Zaky Wijaya diantara dua wanita bernama Zaskia dan Shannon. Kia sudah dikenal sejak lama dan disayangi laksana adik. Shannon resmi menjadi pemilik hati dalam perjumpaan di Bali sebelum berangkat ke Zurich.
Hari terus bergulir seiring cinta yang terus dipupuk oleh Zaky dan Shannon yang sama-sama tinggal di Swiss. Zaky study S2 arsitektur, Shannon bekerja. Masa depan sudah dirancang namun komitmen berubah tak sejalan.
"Siapanya Kia?" Tanya Zaky dengan kening mengkerut. Membalas chat dari Ami, sang adik.
"Katanya....future husband. Minggu depan khitbah."
Zaky menelan ludah. Harusnya ikut bahagia tapi kenapa hati merasa terluka.
Ternyata, butuh waktu bertahun-tahun untuk menyimpulkan rasa sayang yang sebenarnya untuk Kia. Dan kini, apakah sudah terlambat?
The romance story about Kia-Zaky-Shannon.
Follow ig : authormenia
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Nia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Shannon
"Sorry, guys. Abis dari rumah si bos dulu, diundang dinner." Meski sebelumnya sudah konfirmasi dengan Joy, Zaky mengulangnya lagi di hadapan semua teman-temannya yang hadir. di private room. Ada 9 orang yang hadir. Total 10 orang dengannya.
"Oke. Mumpung yang punya hajat udah datang, kita langsung opening. Bagas, lo pidato!" Ucap Sani menatap rekannya yang memakai kemeja flanel.
"Apa sih. Serius amat pakai pidato segala. Kita ngobrol santai kayak di pantai. Malam ini just for fun. Nyalain karaokenya, Joy!" Zaky tidak ingin ada suasana syahdu. Meski namanya perpisahan tak dipungkiri menimbulkan keharuan. Sebab semua rekan kerjanya menyenangkan dan selalu kompak.
"Nyanyinya nanti. Kita spik spik santuy kok." Bagas bersuara. "Zak, lo teman yang menyenangkan dan rekan kerja yang asoy. Gak songong padahal posisi lo di desainer room. Selevel arsitek senior. Jadi....mulai Senin di kantor kita bakal ada sesuatu yang kurang. Kalau kata Si Sani mah kehilangan nur."
Zaky tertawa. "Bisa ajaaa."
"Kita maklum. Lo punya mimpi yang ingin diraih. Please, Jangan lupain kita-kita ya, Zaky. Silaturahmi tetap terjalin. Kita bikin grup baru sejumlah 10 orang yang hadir di sini. Setuju nggak?" Ucap Sani.
Dan semua yang hadir kompak mengatakan setuju.
"Bang Zaky, kira-kira beres master bakal gabung lagi di RM atau lo kerja di luar?" tanya Rika. Ruangan yang diseting dengan posisi sofa letter L saling berhadapan, dengan meja di tengah yang terisi penuh oleh aneka minuman sesuai selera, membuat suasana ngobrol terkesan santai.
"Pengennya sih nyari pengalaman dulu di luar tapi belum pasti juga. Conditional." Zaky tersenyum mesem.
Dan obrolan santai masih terus mengalir diselingi gelak tawa. Hingga aneka makanan yang dipesan sesuai keinginan, datang diantarkan oleh 4 orang waiter. Zaky tidak memilih menu nasi sebab masih kenyang. Blueberry pancake dan jus jeruk menjadi pilihan.
Di saat semua orang menikmati sajian makanan, Joy sudah gatal tenggorokan ingin segera bernyanyi. Perangkat karaoke mulai di on kan. Ruang private kedap suara itu siap diramaikan oleh aneka vokal.
Today I don't feel like doing anything
I just wanna lay in my bed
Don't feel like picking up my phone
So leave a message at the tone
'Cause today I swear I'm not doing anything
(The Lazy Song - Bruno Mars)
Zaky tertawa-tawa melihat aksi slengean Joy, si penggemar lagu-lagunya Bruno Mars. Beny ikut bergoyang mengimbangi gaya Joy yang vokalnya lumayan bagus. Melakukan record sampai semua wajah teman-temannya terekam, dikirim kepada Kia. Agar tenang jika farewell party versinya, hanya acara seru-seruan seperti itu.
Kia tadi sore sempat mengkhawatirkan adanya teman-teman yang pesan minuman alkohol.
"Cafe Zero no alcohol. Makanya Aa milihnya disana. InsyaAllah, yang hadir anak-anak baik semua kok." Terangnya tadi saat membalas chat kekhawatiran Kia.
Memang sengaja tak ada niat mengajak Kia ikut serta dalam farewell. Takut digoda oleh rekan-rekannya sebab Kia cantik. Apalagi orangnya sedikit pemalu namun justru akan menarik minat lawan jenis untuk dekat.
The Lazy song masih mengalun. Yang sudah selesai makan ikut-ikutan bernyanyi dengan membaca lirik yang tampil di layar tv led. Berikutnya yang akan bernyanyi adalah Rika, memilih lagu Domba Kuring. Sontak semuanya tertawa. Zaky ditarik dari tempat duduknya sebab harus ikut berjoget bersama semua laki-laki.
Zaky menyerahkan ponselnya kepada Ayu, minta tolong untuk merekam. Kia harus lihat dirinya berjoget ramai-ramai. Kompak semuanya bernyanyi bersama saat reff.
Domba-domba kuring
Diangon-angon ku kuring
Diparaban ku kuring
Anakna gé anu kuring
Domba-domba kuring
Diangon-angon ku kuring
Dimandian ku kuring
Anakna gé anu kuring
Saha jaluna?
Mana jaluna?
Saha jaluna?
Jaluna mah domba adu asal Garut
Hanya lima orang menyumbangkan suara. Yang lainnya menjadi penikmat saja dengan alasan tidak bisa bernyanyi, suaranya jelek. Zaky menutup acara dengan menyumbangkan sebuah lagu dengan judul Pergi Untuk Kembali dari Marcello Tahitoe.
Walaupun langit pada malam itu
Bermandikan cahaya bintang
Bulan pun bersinar betapa indahnya
Namun menambah kepedihan oh
Ku akan pergi meninggalkan dirimu
Menyusuri liku hidupku
Janganlah kau bimbang dan janganlah kau ragu
Berikan senyuman padaku
Selamat tinggal kasih
Sampai kita jumpa lagi
Aku pergi takkan lama
Hanya sekejap saja
Ku akan kembali lagi
Asalkan engkau tetap menanti
Yang paling heboh tentunya fans girl. Sani, Ayu, dan Rika, turun mengelilingi Zaky. Cowok lain minggir diusir. Tidak lupa sambil mengabadikan dengan berfoto dan rekaman video.
Foto bersama dengan berbagai ekspresi, menjadi akhir kebersamaan. Malam perpisahan yang diisi gelak tawa bahagia. Tiba waktunya pulang.
"Guys, ini cewek-cewek jangan pulang sendiri. Tolong dianterin!" Zaky mengetuk arlojinya sebagai kode bahwa sekarang sudah malam. Tidak baik untuk perempuan pulang sendiri.
"Sani dibonceng Bagas. Ayu sama Rika ikut di mobil gue. Tadi juga berangkatnya gitu." Sahut Joy.
"Sip." Zaky lebih dulu memimpin keluar meninggalkan private room. Delapan menit lagi menuju pukul sepuluh. Ia sudah janji pada Kia, acara tidak akan sampai larut malam.
"Gue yang bayar." Zaky mencegah Bagas yang akan menuju kasir.
"Eh, jangan. Anak-anak udah patungan. Ini acara inisiatif kita." Bagas menahan lengan Zaky sebelum sampai ke depan meja kasir.
"Ini ucapan terima kasih dari gue karena solidaritas kalian asoy." Zaky menepis tangan Bagas. Berjalan mendahului dan mengangsurkan kartu debit kepada petugas kasir.
Area parkir menjadi tempat perpisahan. Meski masih ada waktu 20 hari sebelum berangkat ke Swiss, namun kebersamaan dengan rekan kerja berakhir hari ini. Hari Senin mulai sibuk wara wiri mengurus banyak berkas. Seperti visa, dan lain-lain untuk daftar ulang.
***
Pukul 22.30 WIB, Zaky sudah sampai di rumah dengan membawa kunci cadangan. Waktunya beristirahat sebab besok pagi jadwalnya menunaikan janji menemui Shannon di Bali. Waktunya tidur dengan perasaan riang.
Udara segar pagi hari memacu adrenalin Zaky untuk terus berlari mengitari komplek perumahan yang selalu nampak tenang dan lengang. Empat kali berpapasan dan bertegur sapa dengan tetangga yang juga sedang berolahraga. Memang hanya di akhir pekan waktu yang memungkinkan bisa melihat penampakan para tetangga komplek.
Mengawali hari dengan berolahraga itu memberikan positif vibes sehingga selalu bersemangat sepanjang hari. Mandi dan sarapan sudah dilakukan. Packing dadakan baru saja selesai. Waktunya berangkat ke bandara.
"Bi, Mang, aku perginya lama. Dari Bali mau langsung ke Jakarta. Mungkin semingguan di Jakarta. Nitip mobil ya." Ucap Zaky di hadapan pasangan suami istri yang sedang mencabuti rumput liar di taman depan.
"Mangga, Aa. Sing salamet." Bibi mewakili menjawab yang kemudian mendapat anggukan suaminya juga.
"Aamiin. Assalamu'alaikum." Zaky melambaikan tangan sebelum menuju taksi online yang baru saja tiba.
"Ke bandara Husein, A?" tanya sang driver memastikan.
"Ya, Kang." Zaky menjawab pendek sebab ponselnya berdering. Matanya berbinar melihat nama kontak yang tampil di layar.
"Morning, Shannon."
"Wilujeng enjing, Zaky."
"Hahaha...accent-nya lucu." Zaky tertawa renyah.
"Gara-gara kamu suka bikin roaming, aku jadi belajar bahasa sunda. Yeah...a little bit."
"Bagus dong." Zaky terkekeh. "Lagi apa, Sha?"
"Lagi nunggu kabar darimu. Jadi ke Bali kan?"
"Ini lagi di taksi mau ke airport. Take off nya sih jam 12.50. Aku berangkat sekarang karena janjian sama teman yang mau terbang ke Jogja."
"Okay. Take care, Zaky. I'l be waiting for you."
Suara Shannon di seberang sana terdengar riang. Membuat Zaky masih menyunggingkan senyum meski sambungan sudah berakhir. Bagaimana tidak semringah jika kehadirannya begitu dinanti.
Tiba di bandara, Zaky bertemu dengan Dipta. Teman lama satu almamater di NTU Singapura beda fakultas. Saling berpelukan penuh kerinduan dengan pria berkacamata minus itu. Masing-masing bercerita tentang profesinya sekarang.
"Kenapa kamu gak bilang ada di Bandung? Mana udah tiga hari lagi. Kita bisa ketemuan." Zaky mendecak kecewa. Awalnya iseng membuka insta story Dipta tadi subuh. Ternyata si kutu buku itu posting jalan-jalan di Ciwalk alias Cihampelas Walk. Membuatnya langsung menelepon.
Dipta tertawa. "Aku gak tahu kamu kerja di Bandung. Kirain udah terbang ke Swiss. Waktu itu kan udah daftar beasiswa ESOP. Aku sih yakin kamu lulus. Secara prestasi akademikmu grade A."
Giliran Zaky yang tertawa. "Aku juga optimis. Tapi ya ada something yang gak bisa aku jelasin. Ada hikmahnya sih sambil nunggu pendaftaran ulang di November, aku asah lagi kursus Jerman."
Obrolan masih berlanjut dengan membahas berbagai topik. Hingga waktunya perpisahan karena Dipta lebih dulu akan terbang. Dua jam kemudian waktunya pesawat Zaky take off. Sempat dulu menunaikan salat Dzuhur sebelum boarding.
Burung besi mendarat di bandara Ngurah Rai setelah terbang selama 1 jam 50 menit. Zaky berjalan cepat dengan membawa backpack tersampir di bahu. Langkahnya pasti dengan senyum tak henti tersungging di bibir, menuju gadis cantik berlesung pipi yang melambai-lambaikan tangan.
"Rahajeng Rawuh, Aa kasep." Shannon mengulum senyum sehingga menampakkan jelas kedua lesung pipinya.
Zaky terkekeh sambil mengacak-acak puncak kepala Shannon dengan gemas. Sebab selalu terlihat lucu mendengar aksennya.
zaky sedekat itu sama ibu. gak pakai malu merayu istri di hadapan ibu. love love buat semua.
vcs gak perlu setiap hari biar ada kangen2 yg menggigit gitu.
lanjut lagi merencanakan acara resepsinya. ok... lanjutkan.
bapaknya Kia juga sehat terus ingatan pak Idrus kembali pulih.
abis itu aku ditarik ke kmr /Smile//Shy//Shhh//Smirk//Applaud/