose yang duduk di Sofa ruang tamu, diseberangnya ia bisa melihat dengan jelas raut wajah Jessica yang penuh dengan Iri melihat wajahnya yang ayu.
Meskipun Jessica masih berusaha untuk menyembunyikannya dengan tatapan polos yang selalu ia andalkan jika berada didepan Rose.
“Rosee~” panggil Jessica dengan manja, Jessica maju dan dan menggelayut manja di lengan Rose. Rose dibuat merinding dengan perlakuan Jessica ini, bagaimana caranya ia dimasa lalu untuk bertahan dengan sikap Jessi yang penuh dengan kepalsuan ini? Lihatlah, bulu kuduknya perlahan menegak sekarang~
“Iya, kenapa? Oh iya Jessie, aku selesai dengan kartu pengenalmu,” dengan menepuk keningnya pelan, Jessica langsung teralihkan dengan adegan manjanya. Ia bahkan menatap Rose dengan mata yang berbinar cerah begitu mendengar ucapan ‘ kartu tanda pengenal’nya.
“Oh, apakah rumah untukku .. Ehm maksudku rumah barumu sudah terbeli? Benar – benar menggunakan namaku?” rentetan pertanyaan Jessica terus keluar seakan ia lupa dengan apa tujuan ia mendatangi Rose.
“Masih belum dapat, Jessie,” sesal Rose sambil menyerahkan kartu milik Jessie jessica mengerutkan keningnya tanda ia tidak puas dengan jawaban Rose.
“Tetapi aku masih akan mencarinya, sementara ini aku sudah memiliki salinan kartu identitasmu. Aku hanya takut jika kamu membutuhkan Kartu ini,” Lanjut Rose yang langsung menumbuhkan kembali asa Jessica.
“Yaah, mau bagaimana lagi. Pastikan Rumahnya memiliki luas yang besar,” ucap Jessica dengan tidak tahu malunya. Ia dengan senang hati memasukkan kartu identitasnya ke dalam tas tanpa merasakan firasat buruk apapun.
Rose mengawasi setiap gerakan tangan jessica sambil menyeringai. Ternyata wanita ini begitu mudah untuk dibodohi.
Wanita? Kenapa Rose menyebut gadis manis berusia 19 tahunan ini sebagai wanita? Heh, Rose bahkan tidak bisa memikirkan sudah berapa banyak laki – laki yang menjelajahi tubuh Jessica.
Dulunya ia sama sekali tidak akan percaya jika ‘sahabat’ baiknya ini sudah tidak lagi murni. Bahkan Gendhis selalu saja mencoba untuk memperingatinya jika Mario dan Jessica seringkali bermain gila di belakangnya. Tetapi ia mengacuhkan semuanya dan berpegang kepada ‘kepercayaan’ mutlak pada sang sahabat.
Ironis sekali, bahkan dengan kepercayaan buta ini menyebabkan kematian tragisnya sendiri. Rose sangat mengasihi dirinya yang lemah di masa lalu.
“Jadi, kenapa kamu mendatangiku selarut ini, Jessie?” tanya Rose yang segera menyadarkan Jessie dengan tujuannya.
“Ah.. hampir saja aku melupakannya,” jawab Jessie yang langsung kembali pada kemarahan dan ketidakpuasannya. Tetapi ia harus tetap menjaga nada bicaranya karena bagaimanapun Rose adalah pohon uangnya.
Memikirkannya kembali, ia langsung teringat jika ATM yang diberikan oleh Rose sudah lama sekali tidak bisa ia gunakan, makin menumpuk lagi rasa tidak puasnya kepada ATM berjalannya ini. Ia menggertakkan giginya menahan amarah yang menumpuk!
“Rose, kenapa ROSE_V ditutup? Lalu, kenapa banyak sekali orang yang dipecat dengan tidak hormat?” sungguh licik, Jessica tidak langsung mengakui jika orang – orang yang dipecat Rose adalah anteknya. Alih – alih mengakuinya, ia bahkan menyebutkan sebagai karyawan – karyawan biasa.
Rose memasang wajah polos dan tidak menunjukkan ia mengetahui apa yang telah ia dan Gendhis rencanakan.
“Oh, itu. Aku mendapatkan laporan jika mereka semua bersengkokol untuk mengeruk keuntungan perusahaan sedikit demi sedikit,” ucap Rose sambil mengangkat kedua bahunya.
Jessica hanya memandang bodoh kearah Rose yang sama sekali tidak memiliki guratan beban diraut wajahnya. Seolah – olah apa yang ia lakukan sama sekali tidak berpengaruh dengan perusahaan milik Rose.
Ya, sebenarnya memang sama sekali tidak berpengaruh. Bukankah akan menjadi keuntungan tersendiri ketika ia menyingkirkan para parasit yang merugikan perusahaannya.
Menggerogoti sedikit demi sedikit asetnya hingga ia harus selalu menyediakan dana dengan jumlah yang tidak sedikit.
Jantung Rose berdetak cepat ketika ia kembali mengingat bagaimana nasibnya di kehidupan lalunya. Ia sama sekali tidak jerih payahnya sama sekali selain membeli rumah, itupun juga menggunakan nama Jessica.
“Ta.. Tapi kenapa begitu tiba – tiba?” tanya Jessica dengan nada bergetar yang Rose tahu itu semua karena amarah. Lalu? Apakah Rose akan peduli? Tidak sama sekali~
Bagi Rose, melihat pemandangan Jessica yang kalang kabut dan menahan amarah ini begitu menyenangkan. Ia sangat jelas melihat tampang bodoh Jessica saat ini dan mirisnya tampang ini lah yang ia perlihatkan dahulu.
“Lalu? Jika aku tidak melakukannya dengan dadakan, bukankah akan semakin membuatku merugi? Sejujurnya aku merasa ini semua sangat terlambat,” jawab Rose dengan nada yang menyesal tetapi tatapannya menatap Jessica dengan intens.
Jessica sedikit merasakan kedinginan pada punggungnya ketika melihat pandangan Rose yang mengarah kepadanya begitu tajam. Apakah Rose sudah tahu dengan semua konspirasinya?
Tidak, tidak mungkin, jika Rose sudah mengetahui faktanya, ia pasti tidak akan menyambut kedatangan Jessica dengan santai seperti ini.
Lagipula, ia sudah menyiapkan semuanya dengan matang dan tersembunyi.
Faktanya memang benar, Jessica melakukan ini semua dengan rapi. Jika saja Rose tidak mengalami kebangkitan yang kedua, ia tidak akan tahu jika Jessica sangat licik melebihi ular.
Hahh... Rose memang harus berterima kasih kepada Gendhis sekali lagi. Dulu, ia sama sekali tidak mengindahkan ucapan Gendhis dan malah menjauhi gadis manis dari negara I itu.
“Te.. Te.. Tetapi...”
“Kenapa Jessie? Kamu tidak terlibat dengan mereka semua, bukan?”