Seorang wanita bernama Puteri mempunyai masa lalu yang kelam, membuatnya memunculkan sifat yang berkamuflase. Seperti seseorang yang mempunyai dua kepribadian, plot twist dalam setiap kehidupannya membuat kisah yang semakin seru
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SangMoon88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 34
POV SELVI DAN RIYAD PART 1
Setelah kepergian Puteri yang meninggalkan mereka bedua di bioskop, Selvi dan Riyad pun akhirnya melakukan kencan yang sudah direncanakan Puteri bersama Riyad.
Akhirnya film pun selesai, mereka berdua memutuskan untuk nongkrong dicafe yang masih berada di area mall tersebut, sekedar ngopi dan ngobrol-ngobrol.
Selvi tidak banyak bicara kala itu, karena kejadian tadi membuatnya sedikit syok dan masih tidak percaya. Jujur didalam hatinya ia terluka dengan perlakuan Aldi, namun ia merasa bahagia dengan perlakuan Riyad dan juga Puteri.
Pasalnya ia tidak menyangka bahwa sang sepupu ternyata sudah memikirkan ini, padahal ia pun kala itu sedang berada dalam masalah.
Kemudian ia hanyut dalam lamunan, pikirannya melayang, teringat kembali kejadian beberapa tahun silam, saat Puteri pernah begitu berjasa dalam hidupnya. Selvi sadar, seharusnya ia bisa percaya dan terbuka kepada Puteri, terkadang orang yang cuek Itu bukan berarti tidak peduli, sedangkan orang yang sok perhatian justru menyimpan banyak dusta dalam dirinya, seperti Aldi.
iya, Puteri yang ia kenal dari kecil memang sedikit cuek, namun ternyata dibalik cueknya ia sedang memperhatikan, diantara orang tua dan kakaknya, hanya Puteri yang mengingat ulang tahunnya, mungkin itu hal sepele bagi orang lain, tapi tidak bagi Selvi, ia yang kurang kasih sayang dan perhatian sedari kecil, merasa hal itu begitu besar.
**********************
Flash back on
Hari itu ulang tahun Selvi yang ke 7 tahun, seperti biasa orang tua dan kakaknya tidak pernah ada yang mengingat. Saat ia berjalan gontai keluar kamarnya hendak ke kamar mandi, tiba-tiba bi irah berjalan dari pintu depan menuju kamar Selvi, mereka pun berpapasan ditangga.
"Eh non Selvi sudah bangun!!!" Sambil membawa kotak hadiah yang terbungkus kertas kado bergambar Winnie the Pooh seperti kesukaannya. Namun hanya dijawab anggukan oleh Selvi.
"Ini non, tadi ada yang tekan bel berkali-kali, pas bibi buka gak ada orangnya, cuma ada kotak ini!" Sambil menyerahkan kotak itu kepada Selvi kecil.
"Disitu ada tulisan buat non Selvi, tapi bibi gak tau dari siapa!!!"
Selvi menerima kotak hadiah itu, lalu bibi pun kembali ke dapur. Ia kemudian duduk di sofa, membuka kotak itu, ternyata setelah ia membuka kertas kado, hadiah itu masih terbungkus dengan koran, entah berapa lapis namun membuat Selvi kecil semakin penasaran dengan hadiah yang berada didalamnya.
Dengan sabar dan penasaran yang tinggi, Selvi kecil pun berhasil membuka semua kertas koran yang membungkus hadiah itu. Ia sempat terdiam kala melihat sebuah kotak kecil bungkus korek api kayu.
Dalam hatinya bertanya-tanya, siapa orang iseng yang memberinya kotak korek api kayu??, namun saat ia hendak membuangnya, ia terkejut karena ternyata isinya bukan korek api kayu, namun sebuah kalung mainan dengan liontin Winnie the Pooh, juga sepasang anting dengan gambar yang sama.
Ada sepucuk surat yang dilipat kecil didalam kotak itu, yang isinya:
"Selamat ulang tahun Vi, semoga kamu panjang umur, maaf Puteri cuma bisa kasih hadiah ini, soalnya uang jajan aku gak cukup, hihi, semoga Selvi suka ya!"
Melihat isi surat yang ditulis dengan tangan dan emot-emot lucu itu membuat Selvi menangis, pasalnya itu adalah hadiah pertamanya dari seseorang yang mengingat hari ulang tahunnya, entah Puteri kecil tahu dari mana bahwa hari ini adalah hari ulang tahun Selvi, dan Selvi pun tidak pernah mempertanyakannya.
Namun yang pasti itu membuatnya sangat bahagia sehingga ia menangis, terlebih walau hadiah yang diberikan bukanlah barang mahal namun Selvi sangat menyukainya, dan dengan bangga ia selalu mengenakannya kemanapun.
Tahun demi tahun berlalu, Puteri selalu memberikan kejutan kecil dalam hidupnya Selvi, ia tidak pernah merasa sendiri lagi, namun saat Puteri dan keluarganya memutuskan keluar dari rumah Eyang, mereka jarang berinteraksi lagi, ditambah dengan kesibukan masing-masing.
Sampai akhirnya Mereka lulus sekolah, Puteri sibuk bekerja dan Selvi kuliah, mereka mulai interns berkomunikasi lagi.
Flash back off
********************
Riyad yang melihat perubahan sikap Selvi berpikir, mungkin Selvi masih syok dengan kejadian hari ini bersama Aldi.
Riyad kemudian memegang tangan Selvi, membangunkannya dari lamunan, kemudian mengusap puncak kepala Selvi seraya berkata:
"Kamu masih kepikiran soal Aldi tadi ya??"
"Eeh enggak kok, aa-aku keingetan sama Puteri!"
"Puteri?? Ada apa memangnya??"
"Aku bangga punya sodara sepupu seperti dia, kehadiran Puteri banyak memberi warna dalam hidup aku, termasuk hari ini!"
"Oia, gimana memang? Apa kamu mau cerita??"
Selvi pun berceloteh menceritakan kisahnya kepada Riyad. Riyad yang hanya tersenyum melihat Selvi bercerita membuatnya semakin jatuh cinta kepada gadis itu, Riyad jatuh cinta kepada Selvi saat pertama kali mereka bertemu.
Diam-diam Riyad selalu men-stalking media sosialnya Selvi, yang ia tau dari Puteri. Dalam media sosialnya, Selvi tidak pernah memposting dan mengumbar soal hubungannya dengan Aldi, sehingga orang akan mengira bahwa ia adalah seorang jomblo. Padahal ia sudah 5 tahun berpacaran dengan pria itu.
Namun saat Riyad bertanya kepada Puteri mengenai status Selvi, Puteri tidak mengatakan soal Aldi, ia hanya bilang bahwa Selvi berada dalam hubungan yang sedang tidak baik dan kemungkinan hubungan mereka akan kandas.
Awalnya Riyad hendak mundur, namun Puteri meyakinkan bahwa Selvi juga menyukainya, jalani saja dulu pendekatan untuk saling mengenal satu sama lain, terlepas akhirnya akan seperti apa, setidaknya mereka sudah mencoba dan berusaha.
Selvi yang menyadari tatapan Riyad yang begitu dalam saat menatapnya, membuatnya sedikit grogi sehingga membuat pipinya memerah dan salah tingkah.
Riyad yang melihat ekspresi Selvi yang begitu membuatnya tertawa lucu. Saking asiknya mengobrol, mereka sampai lupa untuk memesan sesuatu.
Akhirnya mereka mengobrol ditemani secangkir cappuccino dan makanan ringan saja. Selvi yang memang merokok, sedikit segan saat hendak mengeluarkan rokok dari tasnya, namun karena Riyad juga mengetahui dari Puteri jika Selvi merokok, maka iapun membebaskan Selvi, ia tidak mempermasalahkan itu.
*********************
Hari demi hari berlalu begitu cepat, seperti hubungan Riyad yang sudah mendapat lampu hijau dari Selvi, merekapun memutuskan untuk berpacaran.
Media sosial keduanya pun dihiasi dengan foto-foto mereka berdua, tanpa disadari oleh mereka, ada seseorang yang diam-diam terluka dan tidak suka melihatnya.
Hingga akhirnya setelah mantap, mereka pun memutuskan bertunangan, acara yang hanya dihadiri orang terdekat saja begitu membuat keduanya bahagia. Tanggal pernikahan pun di pilih, yaitu tanggal ulang tahun Selvi sekitar 2 bulan lagi.
Mepet memang, namun katanya apabila niat baik itu jangan ditunda-tunda, maka merekapun sibuk mengurus persiapan pernikahan.
Selvi wara wiri bersama Riyad, dibantu oleh Puteri mengurus semua yang dibutuhkan. Mulai dari pesan gedung, sampai membeli souvenir, semua rampung sesuai dengan keinginan mereka.
Hingga waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba, Selvi dan Riyad akhirnya menikah. Kedua keluarga terlihat sangat bahagia, dan bukan hanya itu saja Puteri juga hadir melengkapi kebahagiaan Selvi, karena berkat Puteri jugalah ia bisa sampai kejenjang itu.
Suatu kebahagiaan tersendiri bagi Selvi, mendapatkan sosok pria seperti Riyad adalah ibarat mimpi di siang bolong yang berubah menjadi nyata.
Riyad benar-benar pria yang didambakan Selvi selama ini. Saat tengah asik merayakan resepsi pernikahan mereka di sebuah ballroom hotel mewah di kota itu. Mereka mendapatkan kejutan tak terduga.
Kejutan yang membuat Selvi harus melepas senyum indahnya. Yaitu hadirnya sosok yang tidak ia harapkan, kembali hadir dalam hidupnya.
Aldi, pria bren*sek itu datang tanpa diundang, membuat kekacauan, sehingga semua orang yang berada terkejut bukan main.
Pasalnya ia naik ke atas panggung pelaminan dan hendak mengatakan hal yang tidak seharusnya disampaikan. Namun Puteri langsung bergerak cepat, ia mengerahkan petugas keamanan yang berjaga disana untuk segera mengamankan Aldi.
Selvi terkejut melihat kejadian itu, bertanya-tanya dalam hatinya, apa yang hendak Aldi katakan dihadapan para tamu undangan. Riyad yang juga sama terkejutnya dengan Selvi kemudian menatap Selvi seolah bertanya-tanya apakah yang akan dikatakan pria itu??
Kemudian Puteri mengambil alih panggung pelamianan. Ia pun mengklarifikasi bahwa Aldi adalah mantan sang pengantin wanita yang berniat ingin merusak acara mantannya, karena tidak terima bahwa sang mantan kekasih tengah berbahagia dengan kehidupan barunya.
Untunglah para tamu undangan dan kedua keluarga tidak terganggu dengan kejadian tersebut dan mereka percaya kepada ucapan Puteri, karena memang masuk akal juga, seseorang bisa melakukan hal gila seperti Aldi. Kemudian acara pun kembali dilanjutkan.
Puteri menghampiri Selvi dan Riyad, mencoba menenangkan mereka, dan meminta mereka tidak perlu memikirian masalah ini, nikmati saja acaranya, ini adalah moment berharga jadi jangan rusak moment ini hanya karena kelakuan seseorang yang tidak waras, kemudian ponsel Puteri berdering, iapun menjauh sambil menerima telepon yang sepertinya penting.
Beberapa menit kemudian Puteri kembali menghampiri, ia pamit kepada kedua mempelai karena ada urusan yang harus diselesaikan. Selvi dan Riyad pun mengizinkan. Dan mereka pun tidak menaruh curiga tentang kepergian Puteri.
***********************
Puteri pergi meninggalkan acara menuju suatu tempat. Yaitu ketempat orang yang tadi meneleponnya. Setelah berada ditempat itu Puteri disambut oleh seseorang yang tidak lain adalah Deni.
Deni kemudian mempersilahkannya masuk dan membawanya ke sebuah kamar. Didalam kamar itu ada seorang pria yang sedang duduk terikat dengan mulut disumpal kain serta wajah yang sudah babak belur.
Ya, pria yang dimaksud adalah Aldi, yang tadi diamankan oleh petugas di acara resepsi. Ternyata petugas itu adalah anak buah Puteri yang dulu sempat bekerja sama dengannya, namun Selvi tidak mengenali mereka, karena mereka menyamar sesuai arahan Puteri.
Mengapa Aldi sampai disekap seperti itu?? Itu adalah hukuman untuknya karena sudah berani membuat kekacauan di acara spesial Selvi.
Belakangan ini Puteri merasa tidak enak hati, setelah ia mendengar sesuatu saat ia pulang dari mini market saat bertemu dengan Gono.
Kala itu setelah berpamitan dengan Gono, Puteri masuk ke dalam mobil inventarisnya, saat hendak menyalakan mobil, ia terlupa sesuatu kemudian memutuskan untuk kembali kedalam mini market, saat hendak membuka pintu mobil, ia mendengar percakapan dari samping mobilnya.
Seorang pria yang berada disamping mobilnya sedang melakukan panggilan telepon, Puteri mendengar percakapan pria tersebut yang mengatakan bahwa, ia akan membalas Riyad dan Selvi, ia tidak rela jika melihatnya bahagia.
Puteri tertegun mendengar pembicaraan pria itu, pasalnya ia merasa tidak asing dengan suara sang pria, dan benar saja, ternyata pria itu adalah Aldi.