FOLLOW IG AUTHOR @ZARIN.VIOLETTA
INI GENRE KEHIDUPAN BARAT/LN YANG LUMAYAN BEBAS ... JADI YANG GA SUKA GENRE INI MENDING GA USAH BACA YAA... TOLONG DI SKIP AJA N JANGAN DIBACA!!!
WARNING!!! HANYA UNTUK KAWASAN DEWASA DAN SETTING LUAR NEGERI..
BELLE DAWN BROWN, seorang gadis cantik dengan segala kemandiriannya. Kepergiannya karena tugas ke New York membuatnya bertemu dengan sosok BRYAN RILEY ROBERT melalui aplikasi dating populer di internet.
Uniknya, Belle hanya ingin melakukan kencan singkat dengan Bryan tanpa saling mengenal dan melihat satu sama lain. Jadi Belle meminta syarat untuk bertemu di ruangan gelap dan melakukan kencan singkat selama di New York.
SEPERTI BIASA..CIRI KHAS NOVEL OTOR TIDAK ADA PERSELINGKUHAN/PELAKOR/PEBINOR YA..OTOR ANTI BEGITUAN SOALNYA..HEHEHE..SELAMAT MEMBACA..
NO HATE KOMEN!!!
(Sedang dalam proses revisi puebi dll)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#33
Tak terasa Belle berkeliling sampai menjelang malam. Dan Bryan juga belum meneleponnya. Jadi Belle santai saja menikmati kota New York hari ini.
Belle berhenti di sebuah cafe. Dia membuka ponselnya dan ternyata ponselnya mati karena baterainya habis.
"Oh my God ... Aku tak sadar ponselku mati. Bryan pasti mencariku," kata Belle.
Lalu Belle segera beranjak dari kursi dan mencegat taxi lalu pulang ke mansion Bryan.
Belle tiba di mansion dan ternyata sudah banyak orang disana. Orang orang yang tak dikenal Belle. Ada sekitar 20an orang disana. Hanya beberapa saja yang dikenalnya. Yaitu, Brad, Allan, Alice dan Jenny.
Alice dan Jenny tampak ada di dapur menyiapkan makanan untuk para tamu disana.
Belle tak suka dengan pemandangan itu. Ini mansion Bryan, bukan? Seharusnya Belle yang menyiapkan semuanya.
Belle tak melihat keberadaan Bryan disana.
"Belle?" panggil Jenny.
Belle tersenyum samar.
"Sorry, kau tidak bisa dihubungi tadi. Bryan memberi nomermu pada kami. Tapi ponselmu tidak aktif," kata Jenny yang masih sibuk menata kue kue kecil bikinan Alice di sebuah nampan.
"Aku ke dalam dulu," kata Belle.
"Oke, cepatlah kemari," balas Jenny dengan senyum cerianya.
Alice terlalu sibuk sampai tak menyapa Belle yang notabene adalah kekasih Bryan yang memiliki mansion ini.
Belle masuk ke kamar dan melihat Bryan dengan wajahnya yang tajam.
"Kau kemana saja? Kau tahu aku kebingungan mencarimu?" tanya Bryan dingin.
"Sorry, ponselku mati. Aku hanya berbelanja saja," jawab Belle kemudian menaruh barang belanjaan dan tasnya di lantai lalu masuk ke kamar mandi.
Bryan menarik tangan Belle dan menangkup pipinya.
"Jangan seperti ini lagi, mengerti?" Bryan mengecup bibir Belle.
"Hmm ... By the way, happy birthday. Aku tak tahu kau berulang tahun hari ini," jawab Belle datar lalu melepaskan tangan Bryan dan masuk ke kamar mandi.
Bryan kemudian keluar dari kamar dan menemui teman temannya diluar.
Meskipun suasana hatinya buruk tapi dia tetap harus menyambut teman temannya.
Belle selesai mandi, tapi enggan keluar dari kamar. Hatinya di penuh kabut yang membuatnya badmood.
Belle malas jika harus berpura pura baik baik saja padahal kenyataannya tidak. Belle cenderung jujur dan tak pernah menutupi perasaannya.
Belle menuju ranjang dan memilih tidur karena kebetulan dirinya juga sangat lelah.
"Bryan, di mana Belle?" tanya Jenny.
"Dia masih mandi," jawab Bryan.
"Ayo silahkan. Makan ini. Ini buatanku," kata Alice ceria menyajikan kuenya.
"Thanks, Alice," ucap Bryan.
Bryan menyuruh chefnya membuat berbagai barbeque di halaman belakang dengan view kolam renang dan taman.
2 jam berlalu, tetapi Bryan tak melihat Belle keluar. Dia kembali ke kamarnya untuk memanggil Belle.
Bryan melihat Belle tidur dan itu sedikit membuatnya kesal.
"Kau tidak keluar menemui teman-temanku?" tanya Bryan.
"Aku lelah," jawab Belle malas.
"Keluarlah sebentar, lalu kau bisa masuk lagi," kata Bryan.
"Tidak, aku sedang tidak mood," jawab Belle yang masih memejamkan matanya.
"Dewasalah, Bell," kata Bryan.
"Bukankah sudah ada Alice?" kata Belle.
"Kau marah karena Alice di sini?" tanya Bryan.
"Aku tak suka melihatnya," jawab Belle.
"Dia temanku. Jangan kekanakan. Dia baik dan tak pernah macam-macam denganku," kata Bryan.
"Pergilah, aku tak ingin berdebat denganmu. Jangan pedulikan aku," kata Belle.
Bryan akhirnya keluar dari kamar dengan hati kesalnya. Bryan belum memahami Belle yang menurutnya bersikap kekanakan saat ini.
JANGAN LUPA LIKE KOMEN VOTE FAVORIT DAN HADIAH YAA. ❤❤