Ini novel asli yang diadaptasi menjadi webseries yang berjudul sama, dibintangi oleh Dinda Kirana dan Ryukenli yang tayang di Genflix.
Boy Arbeto putra dari keturunan Arbeto yang cukup terkenal, memiliki wajah tampan, dan kaya raya. Hidupnya sangat sempurna dengan banyaknya wanita yang dimilikinya, membuat pria itu dijuluki sebagai sang Casanova sejati.
Tapi apa jadinya jika sang Casanova di jodohkan dengan seorang gadis lugu, berusia tujuh belas tahun yang baru lulus sekolah bernama Tita Anggara? Akankah pernikahan yang dilandasi oleh perjodohan itu akan berjalan mulus, ataukah sebaliknya?
Yuk kita ikuti kisah cinta manis penuh gelak tawa Boy Arbeto dan Tita Anggara 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 20
"Tentu saja mereka sweet." Bayu yang sejak tadi bersembunyi di belakang tirai langsung menghampiri putrinya.
"Ayah Unta ....." Tita langsung berlari dan memeluk ayahnya.
"Anak Unta ku yang cantik." Bayu memeluk putri kesayangannya.
"Apa lagi ini? Ayah Unta dan anak unta?" Boy menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Baiklah karena kita semua sudah berkumpul, mari kita langsungkan pernikahannya." Luna menarik tangan putranya.
"Hentikan Mom! Aku bingung." Boy yang masih shock dengan apa yang terjadi, memilih untuk menarik napas dan mengeluarkannya secara perlahan. "Jelaskan padaku satu-persatu! Yang pertama siapa yang akan menikah?"
"Tentu saja kau, sayang." Luna menepuk lengan putranya.
"Oke," Boy menelan salivanya dengan susah. "Yang kedua siapa calon pengantin wanitaku?"
"Dia." Luna menunjuk putri sahabatnya.
"What?" pekik Boy setelah memastikan yang diucapkan oleh Mom Luna sebelumnya adalah benar, kalau gadis gila itu calon pengantin wanitanya.
"Namanya Tita Anggara cantik bukan?" Luna tersenyum pada calon menantunya, yang baru pertama kali ini dilihatnya secara langsung. Karena sebelum-sebelumnya Luna hanya melihat lewat foto yang dikirim oleh Bayu.
"Ayah unta, Tita tidak mau menikah dengan pria mesum itu." Tita menunjuk pria yang sejak tadi memperlakukannya dengan kasar.
"Pria mesum?" tanya Bayu dengan wajah yang bingung.
"Iya Ayah, dia itu supir taksi online yang memeluk dan mencium Tita dengan paksa."
"Apa?" pekik Bayu dan Luna bersamaan.
"Hei gadis gila diam kau!" Geram Boy.
"Anak muda jaga bicaramu!" Bayu berkata dengan tegas. "Luna Arbeto, tadi kau mengatakan jika bertemu dengan pria mesum yang melecehkan putriku, kau akan menyuruh Mark mematahkan tangannya?" Bayu meminta Luna menepati perkataannya.
"Eh aku tidak—" Luna menjadi bingung sendiri. "Kenapa jadi begini? B sejak kapan kau jadi supir taksi online?"
"Mom kau percaya pada mereka? Gadis gila itu memfitnahku."
"Anak muda jangan sebut putriku gadis gila." Bayu tidak terima anak gadis cantiknya dikatakan gila.
"Kalian berhentilah berdebat! Acara pernikahan ini mau dilanjutkan atau tidak?" tanya Dafa.
"Tidak."
"Lanjutkan"
Luna dan Bayu mengatakan Lanjutkan, sedangkan Tita dan Boy menjawab tidak.
"Ayah unta." Tita menghentak-hentakan kakinya ke atas lantai.
"Stt ..." Bayu memberi kode agar putrinya diam.
"Aku tidak mau menikah dengan gadis gila itu, bukankah sudah disebutkan di dalam perjanjian kalau aku tidak mau menikah dengan mempelai pengganti."
"Tita bukan mempelai penganti, tapi dia memang calon istrimu." Jawab Luna.
"Mom pasti berbohong?"
"Untuk apa Mom berbohong? Kau lihat saja penampilan gadis itu." Luna menatap pada Tita.
Boy pun ikut menatap gadis gila yang ada dihadapannya, dan Boy baru menyadari jika gadis itu memakai gaun pernikahan lengkap dengan make up di wajahnya. "Pantas saja aku merasa dia sangat berbeda." Gumam Boy.
"Dan kau lihat ini!" Luna memperlihatkan foto Tita yang berada di dalam kamar Presidential Suite, lengkap dengan atribut pernikahan yang sama seperti yang dikenakannya saat ini.
"Kau tahu B? Tita itu melarikan diri saat kau belum sampai di hotel, dan kau tahu dia melarikan diri kemana? Dia masuk ke dalam mobilmu dan kau sendiri yang mengantarkan calon istrimu kemari." Seloroh Luna sambil menahan rasa ingin tertawanya.
"Ini tidak mungkin." Boy menggelengkan kepalanya. "Aku yang mengantarkan calon istriku sendiri?" Rasanya Boy ingin pingsan saat menyadari kebodohan yang dilakukannya. "Tidak ini tidak boleh terjadi! Aku tidak mau menikah, apalagi dengan gadis gila itu." Boy mencari kacamata hitamnya, untuk meminta bantuan pada Alex dan Agam.
"Anda mencari ini?" Mark memegang kacamata milik tuannya yang tertinggal di dalam mobil.
"Iya kemarikan!" perintah Boy.
Mark memberikan kacamata tuan Boy dengan senyum penuh arti. "Sekalipun Anda menghubungi Tuan Agam dan Alex, mereka tidak akan bisa membantu Anda." Mark memperlihatkan penghulu yang sudah duduk di atas kursi begitu pula dengan calon pengantin wanitanya.
"Tamat sudah riwayat ku."