Tiba-tiba Jadi Istri Pak Guru
_____________________________
Arta Malik seorang pengusaha sukses di bidang fashion di Korea, usianya yang sudah tak muda lagi ia ingin anaknya melanjutkan bisnisnya.
"Aku belum siap menikah, yah."
"Usia kamu sudah hampir 30 tahun, coba kamu pikir masa depan kamu, sudah saatnya kamu gantiin posisi ayah."
Bian Malik, ia sangat tidak minat untuk terjun di dunia bisnis. Usianya yang sudah hampir kepala tiga ini ia sama sekali belum memiliki niat untuk menikah. Setelah Bian menikah Arta akan memberikan semua tanggungjawab perusahaan pada Bian.
___________________________________________
"Tis, nanti malam kamu dandan yang cantik ya ada tamu penting yang mau datang."
Latisya Andini, di usianya yang masih 18 tahun ia harus menanggung perbuatan kakeknya. Ia harus menyerahkan dirinya untuk diperistri seseorang yang usianya jauh lebih tua dibanding dirinya.
"Loh bapak kok di sini?"
"Ya? ada masalah?"
Siapakah pria itu? Simak kelanjutannya di cerita ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ssabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rantai putus
"Tumben nih jalan kaki?" Tanya Vio yang kebetulan baru datang.
"Huhhh apes banget gue, udah berangkat ga dikasih uang saku, eeee dijalan motornya malah mogok" Jawab Tisya.
"Tumben lo ga dikasih uang saku? Pasti lo lupa ga minta ya?" Tanya Vio
"Engg gue udah minta, tapi kata suami gue uangnya habis" Jawab Tisya.
"Suami? Suami siapa?"
"Hah mampus mulut gue keceplosan"
"Lo udah punya suami?" Tanya Vio panik, namun tak kalah paniknya dengan Tisya.
"Emm maksudnya suami ibu gue." Jawab Tisya.
"Oalah ayah lo"
"I... iya ayah gue" Jawab Tisya.
'Kriing' Bel masuk telah berbunyi. Tisya dan Vio lari ke kelasnya karena kalau sampai telat mereka tidak boleh ikut ujian.
Di kantor Bian tengah memeriksa hasil ujian murid-muridnya.
'Ting'
📩 +62xxxxxxxxx7
" ini motornya sudah saya cek, tidak ada yang rusak."
Bian hanya membuka pesan itu tanpa membalasnya, iya berpikir kalau itu hanya modus.
"Ada-ada aja modus penipu jaman sekarang"
Setelah selesai memeriksa Bian langsung ke kantor kepala sekolah.
'Tok tok tok'.
"Permisi Pak" Ucap Bian.
"Iya masuk"
Bian lalu masuk dan berpamitan untuk ke kantor papanya pagi ini, karena kebetulan hari ini ia tidak ada jadwal mengawasi.
...****************...
'Krrriiiiiiiing'
Semua siswa mengumpulkan lembar jawabannya di meja guru lalu keluar kelas.
"Huh panas banget nih" Ucap Farah.
"Iya nih enaknya langsung renang haha" Ucap Vio
"Renang yuk" Ajak Farah
"Dimana?" Tanya Vio
"Di rumah Tisya" Jawab Farah.
"Enak aja, kalian pikir kolam gue kolam umum" Ucap Tisya.
"Hehe"
Mereka bertiga berjalan beriringan menuju parkiran.
"Motor lo mana Tis?" Tanya Farah.
"Di bengkel Mang Ujang" Jawab Tisya.
"Kenapa?"
"Ga tau tiba-tiba ga mau jalan." Jawab Tisya.
Vio dan Farah kemudian mengeluarkan motornya dari parkiran.
"Yuk gue bonceng sampai depan." Ucap Farah.
Tisya naik ke motor Farah dan diikuti Vio di belakangnya.
"Sampai" Ucap Farah.
Tisya turun dari motor Farah dan melihat motornya sudah siap diambil.
"Udah mang?" Tanya Tisya.
"Ooo ini tadi motornya Neng Tisya to"
"Iya mang"
"Udah jadi?" Tanya Tisya.
"Tadi udah mamang cek semua neng tapi kok ga ada yang rusak ya."
"Masa sih mang, tapi tadi waktu di jalan tiba-tiba motornya ga mau jalan." Jawab Tisya.
"Mamang udah ngecek sendiri kan motornya ga mau jalan?" Tanya Vio.
"Ya gimana saya mau ngecek neng, kuncinya aja ga ditinggal"
Tisya langsung nyengir, ia lupa tidak meninggalkan kuncinya.
"Lo gimana sih Tis"
"Hehe gue lupa"
Ujang langsung menyalakan motornya, dan ujang coba menstater motor Tisya.
"Tuh kan ga bisa kan mang" Ucap Tisya.
"Ya gimana mau bisa nyala neng, bensinnya aja habis" Ucap Ujang.
"Hah"
Tisya langsung melihat indikator bensinnya ternyata sudah Kedip-kedip.
"Hehe" Tisya nyengir kuda sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Dasar Tisya, cantik-cantik tapi otaknya ga full" Ejek Farah.
"Mau diisi bensin sekalian neng?" Tanya Ujang.
"Isi mang biar ga mogok lagi" Ucap Farah.
"Berapa neng?" Tanya Ujang.
Tisya bingung sebab ia hanya membawa uang lima ribu.
"Hehe Vi, Far bayarin dulu ya hihi"
"Hemmmmm"
"Hehe full mang, biar ga mogok" Jawab Tisya.
Farah kemudian mengeluarkan selembar uang berwarna biru lalu menyerahkan kepada Tisya.
"Terima kasih beb" Ucap Tisya.
Tisya membayar bensinnya kemudian mengembalikan kembaliannya pada Farah.
Setelah itu mereka langsung pulang ke rumah masing-masing sebab rumah mereka berbeda arah.
Setibanya di rumah Tisya langsung mengganti pakaiannya dengan kaos panjang dan celana panjang tak lupa ia juga mengenakan jilbab sport.
"Masak apa mbok?" Tanya Tisya.
"Mangut lele non, mau makan sekarang?" Tanya Sumi.
"Boleh, kebetulan saya belum makan siang"
"Bentar ya non saya angetin dulu" Ucap Sumi
Sembari menunggu makanannya, Tisya berjalan-jalan ke ruang gym Bian.
"Wihh ternyata alat-alatnya lengkap juga."
Tisya mencoba untuk mengangkat beban seberat 50 kilo namun beban itu sama sekali tidak bergeser.
"Kuat juga Pak Bian" Ucap Tisya
'Ehem'
Tisya kaget, ia langsung menoleh ke belakang.
Bian langsung mendekati Tisya dan
"Cup" Bian mendaratkan ciumannya tepat di bibir Tisya.
"Kalau sampai saya mendengar kamu manggil saya 'Pak' lagi tidak segan-segan saya habisi bibir kamu" Ucap Bian.
Bibir mengusap lembut bibir Tisya dengan ibu jarinya lalu ia pergi keluar meninggalkan Tisya.
Tisya menyentuh bibir bekas kecupan Bian.
"Manis" Ucap Tisya.
Tisya lalu meninggalkan ruangan itu dan duduk di meja makan.
"Mbok ada kerupuk?" Tanya Tisya.
"Ada non tapi belum digoreng, non mau saya gorengkan?" Tawar Sumi.
"Mau mbok" Jawab Tisya.
Saat Tisya tengah menunggu kerupuknya siap, terdengar suara Bian keluar dari lift.
"Kamu belum makan?" Tanya Bian.
"Belum"
"Tadi tidak jajan di kantin?"
"Mau bayar pakai apa?" Tanya Tisya.
Bian lupa bahwa dirinya belum memberi uang saku pada istri kecilnya itu, padahal rencananya ia akan memberikan di sekolah sebab ia belum sempat mengambil uang di ATM.
"Tadi saya pinjam uang" Ucap Tisya.
"Sama siapa?" Tanya Bian.
" Farah"
"Berapa"
"Emm cuma lima ratus ribu" Jawab Tisya.
"Hah buat apa?"
"Tadi motornya mogok di jalan terus masuk bengkel" Jawab Tisya.
Bian mengingat-ingat lagi
"Ooo jadi yang dimaksud tadi motornya Tisya, tapi bukannya tadi katanya motornya ga ada yang rusak ya" Batin Bian.
"Apanya yang rusak?" Bian mencoba untuk mengetes Tisya.
"Katanya sih rantainya putus" Jawab Tisya ngasal.
Bian langsung tertawa terbahak-bahak.
"Ihh kenapa emangnya ada yang lucu?"
"Haha kamu yang lucu, motor kamu itu metic ga ada rantainya" Ucap Bian.
"Ya mana saya tahu, kata montirnya tadi gitu" Jawab Tisya.
"Emangnya kamu bawa ke bengkel mana?"
Tisya kesal karena Bian terus-menerus bertanya.
"Ihhh kalau ga mau bayar hutang saya ya udah ngapain pakai tanya-tanya ga jelas sih" Ucap Tisya dengan jengkel.
Bian terus tertawa karena baginya ini lucu.
Tak lama kemudian Sumi datang dengan membawa satu toples kerupuk bawang.
"Mbok masih ada stok buah ga?" Tanya Bian.
"Ada Pak kebetulan saya baru belanja"
"Kebetulan kalau gitu, mbok tolong buatin saya jus alpukat ya" Ucap Tisya.
"Siap non"
"Saya juga mbok" Ucap Bian.
"Saya pakai susu ya mbok"
"Saya juga mbok"
"Dasar sukanya ikut-ikutan aja" Ucap lirih Tisya namun masih bisa didengar oleh Bian.
Tisya langsung mengisi piringnya dengan satu centong nasi dan satu potong lele besar beserta kerupuknya.
"Wihhh mantap nih" Ucap Tisya
Bian memperhatikan Tisya makan membuatnya tergoda.
TBC.
Hai readers, terima kasih ya sudah setia menunggu update cerita dari author.
Jangan lupa dukung terus author supaya semangat buat update.
LIKE KOMEN