NovelToon NovelToon
Jalan Menuju Pembalasan

Jalan Menuju Pembalasan

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: bellis_perennis

Elara Estelle putri seorang pengusaha yang terabaikan dipaksa menikah dengan Alistair Magnusson seorang tuan muda lumpuh di tengah ejekan keluarganya elara menyembunyikan identitasnya sebagai dokter terkenal ketika rahasia masa lalu terungkap elara merencanakan balas dendam sambil belajar arti cinta dan penerimaan dalam pernikahan yang tak terduga.

penasaran?? yuuk lanjut bacanya ➡️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bellis_perennis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5

Melihat keadaan arabelle yang semakin tidak nyaman dan tampak dipermalukan nyonya miranda segera menghampiri mereka terutama elara Wajahnya penuh senyum palsu namun elara yang sudah cukup paham langsung menangkap kebencian tersembunyi di balik sorot mata ibunya miranda mendekati elara dan berkata dengan nada manis yang sarat sindiran.

"Elara... bagaimana mungkin kau membiarkan Tuan Alistair dan Tuan Sebastian salah paham soal penampilan kakakmu? Seharusnya kau bisa menjelaskan bukan? Kasihan Arabelle…".

Elara menghela napas dalam-dalam matanya dingin memandang ibunya yang jelas-jelas tidak peduli kebenaran atau keadilan "apakah Arabelle memberiku kesempatan untuk membela bu?" jawab Elara datar namun tajam "kakak bahkan tidak memintaku untuk memperkenalkannya kepada adik iparku jadi kenapa aku harus menjadi korban atas kesalahan yang arabelle buat sendiri?"

Nada bicara Elara yang tenang tapi menusuk membuat Alistair dan Sebastian semakin memahami bahwa ini bukanlah pertama kalinya Elara diperlakukan seperti ini dijadikan sebagai kambing hitam untuk menutupi kesalahan kakaknya.

Nyonya Miranda tampak sedikit terkejut mendengar jawaban Elara yang berani dia menahan amarahnya sekuat tenaga tidak ingin menimbulkan keributan di depan orang lain apalagi setelah putrinya menikah dengan Alistair "oh, sayang... maksud Ibu bukan seperti itu" ujarnya berusaha tetap terdengar lembut namun, Elara tahu betul bahwa ucapan itu hanya sandiwara belaka.

Elara menatap ibunya tajam dan menjawab "lalu apa?kata-kata Ibu di depan semua orang ini membuat mereka berpikir aku tidak tahu terima kasih apakah itu tujuan Ibu?".

Miranda berusaha menjaga wajahnya tetap tenang tetapi di balik senyumnya dia tampak marah dan tegang melihat Elara yang kini tidak lagi gentar dia sadar putrinya mulai menunjukkan sisi yang berbeda setelah menikah.

Di tengah ketegangan ini Arabelle yang tadinya terdiam tiba-tiba ikut berbicara mencoba menciptakan kesan seolah dirinya adalah kakak yang baik "elara, kau tidak seharusnya berbicara seperti itu pada Ibu… Aku minta maaf kalau sudah membuatmu tidak nyaman" katanya dengan nada seolah menyesal.

Arabelle tampak yakin bahwa pengakuan dosanya ini akan mengundang simpati bahkan mungkin dari Alistair dan Sebastian namun, dia salah memilih lawan.

Elara hanya menatap arabelle datar lalu berkata "bagus kalau Kakak sadar akan kesalahan kakak sendiri seharusnya kakak juga meminta maaf kepada adik iparku sebastian, karena bisa saja orang mengira bahwa keluarga suamiku sengaja mempermalukan kakak Bukankah itu lebih baik daripada bersandiwara?".

Kata-kata Elara yang jujur dan tanpa basa-basi membuat wajah Arabelle memerah di satu sisi dia merasa malu namun di sisi lain dia sangat ingin menampar adiknya karena berani melawannya di depan umum sementara itu nyonya Miranda yang tidak tahan melihat situasi yang semakin memojokkan putri sulungnya berusaha untuk menengahi dengan nada tidak sabar namun tetap tersenyum.

"Elara, cukup .. kau tidak perlu memperpanjang masalah ini kakakmu sudah meminta maaf" katanya, berusaha mempertahankan kendali situasi.

Namun, Elara hanya tersenyum kecil "Oh...aku tidak memperpanjang masalah bu aku hanya mengingatkan agar semua orang bisa memahami tanggung jawab masing-masing".

Sementara itu Alistair yang mendengar percakapan itu hanya tersenyum sinis di kursi rodanya dia cukup puas melihat Elara yang tidak gentar menghadapi ibu dan kakaknya sebaliknya sebastian menahan tawa menatap Arabelle dan Miranda dengan pandangan yang meremehkan.

"Ya..arabelle, mungkin kau bisa mulai meminta maaf pada kami" kata Sebastian sambil menahan senyum. "Siapa tahu itu akan memperbaiki suasana".

Arabelle tampak semakin kesal namun tidak bisa membalas apapun sementara para tamu di sekitarnya mulai berbisik-bisik dan memperhatikan mereka dengan lebih intens melihat dirinya semakin tersudut, Arabelle hanya bisa tersenyum kaku dan berkata pelan "maafkan aku, tuan Sebastian, tuan Alistair".

Elara hanya tersenyum tipis senang melihat mereka berdua terpojok sementara Alistair menatap Elara dengan pandangan yang semakin kagum.

Melihat wajah arabelle yang memerah karena malu Sebastian hanya mengangkat bahu dengan ekspresi tenang dan tersenyum tipis lalu berkata "tidak masalah arabelle tapi, lain kali ingat posisimu aku hanya menganggap Elara sebagai bagian dari keluarga kami bukan seluruh keluarga Estelle".

Arabelle tampak semakin terpojok terutama ketika Sebastian menambahkan dengan nada tegas "jadi.. berhenti mengganggu kami" tanpa menunggu jawaban sebastian berpamitan dan pergi meninggalkan rasa canggung yang terasa kental di antara mereka.

Merasa situasi semakin tidak nyaman alistair menoleh kepada elara dan berkata "ayo kita temui ayah dan ibuku mereka pasti sudah menunggu".

Elara mengangguk tanpa menatap ibu atau kakaknya "baiklah .." tanpa sepatah kata pun kepada Nyonya Miranda dan Arabelle elara langsung pergi bersama suaminya.

Di sisi lain ruangan, Frederick dan Evelyn Magnusson memperhatikan pertikaian kecil yang terjadi mereka sudah cukup paham dengan tabiat keluarga Estelle dan meskipun Frederick tak terlalu tertarik pada keluarga itu dia tetap memperhatikan karena sang istri memiliki penilaian yang baik terhadap Elara jika bukan karena Evelyn yang menaruh kepercayaan pada Elara sebagai menantu Frederick mungkin sudah sejak awal tak akan menyetujui hubungan ini.

Saat Elara dan Alistair mendekati mereka evelyn tersenyum hangat, senang melihat putra dan menantunya dia langsung bertanya "Jadi ..alistair, Elara… apakah kalian akan menginap di hotel malam ini?".

Alistair yang sudah memperkirakan pertanyaan semacam itu dari ibunya menjawab "kami akan pulang bu.. besok aku sudah harus bekerja, dan Elara juga ada kuliah".

Evelyn tampak sedikit kecewa namun tetap tersenyum "Oh ..kenapa harus buru-buru pulang? bukankah malam ini malam pertama kalian berdua? Ibu ingin secepatnya menggendong cucu dari kalian " nada Evelyn terdengar cerewet tapi penuh kasih sayang sesuatu yang selalu ditunjukkan oleh seorang ibu kepada anak-anaknya namun, Alistair segera menjawab tidak memberi kesempatan pada elara atau ibunya untuk melanjutkan pembicaraan lebih jauh.

"Ibu beri kami sedikit waktu kami masih perlu saling mengenal lebih satu sama lain sebelum sebelum memberikan yang ibu mau "ujar Alistair sambil tersenyum sopan mencoba mengingatkan Evelyn bahwa ia dan Elara belum benar-benar akrab dia tau bahwa ibunya sangat berharap akan segera mendapatkan cucu namun dia juga tahu bahwa hubungan mereka perlu waktu untuk berkembang dengan alami.

Evelyn terdiam sejenak lalu tertawa pelan menyadari kebenaran dari kata-kata Alistair "ah, kau benar maafkan ibu terkadang ibu lupa bahwa kalian butuh waktu untuk saling mengenal terlebih dahulu ".

Elara melihat ke arah Evelyn dengan sedikit haru merasa bahwa dia untuk pertama kalinya mendengar seorang ibu yang benar-benar memikirkan perasaan anak-anaknya sesuatu yang selama ini dia rindukan evelyn menyentuh tangan Elara dengan lembut lalu berpesan "elara...kau tahu bukan jika sekarang aku pun adalah ibumu jika ada sesuatu yang membuatmu tidak nyaman atau jika putraku ini berlaku kasar padamu kau bisa bilang pada Ibu".

Elara tersenyum tipis dan menjawab dengan lembut "terima kasih bu aku mengerti".

Frederick, yang sejak tadi memperhatikan pembicaraan mereka, tersenyum tipis kepada Alistair "jaga baik-baik istrimu, Alistair ini adalah tanggung jawab besar".

Alistair mengangguk merasa tergerak oleh perhatian keluarganya "tentu saja.. Ayah" jawabnya tegas "apa pun yang Ibu dan Ayah minta aku akan lakukan meskipun itu berarti mempertaruhkan nyawaku sendiri".

Evelyn mengangguk puas lalu menepuk bahu alistair "itu baru putraku.." Kemudian dia menatap elara dengan lembut "elara kau adalah bagian dari keluarga ini dan kau pun menjadi anak perempuan kami sekarang jika ada sesuatu kamu bisa mengandalkan kami".

Elara hanya bisa tersenyum dan berkata pelan "terima kasih bu".

Di balik senyumnya elara menahan rasa iri kepada kedua pemuda yang ada di hadapannya dia tak pernah menerima perhatian atau nasihat penuh kasih sayang seperti ini dari ibunya sendiri apa yang evelyn katakan seharusnya adalah kata-kata yang datang dari Nyonya Miranda ibu kandungnya namun setelah sekian lama menanti elara tahu bahwa mengharapkan kasih sayang dari ibunya hanya akan membuat hatinya semakin terluka evelyn dengan tulus menginginkan kebaikan untuknya sesuatu yang bahkan ibunya sendiri tidak pernah lakukan.

1
Taurus girls
aku mmpr
Kiro Sama
mampir broo
Kiro Sama
yoo,mampi broo
puntia santi
Bgus
Muhamad fauzi
mana lanjutannya
bellis_perennis07: tunggu malam ini up yaa.. 🥰🥰
total 1 replies
safea
halo kak, ceritanya menarik sekali dan juga bagus! aku punya sedikit saran, tolong tanda bacanya lebih diperhatikan lagi ya ke depannya. semangat terus kaak!
bellis_perennis07: waaahhh terimakasih kak saran nya.. 🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
Salsabila Laksono
kereen
vaa
semangat kak , mampir juga yaa/Determined//Determined//Determined//Determined/
Hani: semangat. aku mampir /Rose/.
salam dari Terpaksa Menikahi
total 1 replies
Scorpio Hidden
Semangat terus ka ❤️ jangan lupa mampir yah 🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!