Ketika Akbar tiba-tiba terbangun dalam tubuh Niko, ia dihadapkan pada tantangan besar untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan baru yang sama sekali berbeda. Meskipun bingung, Akbar melihat kesempatan untuk menjalani hidup yang lebih baik sambil berusaha mempertahankan identitasnya sendiri. Dalam prosesnya, ia berjuang meniru perilaku Niko dan memenuhi harapan keluarganya yang mendalam akan sosok Niko yang hilang.
Di sisi lain, keluarga Trioka Adiguna tidak ada yang tau kalau tubuh Niko sekarang bertukar dengan Akbar. Akbar, dalam upayanya untuk mengenal Niko lebih dalam, menemukan momen-momen nostalgia yang mengajarinya tentang kehidupan Niko, mengungkapkan sisi-sisi yang belum pernah ia ketahui.
Seiring berjalannya waktu, Akbar terjebak dalam konflik emosional. Ia merasakan kesedihan dan penyesalan karena mengambil tempat Niko, sambil berjuang dengan tanggung jawab untuk memenuhi ekspektasi keluarga. Dengan tekad untuk menghormati jiwa Niko yang hilang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Farhan Akbar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Yona si Kakak Tertua
Yona mengerang pelan saat mobilnya terjebak dalam lautan kendaraan yang seolah tak bergerak. Jam menunjukkan pukul sebelas lebih 30 menit , dan dia tahu, ini bukan kali pertama dia merasakan frustrasi macet. Di luar jendela, lampu-lampu kota berkelap-kelip, tetapi pikirannya melayang jauh ke dunia desain yang penuh warna.
Dia mengeluarkan ponselnya, membuka catatan untuk mencatat ide-ide yang terlintas di kepala. “Baju musim panas dengan motif floral yang ceria,” tulisnya, membayangkan bagaimana kain itu akan melayang lembut saat dikenakan.
Sambil menunggu, Yona membayangkan koleksi fashion impiannya setiap potongan baju bercerita kebebasan, keindahan, dan sedikit humor, seperti dirinya yang terjebak di sini, berpura-pura jadi desainer sukses di tengah kemacetan.
“Setidaknya bisa jadi inspirasi,” gumamnya sambil tersenyum, membuat catatan baru “Desain untuk momen-momen tak terduga.”
Sekilas, Yona melirik ke luar jendela lagi, pikirannya melayang pada adiknya, Niko. "Kenapa sih akhir-akhir ini dia banyak berubah?" Dia merindukan sosok Niko yang ceria, yang selalu excited membahas film atau game terbaru.
“Apakah ada yang mengganggunya?” Yona bertanya-tanya, khawatir. Rasanya seperti ada jarak yang mulai terbentuk di antara mereka. Dulu, mereka berbagi segalanya canda tawa, impian, bahkan rahasia kecil.
“Gue harus bisa bantu dia,” pikirnya, mungkin dia butuh waktu, atau ada sesuatu yang lebih dalam yang ingin dibicarakan. Yona ingin jadi kakak yang bisa diandalkan, yang mendengarkan tanpa menghakimi.
Membayangkan masa kecil Niko, Yona tersenyum. Dia ingat betul Niko kecil dengan rambut acak-acakan, mengenakan kaos kebesaran, dan senyum lebar yang bikin matanya berbinar. Gambar Niko berlarian di halaman, terjebak di balik pohon saat main petak umpet, muncul jelas di benaknya.
“Duh, betapa imutnya dia waktu itu,” pikirnya, merasa hangat di hati. Dia ingat bagaimana Niko selalu pengen jadi superhero, dengan kostum homemade dari selimut dan handuk. Dan momen saat dia berani terbang dari sofa, cuma untuk mendarat di tumpukan bantal.
Setiap kenangan itu bikin Yona tersenyum, membangkitkan rasa sayang yang mendalam. “Dia pasti masih punya semangat itu di dalam dirinya,” gumamnya. “Aku hanya perlu bantu dia nemuin kembali.”
...****************...
Yona itu cewek yang selalu bikin orang terpesona. Di usia dua puluh, dia udah jadi mahasiswa semester lima di University Prestige School, jurusan Desain Fashion. Nggak cuma belajar teori doang, dia bener-bener terjun ke dunia fashion yang seru dan penuh warna.
Setiap kali masuk kelas praktis, Yona selalu semangat. Dia belajar teknik menjahit dan draping, yang bikin dia makin pede untuk bikin outfit kece. Setiap sesi itu kayak workshop kreatif di mana dia bisa ngeluarin semua ide gila yang ada di kepalanya. Kerja tim juga jadi bagian penting dari hidupnya. Yona jago banget dengerin ide temen-temennya dan nyatuin semua visi jadi satu koleksi yang wow.
Nggak pernah ketinggalan, Yona aktif ikut berbagai workshop dan seminar di kampus. Setiap acara itu adalah kesempatan emas buat nambah wawasan dan bikin koneksi yang penting di industri fashion.
Dengan semangat yang membara, Yona yakin dia punya potensi besar buat jadi desainer busana yang hits. Mimpi dia untuk ngeluncurin koleksi fashion sendiri makin dekat, apalagi dengan dukungan ayahnya yang seorang konglomerat.
Baru-baru ini, Yona sukses mendirikan butik bernama Yo-ur Queen's. Butik ini bukan cuma tempat belanja, tapi juga jadi panggung kreatif untuk semua ide-ide keren yang dia punya. Dengan konsep modern dan elegan, butik ini bikin setiap pelanggan merasa nyaman dan betah berlama-lama. Plus, semua sudutnya instagrammable banget!
Koleksi pertama yang diluncurkan Yona bener-bener mencerminkan dirinya yang ceria dan penuh warna. Dia pengen bawa sesuatu yang fresh dan berbeda ke pasar. Berkat dukungan ayahnya, Yona bisa akses strategi pemasaran yang jitu. Media sosial dan kolaborasi dengan influencer jadi senjata utamanya untuk bikin butiknya makin dikenal.
Yona juga super peduli sama pengalaman setiap pengunjung. Dia berusaha bikin belanja jadi pengalaman seru, dengan pelayanan yang ramah dan profesional. Melihat perkembangan yang positif, Yona punya rencana untuk bikin Yo-ur Queen's jadi merek fashion yang dikenal di mana-mana, dengan koleksi yang makin beragam.
Dengan semangat yang terus menyala, Yona ada di jalur yang tepat untuk bikin Yo-ur Queen's jadi nama besar di dunia fashion. Butik ini bukan sekadar tempat belanja; ini adalah cerminan dari semua impian dan dedikasi yang dia miliki.