Di usianya ke 32 tahun, Bagaskara baru merasakan jatuh cita untuk pertama kalinya dengan seorang gadis yang tak sengaja di temuinya didalam kereta.
Koper yang tertukar merupakan salah satu musibah yang membuat hubungan keduanya menjadi dekat.
Dukungan penuh keluarga dan orang terdekat membuat langkah Bagaskara untuk mengapai cinta pertamanya menjadi lebih mudah.
Permasalahan demi permasalahan yang muncul akibat kecemburuan para wanita yang tak rela Bagaskara dimiliki oleh wanita lain justru membuat hubungan cintanya semakin berkembang hingga satu kebenaran mengenai sosok keluarga yang selama ini disembunyikan oleh kekasihnya menjadi ancaman.
Keluarga sang kekasih sangat membenci seorang tentara, khususnya polisi sementara fakta yang ada kakek Bagaskara adalah pensiunan jenderal dan dirinya sendiri adalah seorang polisi.
Mampukah Bagaskara bertahan dalam badai cinta yang menerpanya dan mendapatkan restu...
Rasa nano-nano dalam cinta pertama tersaji dalam cerita ini.
HAPPY READING.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SIBUK
Sehari sebelum pernikahan Vely dan Hendra, Bagaskara tiba-tiba mendapatkan perintah untuk mengawal salah satu tamu asing yang sedang melakukan kunjungan kerja di Bali sehingga dia pun menunda waktu keberangkatannya ke Bandung.
Begitu juga yang terjadi pada Audry yang harus terbang ke negeri singa bersama bigbosnya akibat ada sedikit kesalah pahaman disana yang membuat Mr. Alessandro marah dan hampir membatalkan kerjasama mereka.
Gladys yang mendapatkan kabar tersebut tentu saja merasa kecewa, namun dia juga memaklumi kondisi yang ada.
Anaknya sebagai abdi negara tentu harus memprioritaskan tugasnya yang diembannya, begitu juga dengan Audry.
“Mami jangan sedih gitu. Doakan saja hari ini semua selesai sehingga mas Bagas dan mbak Audry besok bisa datang”, ujar Resti memberi harapan.
Tak ingin membuat suasana menjadi tak enak, mami Gladyspun berusaha tersenyum kepada anggota keluarga yang mulai berdatangan ke kediaman hari ini.
Ningsih yang tak sengaja mendengar obrolan ibu dan anak tersebut merasa sedikit cemas, takut rencananya kembali gagal.
“Tidak, Bagaskara harus datang agar rencanaku tak sia-sia”, batin Ningsih penuh kekhawatiran.
Ningsih yang melihat jika semua orang sibuk dengan tugasnya masing-masing diam-diam menyelinap masuk kedalam kamar utama dimana mami Gladys dan papi Candra tidur, berusaha untuk mencari apapun yang bisa menunjang rencana cadangan yang dibuatnya seandainya rencana utamanya mengalami kegagalan.
Setelah berhasil mendapatkan apa yang diinginkannya, Ningsih pun secara perlahan keluar dari dalam kamar.
Resti yang hendak pergi kedapur untuk meminta bantuan beberapa pelayan membawa masuk souvenir pernikahan pun menghentikan langkahnya ketika melihat Ningsih keluar dari dalam kamar orang tuanya.
“Apa yang kamu lakukan disini ?”, tanya Resti tajam.
Ningsih yang terkejut akan kedatangan Resti berusaha menormalkan ekpresinya sebelum berbalik.
“Aku mencari tante Gladys untuk memberitahukan jika souvenir pernikahan mbak Vely sudah datang”, ujarnya berbohong.
“Mencari mami ? bukankah kamu tadi juga habis berbincang dengan mami dan eyang di ruang keluarga”, Resti terlihat membantah alibi Ningsih, membuat wanita itu sedikit ketakutan jika aksinya akan ketahuan.
Nasib baik tampaknya masih berpihak kepada Ningsih, sebelum Resti kembali menginterogasinya, ada satu pelayan memanggilnya dan kesempatan itu dipergunakan dengan baik oleh Ningsih untuk segera pergi.
Resti yang melihat Ningsih melarikan diri dengan cepat merasa sedikit geram namun dia juga tak bisa mengejarnya karena dia harus menerima beberapa paket bahan makanan yang akan dipergunakan untuk acara besok didepan.
“Kurasa aku harus memberitahu mami akan hal ini”, guman Resti sambil berjalan cepat mengikuti pelayannya yang lebih dulu keluar rumah.
Ningsih yang kini tengah berada didalam kamar tamu yang malam ini akan ditempatinya tidur buru-buru memasukkan rambut yang didapatkannya kedalam kantung plastik dan menyimpannya didalam koper.
“Ini akan aku gunakan jika rencana awalku gagal”,guman Ningsih pelan.
Untuk sementara waktu, Ningsih akan berusaha untuk menghindari Resti agar gadis itu tak semakin mencurigainya.
Sementara itu di negara singa, Audry dan Melvin yang baru saja mendarat langsung mengadakan pertemuan dengan Mr.Alessandro agar permasalahan yang ada bisa terselesaikan dengan baik.
Untungnya Mr. Alessandro memiliki kesan yang baik terhadap Audry dan Melvin sehingga diapun bersedia bertemu.
Audry pun menjembatani komunikasi antara Mr.Alessandro dan Melvin siang ini. Meski sedikit alot namun keduanya pada akhirnya bisa menyelesaikan kesalahpahaman yang ada dengan membuat kesepakatan baru.
Melvin yang merasa jika ada sedikit keganjilan setelah dia berbincang dengan Mr. Alessandro pun segera menyelidiki permasalahan yang ada agar tak menjadi boomerang dimasa depan.
“Saya rasa, ini bukan sepenuhnya kesalahan pak Roland. Mungkin Melly salah memahami sehingga penyampaian informasinya yang salah hingga membuat pihak Mr. Alessandro menjadi salah paham”, Audry berusaha memberikan pendapat akan permasalahan yang sedang terjadi setelah dia berbincang langsung dengan pak Roland dan Melly.
“Apa menurutmu kita harus mengganti penterjemah yang bertugas disini”, tanya Melvin penuh selidik.
“Saya rasa begitu karena disini tampaknya Melly memiliki kepentingan lain sehingga saya takutnya ini akan berdampak tidak baik bagi perusahaan”, ujar Audry memberi penilaian.
Melvin tampaknya sependapat dengan Audry karena dia juga melihat gelagat tak baik dari Melly selama mereka berbincang tadi.
Tapi, dia juga sedikit bingung karena tak mudah mencari seseorang yang menguasai bahasa Spayol serta memiliki pemahaman terhadap klien mereka karena jujur saja Mr. Alessandro ini juga sedikit rumit orangnya.
“Audry, bagaimana jika kamu yang saya tugaskan untuk melakukan komunikasi dengan Mr. Alessandro. Kamu tak perlu standby disini, hanya sesekali saja datang ketika Mr. Alessandro atau Mr. Chao Liem datang meninjau proyek agar hal seperti ini tak terjadi lagi”, ujar Melvin tajam.
Melihat Audry sedikit ragu, Melvin pun kembali bersuara untuk meyakinkannnya
“Tenang saja, saya akan memberi bonus besar jika proyek ini bisa berhasil tepat waktu. Karena kamu adalah wakil pak Roland disini jadi mulai bulan depan kamu akan menerima gaji dobel, disini sebagai wakil kepala proyek dan juga manager keuangan dikantor pusat. Bagaimana ?”, ujarnya melobi.
Mendengar akan mendapatkan gaji dobel dan bonus, Audry yang mendapatkan peluang bagus ini tentu saja tak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada dan segera mengangguk setuju.
“Baiklah, saya akan meminta bu Maya untuk menerbitkan memo hari ini mengenai posisi baru yang akan kamu emban tanpa menghilangkan posisi kamu yang sebelumnya”, ucap Melvin bersemangat.
Tak sampai sepuluh menit, memo mengenai Audry yang menjadi wakil kepala proyek di Singapura menimbulkan kehebohan dikantor pusat karena baru kali ini ada yang memiliki jabatan dobel seperti ini.
Meski menimbulkan pro dan kontra namun tak sedikit yang mengasihani Audry karena posisi yang tampak sedikit bertentangan tersebut.
“Kasihan bestieku. Pasti sekarang dia akan lebih sibuk dari sebelumnya”, guman Amel menulis chat di group power puff girl yang berisikan dirinya, Selvi, Gina dan Audry sambil memberikan emot menangis.
Sebagai manager keuangan dan kepala audit tim pusat sudah membuat Audry seakan tak memiliki waktu untuk mengurus dirinya sendiri apalagi ditambah dengan jabatannya sekarang, sebagai wakil kepala proyek yang tentu mengharuskannya terbang ke Singapuran beberapa kali dalam sebulan untuk mengecek kondisi dilapangan.
“Benar. Jika begini, kapan dia akan mendapatkan pacar”, ujar Selvi menimpali.
“Huft...sayang sekali, masa muda bebebku dihabiskan untuk mengejar karir”, kali ini Gina juga berkomentar di group dengan emot menangis.
Ketiga temannya terus berinteraksi dalam group power puff girl tanpa tahu jika Audry kali ini tengah sibuk menemani bigbosnya menemui beberapa klien yang kebetulan ada diSingapura untuk membahas beberapa proyek mereka yang kini tengah berjalan sehingga diapun tak tahu jika sudah banyak chat menumpuk didalam group.
Ketiga sahabat Audry yang kesal karena gadis itu tak segera muncul pun pada akhirnya menyerah dan mulai fokus pada pekerjaan masing-masing.
Sementara Audry yang saat ini hendak kembali ketanah air tersenyum tipis melihat celotehan para bestienya digroup.
“Terimakasih bestie-bestie ku yang cantik atas semangat dan dukungannya...muahhh...muahhh....”, Audry membalas pesan digrup power puff girl sebelum dia mematikan ponselnya karena pesawat yang membawanya kembali ketanah air akan segera berangkat.