Kiara Larasati terpaksa menikahi lelaki yang tak dikenal karena sebuah salah paham salah satu warga desa yang melihat Kiara d cium seorang lelaki bule dalam keadaan seluruh pakaiannya basah
Elvano yang berkunjung d vila keluargnya sedang menikmati pemandangan air terjun melihat seseorang tenggelam jiwa heroiknya memaksa dia untuk menolong dan berakhir menikahi gadis yang dia tolong
bagaimana kisah percintaan mereka, ikuti terus kisahnya ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon etha anggra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 28
Brak
mobil yang Kiara tumpangi menabrak mobil sport di depannya.
Seorang pria berwajah tampan keluar dari dalam mobil sportnya
"Si al" umpat Daniel melihat bumper peyot dan lampu light stein juga pecah.
"Hei! Keluar kau" Teriak Daniel.
"Gawat nona sepertinya orang itu marah sekali" ucap Lisa panik.
"Ya jelaslah kau menabrak mobilnya" Kiara memutar mata jengah.
"Ayo turun!" ajak Kiara
"Nona tidak usah turun biar aku saja" ucap Lisa lalu turun dari mobilnya.
" Maaf tuan saya terburu-buru, anda sih berhenti mendadak" ucap Lisa tak mau di salahkan.
"Hei Nona apa kau tidak melihat lampu merah di depan jelas aku berhenti, memangnya jalanan ini milik nenek moyangmu" sungut Daniel.
Lisa semakin emosi mendengar ocehan Daniel.
"Hei tuan aku sudah membayar pajak untuk pembangunan Jalan ini, jadi Saya punya hak atas jalanan ini, terserah Saya mau ngebut mau pelan mau berhenti" cerocos Lisa.
"Kau!! Ganti rugi sekarang" Daniel geram bagaimana bisa dia bertemu wanita modelan kayak begini.
Kiara melirik jam di pergelangan tangannya, memperhatikan perdebatan di luar sepertinya tidak akan usai, sedangkan dia harus segera memulai meeting.
Dengan memakai kacamata hitamnya Kiara keluar dari mobilnya menghampiri Daniel.
"Permisi tuan, mohon maaf kami terbur-buru teman saya tidak melihat kalau ada lampu merah" Kiara melepas kacamata memperlihatkan mata indahnya membuat Daniel terpesona.
"Tuan! Tuan!" Kiara melambaikan tangannya di depan wajah Daniel.
"Yah dia malah bengong, tadi saja model singa sekarang ganti model keledai" sungut lisa membuat kiara melihat bibirnya menahan tawa.
"Hei tuan! Jigongmu menetes" ucap Lisa ketus. "Tadi saja marah-marah, liat yang bening langsung blank nih orang" sungut Lisa dalam hati.
"Ah ha Iya, maaf! Tadi Nona bilang apa?" Tanya Daniel lembut. Kiara tersenyum dan membuat Daniel semakin terpesona dengan senyumannya.
"Saya akan mengganti rugi kerusakan Mobil anda" Kiara memberi isyarat pada Lisa untuk memberikan kartu namanya.
"Anda bisa datang ke Kantor saya, sekali lagi saya mohon maaf, saya terburu-buru Tuan" ucap Kiara.
"Ah tidak apa Nona, ini hanya kerusakan kecil" Lisa melongo mendengar ucapan Daniel, "Tadi saja udah kayak singa kebakaran jenggot" guman Lisa lirih.
"Baiklah tuan kalau begitu kami permisi dulu, saya tunggu kedatangan anda" ucap Kiara tersenyum manis.
Lagi-lagi Daniel bagai terhipnotis oleh senyuman Kiara.
"Cantik" gumamnya, Kiara mengernyitkan dahi melirik lisa, lisa menyilangkan jari telunjuk di dahi, Kiara mengangkat kedua bahu lalu berjalan masuk ke dalam mobil.
"Hai Nona tunggu!" teriak Daniel tersadar dari lamunannya saat mobil Kiara sudah melaju meninggalkannya
Daniel tersenyum membaca nama yang tertera di kartu nama.
"Kiara Larasati Wijaya, CEO Wijaya Group. Kita akan bertemu lagi my angel" Daniel tersenyum dan memasukkan kartu nama di saku celana, dia merogoh ponsel dan menelepon seseorang.
"Jemput aku sekarang juga" perintah Daniel.
Beberapa menit menunggu akhirnya Daniel melihat asistennya turun dari mobil.
"Urus mobil ku" memberikan kunci mobilnya dan masuk ke mobil yang di bawa asistennya menuju perusahaannya.
Tak
Tak
Tak
suara langkah kaki Kiara menarik perhatian para karyawan Wijaya Group
"Selamat pagi bu Kiara" sapa dua resepsionis
"Selamat pagi Gina, weni" Balas Kiara mencoba mengingat nama-nama karyawannya.
"Bu Kiara cantik sekali ya" bisik dua resepsionis.
"Iya bener, tapi betewe kita kok gak pernah liat suaminya ya" keduanya mulai menggibah.
"Apa jangan-jangan suaminya ninggalin dia"
"sayang sekali ya, padahal bu Kiara sangat cantik"
"Ekheem! Apa kalian tidak punya pekerjaan lain selain kepo urusan atasan" tegur Lisa yang mendengar gibahan para resepsionis,
"sudah kerja sana! Mau di pecat!" ucapnya ketus lalu meninggalkan mereka.
Lisa berjalan cepat mengejar Kiara yang akan memasuki lift khusus Eksekutif.
Napas Lisa ngos-ngosan sesampainya di dalam lift dan menekan tombol Tiga puluh menuju ruang rapat.
"habis maraton" ucap Kiara tanpa melihat ke arah Lisa.
"langkah anda terlalu cepat, saya tidak bisa mengimbangi nona" ucap Lisa dengan napas yang masih tersengal.
"Bukan langkahku yang cepat, kau terlalu sibuk mengurusi mereka" ucap Kiara, dia sempat mendengar omelan Lisa memarahi dua resepsionis.
Sudah sering Kiara mendengar gosip miring tentangnya tapi dia enggan untuk menanggapinya karena menurutnya itu bukankah sesuatu yang penting.
"Nona tidak marah?" tanya Lisa
"Marah? Kenapa?" Kiara balik bertanya
"gosip tentang suami anda" jelas Lisa dengan hati-hati.
"Yang penting mereka tidak lalai dalam bekerja, itu yang lebih penting" bertepatan dengan pintu lift terbuka Kiara meninggalkan Lisa yang manggut-manggut mendengar penuturan atasannya.
"Eh Nona tunggu" teriak Lisa
Ruang rapat yang ramai dihadiri Oleh jajaran direksi dan para staff menejer seketika hening saat pintu terbuka, Kiara melangkah dengan elegan membuat para menejer-menejer muda di buat terpesona olehnya.
"Maaf saya terlambat, ada sedikit insiden di Jalan" ucapnya sambil duduk di kursinya.
"Oke silahkan di mulai presentasinya" ucapnya tegas.
Satu persatu divisi melakukan presentasi memberikan laporan mereka, Kiara manggut-manggut, dia puas dengan kinerja para staff.
"Baiklah! Karena tidak ada masalah yang spesifik saya akhiri rapat hari ini, dua minggu lagi kita jadwalkan rapat persiapan ulang tahun perusahaan" ucap Kiara mengakhiri rapat dan meninggalkan ruang rapat.
Lisa menekan tombol lift seketika lift terbuka.
Kiara mengernyitkan dahi saat Lisa menekan tombol angka satu.
"Kenapa kita turun?" Tanya Kiara
"Nona lupa jam sepuluh kita ada pertemuan dengan pihak Carlton Corp." Kiara mendesah dan melirik jam tangannya.
"undur tiga puluh menit, jemput Phoe dulu sekalian makan siang disana" ucap Kiara.
"Baik nona" Lisa menghubungi pihak Carlton meminta untuk mengundur jam pertemuan.