Seorang anak kecil yang kuat dan tangguh sehingga menjadi sukses diusia dewasa, mampu melawan kerasnya kehidupan dunia.
Diusianya yang memasuki belasan tahun ia harus diuji dengan lingkungan yang toxic sehingga menjadikan dia perempuan tangguh dan harus mampu menjalani kerasnya hidup.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 1
Prolog...
Gadis kecil disuatu Desa Peno bernama Anggraeni Munawarah merupakan anak yang pendiam dan penyayang, meski kecerdasannya rata-rata hanya kelas menengah namun dia mampu berbaur di lingkungan yang dia tempati. Gadis tersebut dikenal dengan nama Reni, masih memiliki kedua orang tua. Ibunya bernama Wati Ramadani dan ayahnya bernama Muhammad Ahsan. Ia dilahirkan sebagai anak pertama dan memiliki dua adik perempuan bernama Nayla Bayduri dan Naysa Mawadah, meski kedua adiknya tidak kembar tetapi wajahnya sangat mirip bahkan namanya pun hampir sama.
Reni gadis yang dapat diandalkan untuk membantu kehidupan orang tuanya, sejak kecil sudah terbiasa membantu ibunya menjaga adik bungsunya ketika orang tuanya bertani. Selain itu, dia dapat diandalkan untuk membantu menjual sayur keliling kampung, membantu memetik buah hasil kebun untuk dijual, dan menjual gorengan di sekolah.
Pada saat usianya 8 tahun lahir adik bungsunya bernama Naysa. Ibu Wati berkata "adikmu sudah lahir nak, perempuan. Tanggung jawabmu menjaga adik bertambah". Reni menjawab dengan pelan "baik bu, semoga aku bisa menjadi kakak yang baik".
"Harus bisa nak karna km anak pertama" jawab ibu lagi. Ibu terdiam memikirkan anak-anaknya semoga kelak sukses dan selalu bahagia. "Aamiin" ucapnya dalam hati.
"insya Allah pekan depan akan diadakan akikah untuk adikmu, kamu bantu-bantu di dapur ya dengan tetangga yang datang" kata ibu. "baik bu" jawab Reni.
"Siapa nama adik bu?"
"Namanya Naysa Mawadah, lantas kemana ayahmu Ren?" tanya ibu. "ayah di belakang rumah bu, sedang kasih pakan kambing" jawabnya. "ayahmu urusi kambing terus padahal belum waktunya dikasih makan, huh" gerutu ibu. "emang kenapa bu?" tanya Reni heran. "tidak apapa".
"ya udah bu, aku ke belakang dulu mau mencuci pakaian, ibu mau titip?". "Boleh nak, tolong cucikan pakaian ibu yang ada di keranjang". "Baik bu" jawab Reni.
Disaat akan mencuci Reni bertemu dengan Nayla yang sedang menjemur pakaian. Nayla rajin belajar, sibuk dengan dunianya sendiri, kalau disuruh bantu memasak ataupun membersihkan rumah selalu beralasan belajar padahal hanya sibuk menata bukunya. "Ntahlah" gumam Reni.
Reni mencuci pakaiannya, pakaian ibu, pakaian ayah dan juga Naysa yang masih bayi. Selesai mencuci dia menjemur dengan bersenandung manyanyikan lagu shalawat. Hingga dia mendengar Nayla berceletuk, "menjemur ya menjemur saja tidak usah menyanyi segala suaranya bikin berisik" sambil ketawa. Reni menjawab "biarlah supaya dapat pahala, supaya dapat syafaat".
"eh Nay, kamu suka punya adik?"
"iya suka apalagi cewek, wah bisa main bareng, bisa disuruh suruh juga, hahaha" tawanya.
"hahaha" Renipun ikut tertawa, "bener juga tuh". "tapi kamu tuh harus bisa bantu² juga di dapur, masak, nyapu, cuci piring, atau angkat air gitu, kita bagi tugas, apalagi ibu baru selesai melahirkan pasti butuh istirahat banyak".
"aku malas bantu², enakan di kamar belajar" kata Nayla.
"Gayamu belajar padahal cuma nyusun buku doang, huuuu"... Setelah percakapan itu Nayla pergi entah kemana. Reni hanya mendengus setelah kepergian adiknya. Reni penyayang, sabar meski keras juga sih sikapnya hehehe.
Reni ke dapur waktunya masak, kebetulan hari ini libur sekolah karna tanggal merah. Tepatnya hari Sabtu, libur karna Nyepi atau hari raya umat Hindu. Disana Reni menyiapkan beras untuk dicuci lalu dimasak di dapur kayu, masih menggunakan kayu bakar, menyiapkan sayur untuk disayur bening, anak seusianya belum pandai masak ya anggap saja masih belajar dikit dikit.
*
*
*
...Happy Reading, maaf masih belepotan tulisannya, karya pertamaku ♡♡♡...