Alea baru mengetahui dirinya hamil saat suaminya telah pergi meninggalkannya. Hal itu di sebabkan karena sang suami yang kecewa terhadap sikapnya yang tak pernah bisa menghargai sang suami.
Beberapa bulan kemudian, mereka kembali bertemu. Suami Alea kini menjadi seorang CEO tampan dan sukses, suaminya secara tiba-tiba menemuinya dan akan mengambil anak yang baru saja dia lahirkan semalam.
"Kau telah menyembunyikan kehamilanmu, dan sekarang aku datang kembali untuk mengambil hak asuh anakku darimu,"
"Jangan hiks ... aku ... aku akan melakukan apapun, tapi jangan ambil putriku!"
Bagaimana selanjutnya? apakah Ady yang merupakan suami dari Alea akan mengembalikan putrinya pada ibu kandungnya? ataukah Ady akan mengambil putri Alea yang baru saja dia lahirkan semalam?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kenz....567, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 2: melepasnya
Kini malam sudah semakin larut tetapi Alea belum juga pulang. Ady tetap setia menunggu istrinya pulang di depan rumah mereka, bahkan setiap detik dia melihat jam tangannya untuk melihat waktu.
"Alea mana sih, kok jam segini belum pulang juga," khawatir Ady.
Tak lama terdengar suara mobil memasuki pekarangan rumah, Ady membulatkan matanya ketika melihat Alea yang pulang di antar oleh laki-laki yang ia tak kenal.
"Makasih yah Dion," ujar Alea.
"Sama-sama, gue langsung balik ya. Kapan-kapan kita have fun lagi," ujar pria yang bernama Dion itu setelah itu dia masuk kembali ke mobilnya dan menjauhi pekarangan rumah Alea.
Alea berbalik, dia menatap suaminya yang tengah menatapnya tajam. Tetapi dia tak memperdulikannya dan berjalan masuk rumahnya.
"Alea!" sentak Ady.
Alea berbalik, dia menghela nafasnya ketika Ady menarik tangannya memasuki rumah.
"kenapa sih mas?! Aku capek tau gak?" kesal Alea.
"kamu capek pulang kerja, atau capek senang-senang sama selingkuhan kamu itu?" marah Ady.
"Selingkuhan apa sih mas? Dia itu cuma temanku, gak lebih!" sentak Alea.
PRANG!
Alea terkejut ketika melihat Ady memukul cermin yang berada di dekatnya. Dia juga menatap takut Ady yang menatapnya dengan penuh Amarah.
"SELAMA INI AKU SUDAH SABAR MENGHADAPI SIKAP KAMU YANG KELEWAT BATAS ALEA! PANTAS SAJA KAU TIDAK PERNAH MAU MEMBERIKU ANAK!" bentak Ady.
Alea sontak saja terkejut mendengar bentakan Ady, dia menatap ady tak kalah tajam. Dirinya tidak terima di bentak seperti itu.
"Lebih baik kita cerai saja mas! kita gak cocok dan gak bakal pernah cocok! aku masih ingin melanjutkan karirku, dan menunda punya anak. Tapi kau! kau selalu minta Anak, anak dan anak padaku!" ujar Alea
"Apa? cerai? kau kira pernikahan ini main-main huh? Aku telah berjanji di depan ayahmu untuk menjaga putrinya dan mengajari putrinya, dan sekarang ... bahkan untuk menyiapkan kebutuhanku pun saja kau tak bisa!" marah Ady.
Alea membalikkan tubuhnya, dia melangkahkan kakinya berjalan memasuki kamar. Tetapi suara Ady membuat langkahnya terhenti.
"Jangan sampai karirmu itu membuatmu durhaka pada suamimu sendiri!" sentak Ady dan keluar dari rumah dengan membanting pintu.
Alea terdiam, entah mengapa ada rasa bersalah di dalam dirinya. Netranya menatap pecahan kaca yang terdapat bercak darah.
***
Ady mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi, dia tak perduli lagi dengan angin malam yang menusuk kulitnya.
Sesampainya dia di sebuah rumah, Ady langsung turun dari motornya dan mengetuk pintu rumah tersebut.
Tok!
Tok!
Cklek!
"Loh, bang Putra?" heran seorang remaja laki-laki.
"Abang mau ketemu ibu bisa?" tanya Ady.
"Bisa kak, ayo masuk dulu." Ujar remaja itu sembari memberi Ady Jalan.
Ady memasuki rumah itu, rumah yang menjadi saksi pernikahannya dengan wanita yang ia cintai.
Netranya melihat seorang wanita paru baya yang baru saja keluar kamar sambil berpegangan dengan dinding.
"Loh, ada nak Putra, kok gak bareng Alea?" tanya seorang wanita paru baya itu yang merupakan ibu dari Alea bernama Rose.
Alea dan keluarganya memanggil Ady dengan sebutan putra, memang sejak pertama kali Ady bertemu dengan Alea dia menyebut jika namanya adalah Putra.
Ady tak menjawab, seketika Ady berlutut dan menangis yang mana membuat mertuanya dan juga adik iparnya bingung.
"Nak Putra kenapa?" bingung Rose.
"Hiks ... Maafkan Putra bu, Putra belum bisa jadi suami yang baik untuk putri ibu. Putra lelah dengan perjuangan Putra untuk merubahnya kembali seperti dulu hiks ... Alea kini semakin berulah, dia bahkan suka pulang larut malam dan tak menghargaiku sebagai suami. untuk itu izinkan Putra melepas Alea kembali kedalam keluarga ini, Putra lelah bu." ujar Ady sembari terisak.
Sontak Rose langsung memegangi kepalanya, sehingga Ady dan adik iparnya langsung menahan tubuh Rose.
"Ibu! Ibu kenapa bu," panik Ady.
"Edgar, kita bawa ibu masuk kedalam kamar." pinta Ady kepada adik iparnya yang bernama Edgar.
Edgar mengangguk, dia membantu Ady membawa ibunya ke dalam kamar.
"Mana yang sakit bu?" tanya Ady ketika Rose sudah merebahkan dirinya.
"Bang, sedari kemarin darah tinggi ibu kumat terus. Edgar sudah menelpon kak Alea dan menyuruhnya kesini, tetapi kakak selalu berkata bahwa dirinya sibuk." terang Edgar sembari menatap Ady.
Ady tentu saja terkejut, dia tak habis pikir dengan jalan pikir sang istri. Bagaimana bisa karir membuat wanita itu melupakan keluarganya.
"Kenapa gak di bawa ke rumah sakit?" tanya Ady.
"Ibu gak mau, katanya dia mau kerumah sakit sama kak Alea," jawab Edgar.
"Putra ...," lirih Rose.
Ady segera mendekat, dia mendekatkan telinganya pada bibir Rose yang sepertinya ingin berbicara sesuatu.
"Lepaskan Alea nak, ibu izinkan kamu untuk melepas putri ibu. Kamu pria baik, ibu gak mau kamu terus di siksa dengan pernikahan kalian." ujar Rose dengan nada terbata-bata.
Ady menangis, begitu pula dengan Edgar. Tak lama kemudian mereka melihat Rose yang memejamkan matanya dan tidak kembali membukanya. Bahkan Lengannya sudah lemas yang mana membuat Ady dan Edgar panik.
"Ibu!" panik Edgar.
Ady mengecek denyut nadi Rose, tetapi ia tidak menemukannya. Ady menatap Edgar sembari menggelengkan kepalanya.
"IBU!" sentak Edgar sembari memeluk ibunya.
Ady tak kuasa menahan tangisnya, dia mengambil ponselnya untuk menghubungi Alea tetapi ponselnya tak aktif yang mana membuat Ady bertambah marah.
"Bang hiks ... Ibu bang hiks ...," isak Edgar.
Ady memeluk Edgar menyalurkan kekuatannya untuk remaja berusia 15 tahun itu.
"Maaf kan abang, mungkin jika abang gak dateng ibu masih ada," sesal Ady.
"Gak bang! Ini semua karena kak Alea! dia yang buat ibu jadi begini hiks ... Dia gak pernah mengunjungi ibu bang, bahkan dia tak pernah menelpon ibu hanya untuk sekedar beri kabar hiks ... Ibu kangen dengan kak Alea bang," isak Edgar.
Ady melepaskan pelukan mereka, dia menatap Edgar yang masih menangis.
"Kenapa kau tak pernah bilang pada abang?" tanya Ady.
"Ibu takut bang putra marah dengan kak Alea hiks ... Ibu sangat sayang pada kak Alea bang hiks ... Benar kata ibu, abang lepaskan kak Alea hiks ... Abang orang baik, pasti banyak yang lebih pantas untuk abang." ujar Edgar sambil menghapus air matanya.
Ady terdiam, pikirannya kini berkecamuk karena dua hal. yaitu antara dia mempertahankan pernikahan mereka dan terus berusaha membuat Alea berubah ataukah cukup sampai disini.
"Abang gak usah pedulikan Edgar, sekarang Edgar sudah kerja walaupun hanya menjadi penjaga toko kecil. Yang terpenting abang bahagia," ujar Edgar dengan tulus.
Ady tak tega melihat adik iparnya yang begitu tegar, bahkan di umurnya yang masih 15 tahun Edgar sudah hidup tanpa irang tua dan sudah berpikir dewasa.
"Abang akan membantu mengurusi jenazah ibu dan abang juga akan pulang dam bilang ke kakakmu," ujar Ady.
"Jangan kak," tolak Edgar yang mana membuat Ady bingung.
"Jangan pernah bilang padanya, biar dia menyadari sendiri. Lebih baik kakak mengurus perceraian dengan kak Alea agar kalian segera berpisah," pinta Edgar.
alea &ady 👍👍👍
Barulah crita mreka remaja.
Dan crita ttg Bela.
Apkh Bela mempunyai watak buruk?
yaitu dia ahirny jdi seorang pelakor?
Trimksih Author critany yg membuat Sy terhibur.