NovelToon NovelToon
Sigma Love Story : The Mother

Sigma Love Story : The Mother

Status: tamat
Genre:Tamat / Duda / Balas Dendam
Popularitas:155.7k
Nilai: 4.8
Nama Author: Septira Wihartanti

Karena dikhianati, aku trauma terhadap wanita. Ditambah anakku yang masih bayi membutuhkan bantuan seorang 'ibu'. Apa boleh buat, kusewa saja seorang Babysitter. masalahnya... baby sitterku ini memiliki kehidupan yang lumayan kompleks. Sementara anakku bergantung padanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Septira Wihartanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Habis Kau

Tempat daur ulang sampah

Tentu saja aku cari ke sini. Tempat dimana terdapat banyak ruang kosong tak terpakai, tanpa ventilasi, dan tempat berkumpulnya sampah konsumsi penghuni apartemen. Letaknya di bagian belakang gedung, banyak truk sampah diparkir di sana.

Sampah daur ulang harus berada di tempat terbuka, namun tak ada cctv di sini. Walau pun begitu keluar masuk tempat ini harus dengan melewati kantor sekuriti.

Di mana lagi Angga bisa mendapatkan seragam sekuriti beserta atributnya kalau bukan di loker sekuriti. Dan petugas sampah mondar mandiri di sini, Angga bisa masuk dengan bebas menyamar sebagai petugas pengambil sampah, sambil mengamati jalur masuk apartemen.

Beberapa orang menatapku keheranan karena aku menyampirkan tongkat golf di bahuku sambil berjalan masuk ke tempat pembuangan.

“Bisa dibantu-“

“Tidak. Sana kamu kerja aja, saya ada urusan sedikit.” Sahutku cepat sambil tetap berjalan. Namun begitu supervisor tempat ini tetap mendampingiku walau pun wajahnya kebingungan.

Nah kini di depanku ada lima ruangan, yang setahuku tak terpakai. Karena di dalam adalah gudang tempat peralatan bersih-bersih, juga ada yang digunakan sebagai tempat bak sampah, juga bengkel dadakan bagi truk-truk pengangkut.

Apakah harus kubuka satu-satu.

Kumanfaatkan saja si supervisor.

“Yang mana yang kosong melompong dari lima gudang itu?”

“Eh... yang paling kiri pak. Tapi tak ada apa-apa di sana. Bapak mau cari apa?”

“Saya mau cari tikus.” Desisku sambil membentur-benturkan ujung tongkat golfku ke aspal.

Aku berjalan ke arah gudang terakhir dan pintu besi itu kudobrak dengan kaki.

Pemandangan berikutnya membuatku ingin menghabisi Angga detik itu juga.

**

Aku menopang kepalaku di pinggiran kursi dengan setengah mengantuk. Ada polisi muda di depanku, yang duduk sambil menatapku dengan gugup.

Sebenarnya aku sudah mengantuk tapi ya kubiarkan saja mereka melakukan tugasnya.

Tadinya aku mau dipenjara katanya. Tapi Artemis Cs langsung membereskan masalah ini. Enaknya kerja sama dengan tukang pukul yang secara sah sudah diakui pengaruhnya oleh negara, mukulin tikus sampai bonyok tetap bebas dari jeratan hukum.

Lagian pengacaraku adalah Kaharuddin Septian. Siapa yang tak kenal dia? Langganan 12 Naga.

Aku kini sedang menunggu Kasep membereskan laporan, juga mungkin sedikit negosiasi dengan para petugas penegak hukum.

Artemis bilang tidak usah karena akan diselesaikan dengan cara ‘kekeluargaan’. Sudah terbaca olehku yang dimaksud ‘kekeluargaan’ di sini adalah menghimbau kepada semua keluarga si Angga agar legowo untuk menerima ‘hilangnya’ Angga dari dunia.

Lagian dilihat dari segi mana pun, aku akan tetap menang kok.

Angga dijerat dengan tuduhan berlapis. Pasal pemaksaan masuk rumah dan pekarangan pribadi, penculikan, penganiayaan, pe.. yah, ini yang membuatku naik pitam, pelecehan seksual.

Sementara aku dijerat dengan pasal penganiayaan.

Walau pun rasanya ingin sekali kubunuh dia.

Tapi kupastikan dia akan lebih menderita dibanding William. Kalau William masih bisa bicara, masih bisa berdoa dengan mulutnya.

Kalau Angga... hehehe.

Kita kembali ke kejadian dua jam yang lalu, saat aku menemukan Kayla.

Setelah pintu gudang itu kudobrak, penyok dan langsung terpental kedalam, rupanya mengenai beberapa orang yang berdiri di baliknya.

Beberapa orang.

Biadab memang para pengikut setan ini.

Kayla berada di tengah mereka, dalam keadaan wajah berdarah-darah, tanpa celana, dada terpampang. Lantai itu basah dengan cairan warna putih yang keluar dari dada Kayla.

“siapa...” kudengar mereka di dalam kaget melihatku.

Aku hampir menangis rasanya.

Tangisku ini langsung berubah jadi kemarahan.

Entah berapa orang yang kuhantam dengan tongkat golfku ini.

Saat tongkatku jadi bengkok, kulanjutkan dengan membenturkan beberapa kepala ke lantai, ke tembok, kupatahkan tulang-tulang mereka.

Kupuntir lengan-lengan mereka.

Entah berapa orang di dalam sana, semua rasanya gelap gulita, yang bermain di sini hanya insting hewan buasku.

Kulepas kemejaku dan kuhampiri Kayla.

Kuperiksa keadaannya, masih bernafas, tapi dia pingsan.

Kututupi tubuhnya dengan kemejaku.

Dan kuhalangi pintu keluar.

Lalu kulihat target utamaku, dia berusaha kabur melewatiku ke arah pintu keluar.

Aku menangkap kepalanya, kutarik agar mendekat padaku.

“Heh, bangsat...” desisku. “Lu lihat nih teman-teman lo?”

Ia hanya gemetar sambil menatapku. Kuperhatikan ia sampai mengompol.

“Hey... berani-beraninya lu ngompol yaaa,” desisku.

Kuremas bagian bawah lelaki biadab ini sekuat tenaga.

Ia berteriak sangat kencang.

Biar saja nanti sisanya diamputasi dokter. Jadi kasim sekalian.

Dengan mengebirinya, aku bisa jadi menyelamatkan ratusan wanita.

Kucengkeram lehernya, kuangkat tubuhnya,  lalu kutonjok sekali.

Ia sudah sempoyongan. Hidungnya berdarah. Ia setengah sadar.

Mudah sekali memberantas tikus sampah. Dasar sok jagoan...  beraninya sama wanita.

Kutonjok lagi sekali, jelas ia tak bisa kemana-mana karena lehernya kucengkeram dan kuangkat, ia megap-megap kehabisan nafas tapi masih merasakan tinju dariku.

“Am....pun...” aku masih bisa mendengarnya bicara begitu.

“Lu ingat nama ini sebelum lumpuh. Bawa sampai neraka.” Bisikku. “Zaki Rakai. Nama gue, Zaki Rakai.”

Aku menahan kepalanya ke tembok, kutempelkan di sana, dan kupukul pelipisnya.

Ia tak bisa kemana-mana, posisinya terjepit antara dinding dan tinjuku.

Kuhantam ia berkali-kali. Tembok itu sampai retak.

Aku punya penjara yang lebih baik daripada penjara buatan manusia.

Yaitu, terperangkap dalam tubuh rusak. Tak bisa bergerak, tak bisa kemana-mana. Tak bisa melihat tak bisa mendengar. Tak bisa bicara.

Tapi masih bisa berpikir.

Lalu kujatuhkan tubuh itu ke lantai. Darah dimana-mana.

“Khehehe,” aku puas. Saking puasnya aku sampai terkekeh.

Lalu kudengar sirine ambulans.

Dan aku menoleh ke belakang.

Wah... ternyata ramai juga yang menonton.

Kulihat di barisan depan, ada Artemis CS. Si Temmy bahkan masih dengan posisi menggendong Aram.

“Zaki...” Baron menggelengkan kepalanya melihatku. “Fix, khodam lo excavator proyek.”

**

1
Daanii Irsyad Aufa
walah pengantin basi kena miskom jdi pisah
Daanii Irsyad Aufa
Luar biasa karyaa maddam emg selalu ok
Daanii Irsyad Aufa
nice, permintaan yg bagus Kayla
Daanii Irsyad Aufa
bahasanya tolong 🤭
Daanii Irsyad Aufa
wahai para suami dengerin nih omongan pak Zaki..
Daanii Irsyad Aufa
wah ngenes bgt
Daanii Irsyad Aufa
kalo suami sudah mulai menyakiti baik fisik maupun psikis PLEASE TOLONG CARI BANTUAN
Daanii Irsyad Aufa
bojone Kayla gaweke kopi sianida pie??
Daanii Irsyad Aufa
waduh intro nya ngeri - ngeri sedap nih
🌺tyy
seperti biasa,luar biasa karya kakak, terimakasih ❤️
Titik Handayani
mantaappp
Siti Kurniawati
semua karya author bagus semua, aku suka ceritanya tak bisa ditebak, keren banget, semangat terus Yo Thor...
Siti Kurniawati
wahhhhhh...
hania putri
bapak nya baby aram dan mamak nya baby arum berjodoh nih
HARTINMARLIN
assalamualaikum hai 🖐️ salam kenal dari ku
Silvi
Luar biasa
Gayatri Ayu Paramayoga
exca 2000PC 😂😂😂
Gayatri Ayu Paramayoga
paragraf ini pasti jadi perdebatan 😂😂😂
Irma Dwi
akhirnya tamat dan happy ending 🥰,,,,

maaf y Thor bacanya maraton tp untuk like dan komen ngak pernah absen kog 😁😁😁,,,,
Irma Dwi
😂😂😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!