NovelToon NovelToon
Jodoh Masa Kecil

Jodoh Masa Kecil

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Dosen / Perjodohan / Patahhati / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah
Popularitas:305.5k
Nilai: 5
Nama Author: N. Mudhayati

Gendhis... Gadis manis yang tinggal di perkampungan puncak Sumbing itu terjerat cinta karena tradisi perjodohan dini. Perjodohan itu disepakati oleh keluarga mereka saat usianya delapan bulan dalam kandungan ibunya.
Gadis yang terlahir dari keluarga sederhana itu, dijodohkan dengan Lintang, anak dari keluarga kaya yang tersohor karena kedermawanannya
Saat usia mereka menginjak dewasa, muncullah benih cinta di antara keduanya. Namun sayang, ketika benih itu sudah mulai mekar ternyata Lintang yang sejak kecil bermimpi dan berhasil menjadi seorang TNI itu menghianati cintanya. Gendhis harus merelakan Lintang menikahi wanita lain yang ternyata sudah mengandung buah cintanya dengan Lintang
Seperti apakah perjuangan cinta Gendhis dalam menemukan cinta sejatinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon N. Mudhayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mulai Tergoda

Sebuah mobil berjalan pelan menuju tempat parkir Taman Kyai Langgeng. Arnold faham betul, mobil itu adalah milik Gabby. Ketika mobil tersebut semakin mendekat, Arnold berkata pada Lintang.

"Bro... tunggu di sini bentar ya..."

"Kamu mau kemana?" Tanya Lintang.

"Gue mau ke toilet bentar. Oh iya... itu ada mobil warna putih punya Gabby. Lo tungguin aja, ntar dia kesini. Gue tadi udah janjian ketemuan di sini." Arnold sepertinya sengaja mencari alasan agar Lintang bisa ketemu berdua aja sama Gabby.

"Eh... Bro... tungguin bentar ngapa? Biar Gabby kesini dulu baru kamu pergi." Lintang mencoba menawar.

"Nggak bisa, Bro... udah kebelet banget nih... Cuma bentar kok, ntar gue kesini lagi... Udah ya... nggak tahan nih..." Arnold pergi berlalu begitu saja meninggalkan Lintang di depan pintu masuk taman.

"Yaaa elllaaa... ni anak... masa aku ditinggalin di sini sendirian suruh nemuin orang yang nggak aku kenal?" Lintang bicara sendiri.

Mobil putih itupun berhenti dengan sempurna di tempat parkir taman yang tak jauh dari pintu masuk. Tak lama kemudian, dari dalam mobil, Lintang melihat sosok wanita cantik keluar dari pintu depan, dengan menjinjing mini backpack dan kaca mata hias yang ia selipkan di kancing baju paling atas.

Lintang tak sekalipun melepaskan pandangan matanya pada gadis yang sedang berjalan ke arahnya itu. Ia akui pesona Gabby memang sangat luar biasa. Sejenak ia lupa, bahwa Gendhis adalah tunangannya.

Gabby berjalan menuju pintu masuk taman. Ia mencari-cari di mana Arnold? Mengapa tak nampak? Ia bilang sudah menunggunya di pintu masuk taman. Tapi justru yang ia lihat bukan Arnold, melainkan laki-laki tampan berkulit putih, dengan pakaian rapi dan model rambut khas taruna Akmil yang saat ini sedang menatapnya dengan sorot mata kagum. Gabby mendekati Lintang.

"Hay... apa kamu temen Arnold?" Tanya Gabby.

Lintang masih terkagum-kagum, hingga tak menyadari kalau Gabby menyapanya.

"Hay... Hello..." Gabby melambaikan tangannya di depan wajah Lintang hingga membuatnya terkejut.

"Ohhh... iya... hay... aku temen Arnold. Namaku Lintang." Lintang mengulurkan tangannya.

"Aku Gabby..." Dia membalas uluran tangan Lintang seraya memperkenalkan namanya.

"Oh iya, Arnold mana? Tadi telepon aku katanya sudah di sini, tapi kok nggak ada." Gabby masih mencari Arnold.

"Tadi udah di sini... tapi katanya mau ke toilet bentar." Jawab Lintang.

"Oh... gitu... ya udah kita tunggu aja." Kata Gabby.

Beberapa saat kemudian, hp Lintang berbunyi tanda pesan masuk dari Arnold. Segera ia baca pesan itu.

"Bro... Lo masuk duluan aja, nanti gue nyusul... Perut gue tiba-tiba mules banget nih..." Arnold berdalih karena ia memang sengaja ingin membiarkan Lintang berdua dengan Gabby.

Tanpa curiga sedikitpun, Lintang ikuti saja kemauan Arnold dan menunjukkan isi pesan itu pada Gabby.

Setelah membaca pesan dari Arnold, Gabby pun bersedia masuk dan menuju loket pembayaran karcis. Keduanya berjalan menuju taman.

Satu rencana Arnold berjalan dengan mulus. Berikutnya tinggal melancarkan rencana ke dua.

"Oh... jadi kamu ya yang namanya Lintang?" Gabby bertanya sambil berjalan menuju sebuh kursi taman.

"Betul... emang Arnold pernah cerita?" Lintang bertanya penasaran kenapa Gabby seolah tidak asing mendengar namanya.

"Sering banget... hampir tiap telepon dia ngomongin kamu..." Jawab Gabby.

"Oh... ya? ngomongin apa? Jangan-jangan jelekin aku ya di depan tunangannya?" Lintang mulai bercanda untuk mencairkan suasana yang sedikit kaku karena baru pertama bertemu.

Gabby tersenyum, lalu berkata,

"Ya... nggak lah... dari ceritanya, sepertinya nggak ada hal buruk satupun yang aku dengan tentang mu. Aku kadang juga heran, aku ini tunangannya... tapi setiap kali telepon dia hampir tak pernah bicara soal kami. Dia selalu sibuk cerita soal kegiatannya di kampus Akmil lah... cerita tentang kamu terutama." Jelas Gabby.

Lintang tersenyum, seolah ada rasa bangga dalam hatinya mendengar pujian Gabby meski tak secara langsung.

Keduanya pun akhirnya duduk berdampingan di kursi taman. Suasana sangat hening, hanya terdengar gemercik air sungai kecil buatan, dan beberapa orang pengunjung nampak berlalu lalang. Meski demikian, ia heran ternyata pergi ke toilet butuh waktu se lama ini. Lintang mulai mencium bau taktik dari Arnold.

"Arnold mana sih... ke toilet lama banget, aku coba telfon aja..." Kata Lintang sambil meraih ponsel di saku celananya dan menghubungi Arnold.

Setelah beberapa kali melakukan panggilan ternyata no nya tak bisa dihubungi.

"Nomernya nggak aktif..." Kata Lintang.

"Apa? Nggak aktif? Kok bisa?" Gabby seolah tak percaya. Ahirnya ia buktikan sendiri dengan menelpon Arnold juga.

"Iiiiikhhh... selalu kayak gini. Tiap kali aku lagi butuhin dia pasti nomornya selalu nggak aktif." Gabby pun mulai kesal dengan tingkah Arnold.

"Kita cari dia kalau kamu mau?" Lintang berusaha memberi solusi.

"Tunggu beberapa menit lagi, kalau belum dateng juga kita cari sama-sama." Kata Gabby.

Keduanya pun mengobrol panjang lebar. Ternyata tak butuh waktu lama bagi keduanya untuk saling mengenal. Bahkan Gabby sempat meminta nomor whatsapp Lintang. Dan mereka pun bisa saling berkomunikasi sekarang.

Lintang masih terus bertanya dalam hati, rencana apa yang sebenarnya sedang dijalankan sahabatnya itu. Dia juga heran, kenapa gadis secantik Gabby ia sia-siakan. Malah ingin memutuskan pertunangan dengannya.

Seperti baru sebentar mereka mengobrol, ternyata sudah hampir satu jam berlalu dan Arnold belum juga menampakkan batang hidungnya. Lintang mulai cemas karena ia harus segera kembali ke asrama dan Gabby juga harus segera kembali ke rumah sakit.

"Gimana ini, Gab... Arnold belum juga dateng. Apa kita cari aja..." Lintang memberi saran.

"Iya... padahal sebetar lagi aku harus sudah sampai di rumah sakit karena ada jadwal operasi." Gabby mulai cemas, tapi kali ini bukan karena Arnold,mel yang tak kunjung datang, melainkan karena dia harus segera sampai di rumah sakit.

Entah kenapa setelah bertemu dan ngobrol dengan Lintang, perasaannya merasa lebih baik. Ia tidak terlalu mencemaskan Arnold yang kabur gitu aja saat janjian mau ketemu.

Gabby bicara sendiri dalam hatinya.

"Lintang cowok yang baik, perhatian, tampan juga bisa menghargai wanita. Nggak kayak Arnold... satu tahun pacaran hingga sekarang udah tunangan, nggak pernah bicara selembut ini sama aku... Hhhmmm... sayang aku udah bertunangan, kalau enggak..."

"Heyyy... kenapa ngelamun? Kita cari Arnold sekarang?" Tanya Lintang memecahkan lamunan Gabby.

"Eh... enggak, maksudku, kita balik aja lah... bilang aja sama Arnold... aku udah hilang selera mau ketemu sama dia. Dibelain jauh-jauh dateng dari Jakarta, sampai sini malah kabur gitu aja. Untung ada kamu... makasih yaaa... udah mau nemenin..." Kata Gabby lemah lembut, membuat Lintang jadi salah tingkah.

Selama ini dia belum pernah berdekatan apa lagi sampai berduaan dengan gadis selain Gendhis. Apalagi pesona Gabby sanggup menghipnotis tiap laki-laki yang menatapnya. Seketika dia lantas tersadar bahwa dia sudah memiliki tunangan. Segera ia buang jauh rasa kagumnya itu pada Gabby.

"Oh... iya sama-sama. Nanti kalau ketemu Arnold aku sampein pesen kamu." Jawab Lintang.

"Kalau gitu aku duluan yaaa..." Pamit Gabby lantas mengulurkan tangannya untuk bersalaman.

"Okey... hati-hati." Lintang membalas uluran tangan Gabby.

Kedua bola mata mereka pun saling adu pandang, menatap penuh rasa kagum satu sama lain, seolah belum ingin meninggalkan tempat itu. Tapi waktu sedang tidak bersahabat. Dan mereka saling berharap, waktu akan mempertemukan mereka kembali. Lintang pun dengan lembut melepaskan uluran tangan Gabby.

Gabby pun berlalu pergi meninggalkan Lintang.

Beberapa saat kemudian, Arnold datang menghampirinya. Dia yang sedari tadi mengamati Lintang dan Gabby dari kejauhan pun nampak sedikit lega karena berhasil menghindar dari Gabby, sekaligus bisa membuat keduanya bertemu. Ia merasa, perlu melanjutkan rencananya untuk membuat Gabby jatuh cinta pada sahabatnyasahabatnya dan perjodohan mereka akan dibatalkan.

"Hay... Bro..." Arnold memanggil Lintang dari kejauhan.

Tanpa menghiraukan panggilan itu, Lintang hendak pergi meninggalkan Arnold. Ia sedikit marah dengan Arnold yang dengan sengaja telah meninggalkan ia bersama Gabby tanpa memberi kabar. Dan sekarang? Ia sengaja datang saat tunangannya itu sudah pergi.

"Hay, Bro... tungguin gue..." Kata Arnold.

Lintang berhenti lalu berkata,

"Eh Bro... nggak lucu tahu, cara kamu ninggalin Gabby gitu aja tadi tanpa ngasih kabar. Kasihan dia dari tadi nungguin..." Ucap Lintang menggebu-gebu.

Arnold tersenyum.

"Malah senyum... gimana sih Bro..." Lanjut Lintang.

Senyum Arnold menunjukkan bahwa sepertinya rencananya bakal berhasil. Emosi Lintang seolah mewakili perasaannya bahwasannya dia ada rasa empati untuk Gabby. Diam-diam, dia juga mengagumi Gabby.

"Sorry... Bro, gue tadi udah muter-muter seisi taman nyariin kalian tapi nggak ketemu. Baru juga gue kemari, eh... ternyata Gabby udah balik duluan." Penjelasan palsu Arnold.

"Aku udah bisa nebak Bro... udah yuk buruan balik ke asrama, kalau sampai terlambat kita bisa dihukum." Ucap Lintang sambil berjalan keluar taman.

Mereka ahirnya pergi meninggalkan taman lalu kembali pulang ke asrama.

*****

1
Nur Mashitoh
Riko cocoknya jd sahabat
Hairun Nisa
Kalau Lintang n Arnold masih Taruna, berarti Gaby yg sudah jadi Dokter... usianya jauh lebih tua donk ya?
Gandis juga baru lulus SMA kok bisa langsung jadi guru?
Nur Mashitoh
Tah jodohmu yg nolongin Dhis
Nur Mashitoh
kasihan Gendhis..beruntunglah nanti yg dpt jodoh Gendhis
Nur Mashitoh
Gala jodohnya Gendhis nih..sama² hatinya suci
Nur Mashitoh
pantaslah klo Lintang ga berjodoh dgn Gendhis yg sholeha karna Lintang punya sisi liar yg terpendam
Hera
👍🏻👍🏻👍🏻
Ruzita Ismail
Luar biasa
⚘Senja
alur critanya mirip sinetron india "Anandi". ini menurutku ya kakak.
Afida Punya Hayat
bagus, ceritanya menarik
Sandisalbiah
penyesalan itu emang dari dulu selalu gak patuh dgn peraturan krn dia selalu datang terlambat dan sayangnya sampe sekarang gak ada yg bisa menegurnya buat sadar... hadehh.. lintang.. terima nasib aja deh...
Sandisalbiah
nah lo... sakit gak tuh... kamu yg menabur angin lintang, maka kamu yg akan menuai baday... tinggal nunggu karma buat si geby...
Sandisalbiah
karma mulai mereyap mendekat kehidupan lintang.. hemmm... selamat menikmati.... hubungan yg diawali dgn yg salah dan kebohongan juga hanya berlandaskan nafsu yaaa.. endingnya begini... rumah tangganya kacau...
Sandisalbiah
simalakama gini mah....
Sandisalbiah
nah.. makan yg kenyang hasil karya mu lintang... biar warga tau semua kebobrok kan mu... enak aja mau ngikat Ghendis, gak rela Ghendis diambil cowok aini... situ waras.... dasar kang selingkuh...
Sandisalbiah
thor.. enaknya si lintang ini kita ceburin ke kawah merapi yuk... udah egois, songong pula... pengen tak pites itu org...
N. Mudhayati: 😆😆😆 setuju bangeeet kakak.... 👍👍
total 1 replies
Sandisalbiah
pengecut berkedok pahlawan bertopeng kamu Lintang.. banci yg berkaris atas dukungan Lintang tp kamu bagai kacang lupa akan kulinya... jd gak sabar pengen lihat karma apa yg akan kamu terima karena tega menyakiti gadis yg tulus seperti Ghendis
Sandisalbiah
gak gampang buat nyembuhin luka hati pak dosen... se enggak nya perlu waktu dan kesabaran... semangat pak Gala... obatin dulu luka hati Ghendis baru rengkuh hatinya...
enokaxis_
bagus
Noer Anisa Noerma
lanjuuutttttt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!