Semua terjadi begitu saja, karena ibu yang menjodohkannya maka Hasyim terpaksa menikahi karena menurutnya Cinta akan tumbuh karena terbiasa bersama. Sedangkan Hana menerima pernikahan tersebut karena sudah istikharah, dialah jodohnya!
Penasaran? yuk ikuti cerita Hani_Hany hanya di noveltoon ♤♤♤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9
Keesokan harinya mereka kembali ke kos Berkah berniat untuk membayar dan membawa barang² miliknya.
"Permisi, ada bu Husni kak?" tanya Hana.
"Ada, tunggu sebentar aku panggilkan dulu ya de!" jawabnya lalu masuk ke dalam rumah untuk memanggil bu Husni.
"Bu, ada yang cariki di depan. Mungkin anak kos baru ta bu." ujar Didi anak pertama bu Husni.
"Oh iya, tunggu ibu pakai jilbab dulu. Suruh tunggu saja di kos." Didi mengangguk paham lalu menuju kiosnya untuk menemui tamu ibunya.
"Tunggu ki saja di teras kos de."
"Baik kak. Terima kasih." Hana dan Hasna menuju teras kos yang berada di samping rumah ibu kos.
"Bismillah ya de, semoga betah ki disini berdua."
"Aamiin. Iya kak!" jawab Hasna.
Sambil mereka menunggu, Hana dan Hasna cerita² tentang keseruan mereka meraih cita dan cinta.
"Permisi, bagaimana Hana? Sudah mau tempati kosnya?"
"Iya bu, ini sudah mau bayar biayanya dan mau kumpul biodatanya."
"Alhamdulillah... Syukurlah, terima kasih banyak ya."
"Sama² bu, kami juga terima kasih bu. Boleh kah kami masuk untuk memasukkan barang² kami!"
"Silahkan, ini kuncinya."
"Terima kasih bu. Kami permisi!" ibu Husni hanya mengangguk.
Hana dan Hasna masuk ke dalam kamar kos nomor 5.
"Alhamdulillah sudah dapat kos de, ayo beres² baru istirahat."
"Ok kak." Ucap Hasna semangat. Urusan Hasna sudah selesai mulai dari pendaftaran, pembayaran, sekarang saatnya menunggu pengumuman kelulusan.
"De, besok kakak rencana mau ke Pascasarjana untuk mendaftar S2. Kamu mau ikut atau dikos saja?"
"Besok aku dikos saja ya kak, boleh?"
"Tentu boleh de, besok kakak tinggal ya?"
"Gak apa² kok kak." mereka selesai membereskan pakaian lalu istirahat.
"De, belanja keperluan masak yuk? Apa ya kira²? Rice cooker, piring, sendok, dan gelas. Kayaknya keperluan lain lengkap didapur. Kakak cek dulu ya?" Hasna hanya menganguk lalu merebahkan diri dikasur.
"Iya lengkap mi pale kompor, peralatan masak, kita hanya perlu persiapkan untuk keperluan kita saja de. Nanti siang saja kita pergi, bagaimana?"
"Boleh kak, sekarang aku mau tidur dulu kak."
"Tidur mi de." ucap Hana lalu menuju kamar mandi bersiap untuk shalat lalu istirahat.
Siangnya mereka pergi ke pasar, sekitar pukul dua siang hari. Setelah belanja keperluan, mereka singgah dikedai Es Cendol & Es Buah.
"Alhamdulillah segarnya kak, mantap betul ini Es Cendolnya." ucap Hasna bahagia.
"Alhamdulillah kalau kamu suka de, dulu kakak biasa beli disini kalau ke pasar!" jelasnya.
"Sudah ashar, setelah ini langsung pulang ya kak?"
"Iya de. Sudah capek ya?"
"Belum sih kak, tapi aku mau belajar. Hehehe." ucapnya ramah.
"Wah adik kakak ini rajin ya?"
"Kan mau tes kak, supaya jadi mahasiswi berprestasi kak."
"Hhmm harus itu, sejak SD kamu memang juaranya de." ucap Hana bangga.
"Terima kasih kak." Hana hanya tersenyum hangat. Usai beristirahat dan minum yang dapat menyegarkan tenggorokan lalu mereka pulang ke kos. Tiba dikos bersih² badan dan mandi, shalat, istirahat lalu beres² barang yang dibeli, memang tidak banyak hanya secukupnya saja.
Malam harinya mereka bertemu dengan penghuni kos lain.
"Hay, kakak baru ya disini?" tanya Liha ramah. "Kenalkan nama aku Liha kak, aku asalnya dari Kolaka Utara. Kakak darimana?" tanyanya antusias.
"Namaku Hana, aku dari Malili lebih tepatnya di desa Mahalona. Kamu kuliah semester berapa?" tanya Hana.
"Aku semester enam kak, mau naik semester tujuh."
"Sudah meneliti ya?"
"Belum kak, masih Proposal. Hehehe." jawabnya sambil tersenyum kikuk. "Kakak kerja di Palopo ya?" tanya Liha lagi.
"Aku antar adikku lanjut kuliah S1 di kampus IAIN Palopo." ujarnya dengan senyum ramah. "Berapa orang penghuni kos ini??" tanya Hana.
"Semuanya delapan kak, tapi nambah kak Hana dan adiknya berarti jadi sepuluh orang kak. Masih ada satu kamar yang kosong." jelasnya.
"Yang kosong kamar nomor berapa?"
"Kayaknya nomor dua deh!" ucapnya ragu. "Gak terlalu paham k juga kak, aku jarang komunikasi sama anak² kos, paling kampus, kamar, mandi, makan, sudah. Ya begitu² setiap harinya, karena aku gak suka ngobrol lama!"
"Kenapa sekarang ngobrol lama? Padahal kita baru kenal!" ujar Hana heran.
"Kayaknya kakak baik, penyayang. Aku dah kayak peramal ya kak!" candanya.
"Hhmm benar kamu kayak peramal." mereka tertawa bersama.
Ada beberapa penghuni kamar lain datang.
"Aku pamit ke kamar ya kak!" ujar Liha, dia anaknya sedikit tertutup atau bisa dikata introvert. Hana hanya mengangguk sebagai jawaban. Waktunya shalat maghrib dan makan.
"Sudah shalat de?" tanya Hana.
"Sudah kak. Ini aku mau mengaji dulu baru makan."
"Kakak mau shalat dulu de." seusai shalat Hana mengaji bersama Hasna kemudian makan malam bersama. Keesokan harinya Hana harus ke kampus.
"De, kakak berangkat dulu ya?" pamit Hana pada Hasna.
"Iya kak, hati² ya." Hana hanya mengangguk lalu keluar kamar setelah bersalaman dan berpamitan.
***
"Permisi kak, kalau mau daftar Pascasarjana dimana?" tanya Hana pada kak Sandra.
"Kamu Hana? Mau daftar de?"
"Iya kak, aku Hana. Iya kak, rencana mau daftar ini kak. Masih bisa kah kak?"
"Iya daftar mi de, ku kira kemana ki tidak pernah muncul disini!"
"Iya kak. Satu tahun k di kampung mengajar kak, jadi tidak bisa ditinggali pekerjaan." jelas Hana.
"Sini mi berkasnya, ku daftarkan biar cepat de."
"Wah,, terima kasih banyak kak Sandra yang baik hati."
"Lebay. Lama ki nah baku kenal." ujarnya santai. "Mau ambil jurusan apa de?" tanyanya.
"Manajemen Pendidikan Islam kak, melanjutkan jurusan sebelumnya!"
"Bagus de supaya sinkron." diacungi dua jempol oleh kak Sandra. Dia orangnya ramah, suka bercanda, dan masih single.
Selesai urusan pendaftaran, pembayaran atau administrasi, tinggal tunggu tes.
"Alhamdulillah sampai dikos lagi. Tunggu waktunya tes." gumamnya pelan. "Ya Allah... Aku lupa kabari bu Rahma, padahal sudah janjian kalau di Palopo aku akan mengabarinya." Hana mengambil hp lalu menghubungi ibu Rahma.
'Halo de, dimana ki?' tanya ibu Rahma.
'Di Palopo k bu, ada maka beberapa hari disini! Tapi sibuk k bu, jadi baru sempat ku kabari ki.'
'Iya tidak apa² de. Bagaimana? Kapan ada waktu luangnya?'
'Kayaknya belum bisa bu, nanti insya Allah ku kabari lagi, untuk sekarang masih sibuk!' Kata Hana ramah.
'Baiklah, jika ada waktu senggang kabari ibu nah de!'
'Siap bu, jadi ku tutup dulu telfonnya ya bu!'
'Ok. By Hana.' setelah berpamitan dan mengucapkan salam mereka tutup obrolannya.
***
Beberapa hari kemudian waktunya Hasna Tes, masih di bulan Juli.
"Alhamdulillah lulus." gumam Hana bahagai.
"Selamat ya de! Kamu memang hebat." Hana bangga pada adiknya.
"Makasih kak. Semoga tesnya kakak juga lancar ya!"
"Aamiin." ucap mereka kompak.
Beberapa hari kemudian Hana juga harus tes di Pascasarjana.
"Lumayan juga tesnya." ujar teman Hana. "Hay. Namaku Ni'mah. Nama kamu siapa?" tanyanya.
"Aku Hana, gimana tesnya?" tanya Hana.
"Huh bikin puyeng." sahut teman baru keluar dari ruangan tes. "Namaku Ana, Rosdiana!" jawabnya centil.
"Aku juga pusing." sambung Ni'mah.
"Ayo ke kos ku, kita buat yang segar²." ajak Hana. "Namaku Hana." ucap Hana pada Ana seraya bersalaman.
"Ayo. Boleh banget tuh!" jawab Ana semangat. Ni'mah juga menyetujuinya.
"Maaf ya kalau kos aku kecil." ucap Hana tidak enak hati.
"Aku juga orang miskin kok, lanjut S2 supaya dapat merubah nasib." ucap Ana jujur. "Kamu ambil jurusan apa sih?" tunjuk Ana pada Hana.
"Aku ambil jurusan MPI atau Manajemen Pendidikan Islam." tatapan Ana beralih pada Ni'mah, kemudian dia menjawab.
"Aku ambil jurusan MPI juga."
"AlhamduLillah ada ditemani." gumam Hana pelan. Sambil ngobrol mereka minum es teh, ada cemilan yang dibawa oleh Ana.
"Aku tidak ada yang temani." ucap Ana sendu.
"Kan masih bisa komunikasi, masih satu kampus juga! Catat nomor whatsapp ku. Ok." usul Ni'mah. Karena Hana sibuk dengan urusannya sendiri.
...----------------...
Bersambung ☆☆☆☆☆