Keluarga besar yang sangat berkuasa, namun memiliki beberapa pewaris yang saling bertikai untuk memperebutkan kekuasaan puncak.
Salah satu dari mereka tidak peduli bersaing dengan cara kotor sekalipun, karena di dasari dengan selalu kalah dalam hal kekuatan bertarung kelompok maupun individunya.
Keluarga berkuasa itu, adalah keluarga Button.
Keluarga ini menguasai politik, bisnis dan dunia bawah tanah.
Saking kuatnya keluarga Button yang menetap di ibukota negara Trukotan yaitu kota Katao, sehingga jika orang-orang dari keturunan keluarga besar dan kecil lainnya, mereka mendengar tentang keluarga Button langsung terkejut....
=
=
Yuk ikuti kisahnya..
Sengaja menggunakan nama negara maupun kota yang asal sebut agar imajinasi lebih liar...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wissuwe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
015 RENCANA GAGAL
Chapter 015. RENCANA GAGAL.
\=
Di dalam mobil sedan BMW hitam yang melaju kencang, setelah mengambil mobil orang yang pertama merampok adalah orang yang tidak bisa mengemudi, sehingga dia menumpang pada temannya.
Mereka berdua langsung memutar musik karena mobil ini di lengkapi dengan itu dan cukup mewah.
Suara musik keras terdengar di dalam mobil, tidak lama setelah musik di nyalakan telfon di sakunya berdering.
Dia mengambil ponsel itu, karena dia cukup bodoh mengambil ponsel tidak di matikan dan main ambil saja akhirnya di jawab panggilan telfonnya.
"Halo...Siap ini?" tanya dia heran.
Di sana tidak ada jawaban, namun orang yang mengemudi langsung mematikan ponsel di tangan temannya dengan sigap.
"Apa kamu bodoh, jika orang itu adalah temannya kita dalam bahaya?" ucap orang yang mengemudi lalu menonaktifkan ponsel itu dengan cepat.
Padahal dia tahu temannya bodoh, namun tetap saja di tanyakan karena dia saking gugup dan kesalnya.
Orang yang di rampok itu pasti orang kaya dan bisa jadi melacak mereka, sehingga dia sangat marah.
Sedangkan dia tidak mengambil ponsel orang yang dia rampok.
Hanya dia saja yang di ambil semuanya, jika saja dia membawa catut pasti gigi emas milik pemimpin kelompok yang menyerang Alda dia ambil juga.
"Mana aku tahu, aku pikir ponsel ini bagus dan mahal sehingga bisa buat beli minuman nantinya!" jawab dia acuh tak acuh.
Kalung rantai emas yang baru saja dia curi juga langsung di kenakan, sehingga penampilan dia langsung terlihat keren.
Temanya sudah tidak ingin lagi berbicara dengan dia, karena akan percuma dan hasilnya akan menambah emosi saja.
*
Di sisi lain.
Sugi yang menelfon dan telfonnya langsung di matikan setelah di jawab beberapa saat langsung emosi.
Dia marah, apa yang sebenarnya terjadi dia tidak tahu! Akhirnya kembali menelfon namun ponsel itu sudah tidak aktif.
Rasa gelisah makin banyak, dia akhirnya meminta pihak dari keluarga Sanggoro yang biasa melacak sesuatu dan dia menyerahkan terakhir kali nomer itu di hubungi.
Dia soalnya tidak punya nomor anak buah lainnya, hanya nomer anak buah paling cakap saja.
Namun jika benar-benar di cari, nomer anak buah lainnya bisa di dapatkan.
Setelah menunggu selama 10 menit, dia mendapatkan kabar bahwa nomor itu aktif terakhir kali di kawasan kumuh pinggiran kota Emerald.
Dia dengan terpaksa turun tangan langsung untuk masalah ini, akhirnya dia pergi dengan cepat.
*
Sugi, sampai di pinggiran kota Emerald yang kumuh itu satu jam kemudian! Dia berhenti di jalanan di mana ada mayat berserakan, karena ini bukan jalan utama sehingga jarang sekali orang lewat.
Sehingga setelah satu jam lamanya mayat yang berserakan itu belum ada yang menemukan, hingga akhirnya Sugi datang.
Saat melihat itu dan mengecek bahwa itu semua adalah orang-orangnya dia langsung mengepalkan tangan dengan sangat kuat.
"Bedebah, kenapa mereka semua bisa terbunuh?" bentak dia sambil memukul udara.
Dia tahu rencananya gagal, sehingga dia langsung berpikir keras.
"Cari di mana mobil-mobil pasukan kita berada sekarang!" ucap Sugi melalui telfonnya.
Belum juga ada jawaban dari sebrang sana, Sugi langsung masuk ke dalam mobil lagi dan pergi. Dia akan kembali dulu lalu menyuruh orang untuk mengurus mayat-mayat anak buahnya.
*
Sedangkan Alda, Riko dan yang lainnya kini sudah mengemudi hampir semalaman di sepanjang jalur pinggiran kota Emerald.
Jalan lurus dan panjang dengan di sisi kiri kanannya hanya terdapat ladang tanaman jagung yang luas, mereka mengemudi dengan kencang malah lebih cepat dari saat mereka mengemudi di kota Emerald.
Meskipun ini masih bagian dari kota Emerald, namun sudah jauh dari pusat kota.
Sebentar lagi mereka akan masuk ke dalam kota kecil yang terdapat di sebelah timur kota Emerald, orang biasa menyebut kota Emerald kecil bagian timur.
30 menit kemudian dua mobil besar sampai di perbatasan kota Emerald kecil, di sini sangat ramai meskipun tidak ada gedung pencakar langit yang berderet di pinggir jalan.
Namun hanya ada beberapa gedung saja, sisanya hanya bangunan berlantai rendah! Terbentuknya kota Emerald kecil itu karena di sini banyak terdapat pabrik hasil perkebunan dari ladang maupun lereng pegunungan bagian timur.
Karena jika di bawa ke kota Emerald langsung atau di distributorkan ke kota lain langsung akan sulit di kontrol.
Kota ini di dirikan oleh keluarga Setiadi sebelumnya, sehingga kontrol atas kota ini di kelola oleh keluarga Setiadi meskipun hanya di balik layar.
Sehingga banyak orang yang tidak tahu, hanya orang-orang tertentu saja yang tahu akan kebenaran ini.
"Kita istirahat di sini untuk mendinginkan kendaraan dan mengisi bahan bakar!" ucap Riko pada Tama yang ada di sebelahnya.
Mobil Mercedes Benz G-Class ada di depan sehingga setelah mobil ini melambat setelah memasuki kota mobil Hummer H2 yang di kemudian oleh Dion ikut melambat.
Setelah beberapa kilometer ada rest area, mereka menepi.
Meskipun di kota Emerald kecil ini banyak mobil mewah, tetap saja dua mobil itu menarik perhatian orang yang sedang mengisi bahan bakar mobil masing-masing, meskipun hanya sedikit orang karena sudah dini hari dan pagi hampir tiba.
"Sial, mobil yang bagus!" ucap seseorang di dalam mobil Volkswagen.
"Jika itu bagus, maka beli lah!" ucap pacarnya mengingatkan.
"Sayang, nanti jika bisnis kita sukses!" jawab si laki-laki itu.
Keduanya habis bersenang-senang di kota Emerald dan baru kembali ke kota Emerald kecil ini sekarang.
Riko dan Dion lebih memilih memarkir mobilnya terlebih dahulu di pinggiran karena hendak membeli sesuatu di rest area.
Setelah empat orang itu keluar, orang yang di dalam mobil Volkswagen langsung berseru.
"Mana mungkin, di dalamnya hanya ada pemuda miskin!" ucap sang laki-laki itu.
"Sayang, apa itu mobil curian! Sekarang sudah jaman mobil mewah seperti itu di curi!" ujar pacarnya.
"Sudahlah, tidak perlu di abaikan! Jika kita tidak ingin punya masalah." jawab si laki-laki.
Dia takut, karena melihat wajah ganas Riko meskipun wajah itu sangat elegan dan cukup tampan namun ketegasan dari rahangnya yang lurus sangat jelas.
Di tambah sorot matanya yang tajam seperti hendak memangsa siapa saja musuhnya.
Riko, Alda, Tama dan Doni keluar dari mobil lalu menuju ke restoran yang ada di sana.
Di restoran itu tidak ada pengunjung, karena sekarang dini hari, di tambah restoran ini hanya menyediakan makanan cepat saji.
Ke empatnya duduk di kursi yang tersedia, restoran itu tidak besar hanya ada beberapa meja saja di sana.
"Tuan, mau pesan apa?" ucap pelayan wanita paruh baya.
"Pesan kopi satu..!" ucap Alda.
"Satu lagi kopinya lalu ini, ini dan ini...!" ucap Tama menunjuk banyak menu.
Sedangkan Riko dan Dion memesan seperlunya.
Wanita pelayan paruh baya itu mencatat semuanya, lalu segera berbalik untuk membuat pesanan.
\=
..