NovelToon NovelToon
Apocalypse (Bertahan Di Hari Terakhir Umat Manusia)

Apocalypse (Bertahan Di Hari Terakhir Umat Manusia)

Status: tamat
Genre:Tamat / Spiritual / Zombie / Epik Petualangan / Perperangan / Anime / Penyelamat
Popularitas:2.8k
Nilai: 5
Nama Author: Baby samuel

Samuel adalah seorang mantan atlet bela diri profesional, selain itu ia juga bekerja paruh waktu sebagai kurir makanan, namun semuanya berubah saat kiamat zombie yang belum di ketahui muncul dari mana asalnya membawa bencana bagi kota kota di dunia.
Akankah Samuel bertahan dari kiamat itu dan menemukan petunjuk asal usul dari mana datangnya zombie zombie tersebut?!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Baby samuel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lelaki misterius yang terjebak !

Pagi berikutnya, Tim 7 terbangun di dalam gedung tua yang mereka pilih sebagai tempat berlindung sementara. Suara Scrappy menggonggong mengganggu ketenangan pagi yang hening. Samuel mengusap wajahnya, mengingat pertempuran semalam yang menguras tenaga.

“Setidaknya kita masih hidup,” gumamnya, mengedarkan pandangan ke arah Darius yang tampak sedang merapikan perlengkapan mereka.

Darius mengangguk. “Ya, tapi kita tidak bisa lengah. Mungkin ada lebih banyak zombie di luar sana.”

Samuel bangkit dan memeriksa persediaan makanan dan air yang mereka bawa. “Kita harus memastikan ada cukup perbekalan untuk beberapa hari ke depan. Jika kita ingin mengurangi populasi zombie, kita harus siap menghadapi kemungkinan terburuk.”

Satu per satu, anggota tim mulai terbangun, menggosok mata dan meregangkan otot-otot mereka. Jack, yang selalu ceria, berusaha mencairkan suasana. “Kalian tahu, aku mimpi tentang makanan enak semalam. Steak panggang dengan kentang! Aku bisa merasakannya.”

“Teruskan saja bermimpi, Jack,” Daniel menimpali dengan nada skeptis. “Kita tidak akan menemukan steak di sini.”

“Kalau kita menemukan zombie yang membawa makanan, aku akan memukulnya!” Jack tertawa, dan semua anggota tim ikut tertawa meskipun situasinya masih tegang.

“Baiklah, cukup bercanda. Kita harus serius,” kata Samuel, mengarahkan perhatian mereka. “Kita akan keluar hari ini dan mencari jalan untuk mengurangi populasi zombie di sekitar. Semakin banyak kita menyingkirkan mereka, semakin aman tempat perlindungan kita.”

“Bagaimana dengan makanan dan persediaan?” tanya Lucas, melirik ke arah perbekalan mereka. “Kita tidak bisa pergi tanpa memastikan kita memiliki cukup makanan.”

“Kita bisa mencari persediaan saat kita berkeliling,” jawab Samuel. “Kita harus bergerak cepat sebelum zombie-zombie itu semakin banyak.”

Darius mengangguk, “Aku setuju. Kita tidak bisa terus bersembunyi. Mari kita siapkan semua yang kita butuhkan dan berangkat.”

Setelah semua persiapan selesai, mereka mengisi kantong mereka dengan makanan dan air secukupnya. Samuel memeriksa pedang besarnya, merasakan kekuatan yang mengalir di dalam tubuhnya. “Semua siap? Kita pergi sekarang!”

Dengan semangat membara, Tim 7 melangkah keluar dari gedung tua dan menuju jalanan yang penuh puing-puing. Matahari bersinar terang di langit, memberi sedikit kehangatan di tengah kengerian yang mereka hadapi.

Begitu mereka mencapai jalan utama, suara berisik dari kerumunan zombie bisa terdengar. “Tunggu!” Samuel menghentikan langkahnya. “Kita harus hati-hati. Kita tidak bisa menarik perhatian lebih banyak zombie.”

Mereka berusaha mengendap-endap, menggunakan bangunan yang runtuh sebagai perlindungan. Ketika mereka mendekati sekelompok zombie yang sedang bergerak, suara teriakan datang dari seberang jalan.

“Di sana!” teriak seseorang. “Tolong! Bantuan!”

“Siapa itu?” tanya Rock, memperhatikan ke arah suara.

“Sepertinya ada seseorang yang terjebak,” jawab Samuel. “Kita harus membantu mereka.”

“Apa? Kita tidak tahu siapa dia! Ini bisa jadi jebakan!” Darius berargumen, wajahnya tampak khawatir.

“Tapi kita tidak bisa membiarkannya sendirian,” Lucas bersikeras. “Kita Guardian. Kita harus membantu.”

Samuel mengangguk, “Baiklah, kita coba membantu. Darius, tetap dekat dan bersiap-siap.”

Dengan hati-hati, mereka melangkah mendekati sumber suara. Ketika mereka semakin dekat, mereka melihat seorang pria yang terjebak di dalam kendaraan yang hancur, dikelilingi oleh dua zombie yang menggeram dan siap menyerangnya.

Samuel tidak berpikir panjang. “Kita harus bergerak sekarang!” Ia berlari ke arah pria itu, mengangkat pedangnya dengan teguh. “Tiga… dua… satu!”

Dengan satu serangan kuat, Samuel memotong salah satu zombie sebelum ia bisa menyerang. Pria itu terkejut, tetapi segera menyadari bahwa dia diselamatkan.

“Terima kasih!” teriaknya, langsung keluar dari mobil. “Kita harus pergi dari sini!”

“Belum! Masih ada satu lagi!” Daniel berteriak, menunjuk ke zombie yang lain. Samuel tidak memberikan kesempatan, mengayunkan pedangnya lagi dan menewaskan zombie tersebut.

“Cepat! Ayo pergi!” seru Samuel, mengarahkan pria itu untuk mengikuti mereka. “Ada lebih banyak zombie di sekitar!”

Tim 7 segera berlari, berusaha menjauh dari kerumunan zombie yang mungkin akan datang. Namun, tiba-tiba mereka mendengar suara gemuruh dari belakang.

“Tidak!” Darius berteriak. “Mereka datang!”

Sekelompok zombie mutasi muncul dari sudut jalan, bergerak dengan cepat. Tim 7 berlari sekuat tenaga, namun jumlah zombie itu semakin banyak.

“Kita tidak akan bisa menang!” teriak Jack.

“Kita perlu mencari tempat aman!” Samuel menjawab, mengarahkan tim ke arah gedung yang lebih besar di depan mereka. “Ke gedung itu! Kita bisa berlindung di sana!”

Mereka berlari secepatnya, mencapai pintu gedung yang terbuka. Samuel langsung mengunci pintu setelah semua orang masuk, panting dalam kelelahan.

“Apakah kita aman?” tanya Daniel, sambil memperhatikan pintu yang bergetar akibat serangan zombie dari luar.

“Kita hanya perlu bertahan sampai mereka pergi,” jawab Samuel, berusaha menenangkan suasana. “Kita harus merencanakan langkah selanjutnya di sini.”

Dari balik pintu, mereka mendengar geraman zombie yang berlarian mengelilingi gedung. “Kita tidak bisa bertahan di sini selamanya,” Rock menyatakan, terlihat tegang.

“Tapi kita bisa mencari cara untuk memancing mereka keluar,” Lucas memberikan ide. “Jika kita bisa membuat suara dari jauh, mereka mungkin akan tertarik dan pergi.”

Samuel mengangguk, “Baiklah. Kita butuh sesuatu untuk menarik perhatian mereka.”

Mereka mulai mencari barang-barang di sekitar gedung, mencoba menemukan alat yang bisa menghasilkan suara. “Aku menemukan kaleng!” Jack berteriak, memegang kaleng kosong dengan senyum lebar.

“Bagus! Tapi kita perlu sesuatu yang lebih keras,” kata Darius.

Bob, yang biasanya pendiam, tiba-tiba berdiri dan menunjuk ke jendela. “Kita bisa menjatuhkan sesuatu dari lantai atas. Suaranya pasti akan menarik perhatian mereka.”

“Mari kita coba,” Samuel setuju. “Darius, Jack, bantu aku mengangkat kaleng ini ke atas.”

Dengan kerjasama, mereka berhasil membawa kaleng dan barang-barang lain ke lantai atas. “Sekarang, apa yang kita jatuhkan?” tanya Daniel.

“Bagaimana kalau kita jatuhkan kaleng ini dan beberapa batu?” saran Rock. “Bisa membuat suara yang cukup keras.”

Samuel mempersiapkan semuanya. “Baik, setelah kita jatuhkan, kita harus segera kembali ke bawah dan bersiap untuk pergi.”

Setelah semua siap, mereka menjatuhkan kaleng dan batu ke jalanan di luar. Suara dentingan keras menggema di jalanan, mengalihkan perhatian zombie-zombie yang ada di dekat mereka.

“Mari kita pergi! Sekarang!” Samuel memimpin mereka menuju pintu keluar, dan mereka berhasil keluar dari gedung sebelum zombie menyadari kehadiran mereka.

Saat mereka berlari menjauh, suara geraman zombie terdengar semakin menjauh, dan Samuel bisa merasakan ketegangan di antara timnya mulai mereda. “Kita berhasil! Sekarang, kita harus kembali ke tempat perlindungan dan laporkan semua ini.”

Dengan napas terengah-engah, mereka melangkah kembali ke tempat perlindungan, merasakan kemenangan kecil di hati mereka. Misi pertama mereka sebagai Guardian telah berhasil, meskipun penuh tantangan. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka masih panjang dan penuh rintangan di depan.

Begitu tiba di tempat perlindungan, mereka disambut oleh penjaga yang ingin tahu tentang hasil misi mereka. Samuel dan timnya saling berpandangan, merasakan kebanggaan telah melalui cobaan berat bersama.

“Tim 7, laporkan!” Samuel berkata, siap untuk membagikan apa yang telah mereka pelajari dan lakukan.

“Misi kami berhasil, tetapi kami menemukan lebih banyak zombie dari yang kami perkirakan,” kata Samuel, menatap wajah semua anggota timnya. “Kita perlu merencanakan strategi yang lebih baik untuk misi selanjutnya.”

Dari sinilah, perjalanan mereka sebagai Guardian baru saja dimulai, dan mereka berkomitmen untuk menjaga satu sama lain dan tempat perlindungan yang mereka cintai.

1
Mia
Excelente
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!