Sinopsi cerita
Gadis cantik yang bernama Julia anita, putri dari seorang pengusaha hebat sanjaya kusuma, diasingkan oleh keluarganya sedari kecil. Ia sedari memasuki dunia pendidikan, kedua orang tuanya, saudara ataupu saudarinya, kakek neneknya bahkan keluarga besarnya tidak mermperdulikan dirinya. Ya, walaupun secara finansial, hidunya juga ditanggung, namun biaya yang diberikan tak sama dengan saudarnnya yang lain. Ia juga tak pernah mendapat kasih sayang dan perhatian dari keluarganya.
karena merasa lelah dengan perlakuan kedua orang tuanya dan keluarganya itu, akhirnya Julia memutuskan untuk menyerah dan fokus pada hidupnya sendiri. ia berhenti mengharapkan kasih sayang keluarganya dan memilih untuk menjauh.
Lalu, bagaimanakah kisah selanjutnya ? di kepoin aja..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13. bersikap baik
Namun Raka tak menjawab pertanyaan itu ia langsung bergegas meninggalkan Ridho yang masih terbengong-bengong dan pergi menuju kamar sang adik. Di sana Raka lagi lagi mengetuk pintu dan memanggil nama adiknya.
Tok tok tok
"Lia Ini kakak. Kakak membawakan makan siang untukmu." Seru Raka di depan pintu adiknya. tapi tak ada respon dan pergerakan dari dalam kamar. sementara Raka masih bertahan di posisinya. ia mengetuk kembali pintu adiknya namun tetap tak mendapatkan respon.
"di mana Julia.. apa jangan-jangan sedang tidur ya, atau sedang di kamar mandi..??" ucap Raka bertanya-tanya.
Karena tak kunjung ada respon dari dalam Raka memutuskan untuk membuka pintu itu. Beruntung pintu tersebut tak Julia kunci.
Ceklek
Raka pun masuk ke dalam kamar sang adik. Iya melihat Julia Yang Sudah terlelap di atas kasurnya dengan baju seragam yang masih melekat di tubuhnya. Julia hanya mencopot sepatunya saja. Melihat Julia yang tertidur tenang seperti itu membuat Raka meletakkan makanan yang tadi ia bawa ke atas nakas kemudian berjalan mendekat ke arah sang adik. Raka mengamati wajah damai adiknya itu, seketika ada rasa bersalah menyeruak muncul dalam sanubarinya. Ia mengelus pelan lembut pipi sang adiknya itu.
"Kenapa tidur begitu lelap. Padahal kamu belum mengisi perutmu." Gumamnya dengan pelan. Seolah ia ragu akan membangunkan adiknya atau tidak. Tapi ia tidak ingin adiknya kelaparan untuk kali ini. Akhirnya Raka memutuskan untuk membangunkannya.
" Lia. Julia ayo bangun. Kakak sudah membawakan makan siang untukmu." Ujar Raka yang membangunkan tubuh Sang adik dengan cara menggoyang-goyangkan tubuhnya. Julia yang memang muda terbangun itu pun langsung menggeliat. Kemudian dengan pelan membuka matanya. Sontak saja ia terkejut melihat keberadaan sang kakak pertama di sana.
"Kamu !! Sedang apa di sini !! Kenapa tiba-tiba berada di kamarku !!" Seru Julia dengan suara serak nya karena baru bangun dari tidurnya.
Tak habis pikir padahal hanya tidur beberapa menit saja Julia sudah langsung terlelap dan bahkan tak menyadari kedatangan kakaknya.
Mendengar penuturan sang adik, Raka tiba-tiba menjadi speechless sendiri. Ketika Julia berseru tadi, tak ada lagi panggilan kakak yang keluar dari mulutnya melainkan hanya panggilan kamu seperti berasa orang lain saja.
Tapi tidak apa-apa, Raka pun langsung mengulas senyum melihat sang adik yang mengucek-ngucek matanya itu. Dan sepertinya mata Julia agak berat untuk dibuka.
"Kakak ke sini membawakan makan siang untukmu. Ganti baju dan makanlah dulu. Setelah itu baru kamu lanjutkan untuk tidur." Ujar Raka sambil mengusap-usap pelan kepala adiknya itu.
Entah kapan terakhir kali Raka melakukan hal itu kepada sang adik. Yang pasti sudah tidak ingat lagi. Julia pun langsung dibuat melongo melihat perlakuan kakaknya yang tiba-tiba menjadi hangat dan dilayani seperti itu.
"Kamu kenapa ?? Sedang tidak terjadi apa-apa kan..??" Tanya Julia lagi kepada sang kakak tanpa memanggil embel-embel kakak. Dan saat ini Raka mengerti. Pasti Julia sedang berusaha menjaga jarak dengannya. Tapi tidak apa-apa, Raka akan mencoba memulai semua ini dari awal lagi.
"Raka menggelengkan kepalanya dengan pelan. kemudian kembali tersenyum kepada adiknya.
"kakak tidak apa-apa. dan sebaiknya segera ganti baju dan makan siang lah. tidak baik menunda-nunda waktu makan. nanti kamu malah menjadi sakit." ujar Raka kepada Julia. Julia lagi-lagi hanya dibuat melongoh dengan penuturan Raka.
ada apa dengan saudara pertamanya ini. bukankah sudah hal biasa baginya makan di waktu yang sudah terlewat. bahkan Raka juga tak pernah memperhatikannya seperti yang ia lakukan saat ini. lagi-lagi Julia hanya dibuat melongor tentang perubahan kakaknya itu. tapi ia tidak ingin terpesona, ia takut terluka lagi.
"Iya terima kasih kalau begitu. aku akan ganti baju dan makan nanti. dan sebaiknya tolong keluarlah dari kamarku..." ujar Julia sedikit memberikan nada pengusiran walaupun dengan kata tolong. Raka pun mengerti, adiknya pasti masih sedang menjaga jarak dengannya. maka jika ingin mengembalikan adiknya seperti semula, iya harus pelan-pelan meyakinkan sang adik.
Waktu senja pun menjelang. Hari ini adalah malam minggu bagi para kaum muda untuk bersenang-senang. Dalam artian bebas berjalan-jalan ke mana saja asalkan tidak ke tempat pelacuran Wakwaw...
Seperti biasa, keluarga Sanjaya Kusuma juga tidak akan tinggal diam menyambut malam yang panjang ini. Hari ini mereka semua punya jadwal untuk makan di luar, hangout bersama keluarga besar mereka.
Terlihat, semua anggota keluarga sudah pada berkumpul dengan tampilan yang begitu mewah dan elegan. Tapi tentu saja, di sana Julia tak melibatkan dirinya. Tak mau lagi merengek untuk meminta ikut bergabung dalam perkumpulan itu. Tak lama si kembar pun keluar dengan tampilan yang sangat cantik dan begitu anggun.
"Mama, papa, kakak. Kita berdua sudah siap. Ayo berangkat.." ujar si kembar kepada keluarganya yang tengah duduk di ruang tamu itu.
Sang nyonya Sanjaya tersenyum melihat putri-putrinya yang sudah begitu cantik dan anggun. Begitu juga dengan sang kepala keluarga. Mereka semua tersenyum melihat betapa cantiknya gadis-gadis dari keluarga Sanjaya ini.
"Baiklah... Ayo..." Ujar nyonya Sanjaya seperti biasa. Iya sejenak melupakan Putri tengahnya itu, karena mereka memang belum terbiasa atau tak terbiasa melakukan hal itu kepada Julia. jadi, entah kenapa mereka malah melupakan dirinya.
Dan saat mereka akan berlalu dari sana. Mereka mendengar suara langkah kaki menuruni tangga. Mereka semua langsung mengarahkan pandangan mereka ke arah Julia yang sudah berpakaian lengkap itu.
"Julia... Kamu juga sudah siap nak... Hampir saja Mama melupakanmu. Ya sudah ayo berangkat..." Ujar nyonya Sanjaya kepada putrinya. dia merasa malu kepada dirinya sendiri. kenapa sampai harus melupakan anak tengahnya itu. walaupun dalam hati merasa malu, nyonya Sanjaya tetap menyebalkan mukanya.
Nyonya Sanjaya juga seketika merasa bersalah karena melupakan anaknya satu ini. Tapi bukannya menyambut apa yang diucapkan oleh sang mama. Julia malah berkata sebaliknya.
"Aku pikir kalian semua sudah berangkat, makanya aku turun. Tapi maaf mah, aku tidak pergi dengan kalian..." Ujar Julia dengan santai.
Memang benar, Julia berfikir keluarganya sudah berangkat beberapa menit yang lalu. Karena itu Ia memutuskan untuk turun, karena ia juga berencana untuk pergi ke luar menghabiskan malam minggunya sendiri.
"Loh kenapa begitu ?? Bukankah kamu bersiap-siap untuk ikut dengan rombongan mama dan papa..??" Tanya nyonya Sanjaya lagi dengan pelan.
Seolah ia harus berhati-hati untuk mengeluarkan dan memilih kata-katanya. Karena sepertinya Julia sekarang sifatnya layaknya seperti cermin yang mudah terbelah jika terjatuh. Nyatanya tidak. Julia tahan banting hehehe.
"Iya kamu kan sudah siap-siap Kenapa tidak ikut saja. lagian masih ada tempat kok buat kamu.." ujar Ridho tanpa tahu tempat. ungkapan Ridho itu langsung mendapat senggolan dari lengan sang kakak pertama.
"tidak usah dengarkan Ridho dek. ayo kita berangkat nanti adik saya mobil dengan kakak ya.."ujar Raka kepada adiknya itu.
sy bg ⭐⭐⭐⭐⭐.... terus lah membuat lbh byk lagi... sy sentiasa menunggu...